Inspired from my Big Bro..Choi Tabi..^-^ [PART 3]
Cast :
Choi Seung Hyun (Choi Tabi)
Miyamoto Riko (fiction)
Author : Nanba Hikari (C-Dragon)
=============================================================
Semakin hari Riko menjadi semakin heran dengan gelagat aneh Seung Hyun yang selalu tiba-tiba. Tiba-tiba pergi, sembunyi, melakukan sesuatu yang aneh. Dan jika di tanya, ia hanya akan diam. Sebenarnya apa yang ia sembunyikan? Apa dia sedang di kejar seseorang? Apa dia adalah anggota mafia terkenal di Korea yang di cari-cari oleh FBI cabang Korea? Ataukah dia sebenarnya penyanyi terkenal dari Korea yang kabur karena sudah malas dengan pekerjaannya? Ataukah dia pasien rumah sakit jiwa yang kabur dan dengan segenap pengetahuannya dia lari ke jepang. Tapi opsi ketiga sepertinya tidak mungkin juga!
Dan semakin lama Riko jadi ingin semakin mengenal Seung Hyun. Bukan karena apa-apa, ia hanya penasaran dengan kehidupan bocah lelaki itu.
***
“Matta ne!” seru Riko pada kakak kelas yang keluar dari gedung sekolah bersamanya. Member dari band yang merekrutnya sebagai pemain saxofone, mereka orang-orang yang menyenangkan. Mereka tidak menganggap Riko sebagai adik kelas, tetapi seperti teman. Walaupun rasa hormat Riko pada kakak kelas sama sekali tidak berkurang.
“Hai! Matta na!” kata empat orang itu, dan mereka berpisah dengan Riko.
Riko berjalan melewati gerbang sekolah. “Ne, Riko!” tiba-tiba seseorang memanggil dari belakang. Seung Hyun. Anak itu belum pulang?
“Seung Hyun? Belum pulang?” tanya Riko. “Sepertinya saat aku lewat ruang seni, ruangan itu sudah sepi!”
“Aku menunggu di sana!” jawab Seung Hyun sambil menunjuk ke belakang. Ke arah gerbang sekolah.
Riko tersenyum. “Kenapa kau tidak duluan saja? Aku kan bisa pulang sendiri!”
Seung Hyun hanya tersenyum dan berjalan mendahului Riko. Riko mengikutinya dan menyamai langkahnya, meski ia harus sedikit berlari-lari karena langkah Seung Hyun yang lebih besar dari langkahnya.
Mereka terdiam sepanjang perjalanan pulang. Sampai akhirnya Riko berani menanyakan apa yang selama ini ada di benaknya.
“Ano sa..” kata Riko mengawali. Seung Hyun melirik ke arah Riko.
“Nan ni?” tanya Seung Hyun.
“Kenapa kau selalu melakukan hal aneh?” tanya Riko melanjutkan. Seung Hyun agak tidak mengerti pertanyaan Riko.
“Aneh? Aneh bagaimana?” tanya Seung Hyun.
“Hal aneh seperti, lari tiba-tiba! Bersembunyi, padahal kau tidak melakukan kesalahan apapun! Atau hal lain yang sering kau lakukan!” jawab Riko. Seung Hyun tersenyum simpul.
“Lupakan saja itu! Aku tidak mau kau tau!” jawab Seung Hyun.
“He?” tanya Riko heran.
“Yang penting kau mau berteman denganku saja itu sudah cukup!” kata Seung Hyun sambil tersenyum.
Riko masih heran dan penasaran. “Hontou ni kimyou na!(benar-benar aneh)”
“Kimyou Ja nai yo!(tidak aneh)” kata Seung Hyun menanggapi.
“Kimyou!(aneh)” kata Riko tegas.
“I na!(tidak)” Seung Hyun tidak mau kalah. Dan sepanjang perjalanan pulang, hanya itu yang mereka obrolkan. Perselisihan antara dua individu yang tidak akan ada habisnya.
***
Makan malam. Hari ini ayah Riko pulang sore dan ia membawakan makan malam dari luar. Unagi. Makanan kesukaan Riko. Tapi tampaknya hari ini Riko tidak begitu semangat makan malam meski bau Unagi sudah mengisi seluruh ruang di rumahnya.
Saat ayah dan ibu Riko sedang makan sambil bercakap-cakap, Riko yang biasanya ikut cerewet, kali ini hanya diam sambil memainkan nasinya dengan sumpit. Ibu dan Ayah Riko jadi heran dengan kelakuan anaknya itu.
“Riko! Daijobu?” tanya ibu Riko. Riko tersadar kemudian. Ia memandang ibu dan ayahnya sejenak, kemudian tersenyum ceria.
“Hai! Daijobu!” jawab Riko. Tapi ia tidak juga memakan makan malannya.
“Apa ada masalah di sekolah?” tanya Ayah Riko.
“Yada Otoochan!” jawab Riko. Ia lalu memandang ke arah makan malamnya. “Hai! Itadakimasu!!” katanya dengan riang, kemudian segera melahap makan malamnya.
***
“Bunga itu berjatuhan dan terbang di sekelilingku. Burung- burung juga beterbangan di langit dengan riang. Musim semi kali ini benar-benar menyenangkan!” kata seseorang dari dalam kelas Riko. Ia kemudian duduk kembali setelah membacakan cerita tersebut.
Kali ini mereka sedang belajar bahasa inggris. Pelajaran yang paling tidak di sukai Riko. Makanya sekarang ia terus mengamati arlojinya. Menghitung mundur sampai bel berdering beberapa detik lagi. Dan setelah hitungannya sampai pada angka nol, bel istirahat benar-benar berdering.
“Baiklah! Jangan lupa tulis essay tentang liburan musim panas kalian nanti! Selamat liburan!” kata ibu guru bahasa inggris itu dan segera meninggalkan kelas.
Riko segera memasukkan buku-bukunya ke dalam tas dan menempelkan kepalanya di meja sambil melihat ke langit lewat jendela kelasnya. Sudah musim panas ya! Sebentar lagi libur! Menyenangkan sekali! Tapi PR tetap menumpuk seperti biasa.
Seung Hyun datang dan membuat lamunan Riko pecah. Seperti biasa, ia duduk menghadap bangku Riko dengan memunggungi jendela kelas. Riko menegakkan kepalanya dan mengerutkan dahinya. “Mengganggu pemandangan saja!” kata Riko.
“Haha..Gomen na!” jawab Seung Hyun. “Ada agenda liburan musim panas?”
“Iie!” jawab Riko. Kemudian ia menyandarkan dagunya di atas lipatan tangannya di atas meja. “Agenda ku tidur di rumah saja!”
Mereka terdiam sesaat. Kemudian Seung Hyun tersenyum. “Bagaimana kalau kita main-main!” usul Seung Hyun.
“Main? Kemana?” tanya Riko sambil melirik ke Seung Hyun.
“Kemana saja! Pantai, kebun binatang, pokoknya kita hang out!” jawab Seung Hyun. Riko memandang ke awang-awang.
“Boleh juga!” kata Riko.
Seung Hyun lalu mengambil sesuatu dari saku celananya. Selembar kertas yang di lipat-lipat menjadi kecil. Ia lalu membukanya. “Aku sudah ada agenda!” ia lalu menunjukkan isi kertas itu pada Riko. Riko membacanya. Terorganisir sekali. Seung Hyun seperti sudah merencanakannya sejak lama.
“Oke! Kita akan main-main sepanjang musim panas ini!” kata Riko sambil tersenyum senang. Seung Hyun juga tersenyum.
***
Dengan berbekal makan siang, keduanya berangkat ke kebun binatang naik bus. Hari pertama mereka menjalankan agenda libur musim panas mereka. Kedunya tampak senang berputar-putar kebun binatang sambil berfoto-foto. Mengabadikan kebahagiaan mereka.
---
Dan hampir setiap hari keduanya menjalankan agenda mereka. Mulai dari main ke pantai, ke taman kota, makan es serut, keliling kota, berkunjung ke kuil, dan segala tempat yang mereka ingin kunjungi, seperti shibuya (mereka sampai hampir sehari penuh tidak berada di rumah).
Dan agenda terakhir adalah menonton hanabi matsuri yang di adakan malam ini di tempat yang tidak jauh dari rumah mereka.
Seung Hyun sudah menjemput Riko. Dan tidak lama Riko muncul dengan pakaian biasa. Bukan Yukata, seperti yang banyak orang pakai untuk melihat hanabi matsuri. “Mana Yukatanya?” tanya Seung Hyun.
“Aku malas! Perutku akan jadi sesak kalau memakai yukata! Repot!” jawab Riko.
“Baiklah!” kata Seung Hyun, meski agak kecewa. “Ayo berangkat!”
---
Takoyaki, gulali, mainan anak-anak, es serut, lemon, permainan menangkap ikan hias dan lempar gelang, dan berbagai macam stan lainnya, berderet sepanjang jalan tempat festival ini diadakan. Seung Hyun melihat dengan tampang terpukau. Dia baru sekali datang ke acara ini. Ia tampak senang. Tidak hanya karena festivalnya, tapi juga karena anak-anak gadis dengan yukata mereka.
“Haha..aku tahu yang ada di otakmu!” ejek Riko.
“Apa katamu! Sok tau!” kata Seung Hyun. Riko nyengir. Ia lalu melihat ke kanan-kiri. Sesaat ia melihat permainan menangkap ikan hias. Ia lalu menarik Seung Hyun ke tempat permainan itu.
“Seung Hyun! Aku menantangmu bermain ini!” kata Riko. Seung Hyun melihat ke arah permainan yang sedang di mainkan beberapa orang itu. “Pak, dua jaring!” kata Riko pada orang yang menyewakan permainan itu dan membayar dengan beberapa keping uang logam. Ia lalu menyerahkan satu jaring kertas dan satu mangkuk kecil pada Seung Hyun.
“Bagaimana menangkapnya?” tanya Seung Hyun sambil berjongkok.
“Perhatikan ini! Aku sudah masternya dalam permainan ini!” kata Riko. Ia lalu mempraktekkannya. Dan dengan cepat ia menangkap salah satu ikan yang sudah ia incar sejak tadi. Tanpa merusakkan jaring kertasnya. “See?” katanya pada Seung Hyun.
“Sepertinya mudah!” kata Seung Hyun. Ia lalu mempraktekannya. Tapi sepertinya ia kurang beruntung. Jaringnya sobek saat mengangkat ikannya. “He? Sial!”
Riko tertawa. Seung Hyun lalu membayar lagi dan meminjam jaring kembali. Tapi ia tetap tidak bisa menangkap ikannya. Padahal Riko bisa mengangkat banyak ikan dengan satu jaring kertas saja. Seung Hyun memperhatikan lagi saat Riko hendak menangkap ikannya yang ke tujuh. Tetapi sesaat perhatiannya beralih lurus ke depan. Tampak dua orang seperti sedang mencari-cari seseorang. Dan tanpa berpikir lagi, ia menarik Riko menjauhi kerumunan itu sampai semua ikan di mangkuk Riko tumpah.
Mereka terus berlari sampai ke tempat yang menurut Seung Hyun aman. Mereka bersembunyi di balik sebuah kuil tua yang sepertinya sudah jarang didatangi orang.
Riko melihat ke arah Seung Hyun yang ada di depannya. “Nan desuka? Daijobu? Seung Hyun?” tanya Riko.
Seung Hyun berbalik. “Daijobu!” jawabnya. Tapi wajahnya pucat sekali. Sesaat kemudian ia memegangi dada kirinya. “Itai~~!”
“Hyun? Seung Hyun? Daijobu desuka?”
***
つづく
-Keep Shine Like HIKARI!-
No comments:
Post a Comment