Monday, July 4, 2011

You're My .. [2] [LAST PART]

Part terakhir dari FF yang semula ONE SHOT tapi akhirnya jadi chaptered ini~ -____-
Mungkin kalian akan menemukan scene yang agak familiar disini.. tapi, gw tidak melakukan plagiatisme oke? Karena ceritanya pure ide gw sendiri~^^
Enjoy reading~!^^

You're My...


"Ji Yong-a! Ada yang datang mencarimu!" seru salah seorang yang berada di bagian depan studio. Ji Yong yang berada didalam langsung keluar untuk menemui orang itu. Ia tahu hantaran CD nya pasti sudah datang. Tapi sesaat ia terkejut saat mendapati siapa yang datang.

"Hyung? Kok? Perasaan aku tadi menelpon Yongie?" ujar Ji Yong bingung.

"Dia tampak tidak sehat tadi, jadi aku menggantikannya! Sekalian aku pergi ke stasiun TV untuk talkshow!" jawab Seung Hyun seraya menyodorkan CDnya yang baru diambilnya dari dalam tas.

Ji Yong menerima CD itu namun tampangnya tampak berpikir. "Keurae?" katanya tidak yakin. "Sepertinya tadi dia baik-baik saja.. umh.. sudahlah~!" gumamnya sendiri. "Gomapda hyung!" serunya kemudian kembali masuk ke dalam studio. Namun Seung Hyun tetap berada disana sesaat, memperhatikan adiknya itu hingga ia menghilang di balik pintu studio.

***

"Untukmu!" ujar Hyun Seung seraya menyodorkan kaleng minuman untuk Chae Yong. Chae Yong tersenyum tipis saat menerimanya, namun tidak mengatakan apapun. Sekarang mereka sedang ada di kantin sekolah. Namun sepertinya keduanya sedang tidak nafsu makan. "Gwaenchanayo?"

Chae Yong tempak gugup sesaat, tapi kemudian ia menampakkan senyum kecil di wajahnya. "Oh!" jawab Chae Yong asal mengiyakan.

"Jincha?" tanya Hyun Seung lagi memastikan. Chae Yong hanya mengangguk kecil dengan senyum tipis. "Tapi wajahmu bukan wajah seseorang yang baik-baik saja!" komentarnya. Chae Yong tetap tidak menjawab. Sesaat mereka hening. Sampai Chae Yong angkat bicara dan menanyakan sesuatu pada Hyun Seung.

"Seungi-a.. aku ingin menanyakan sesuatu padamu.." ujar Chae Yong gugup. Hyun Seung yang semula memandang ke arah lain pun kini mengembalikan perhatiannya pada sahabatnya itu.

"Wae? Jadi benar ada sesuatu yang merisaukanmu ya?" ujar Hyung Seung dengan senyum kecil. "Katakan saja! Aku akan membantumu!"

Chae Yong menarik nafas sejenak, kemudian melepaskannya pelan. Seperti ada sesuatu yang benar-benar mengganjal di hatinya, dan ia mulai bicara. "Kau pernah menyukai atau disukai seseorang?" tanya Chae Yong frontal.

"M..mwo?" Hyun Seung jadi gugup tiba-tiba. Tapi dia mencoba menyembunyikannya.

"Apa yang kau lakukan jika kau tahu seseorang menyukaimu? Kau harus merasa senang.. atau.. kau sedih..?" tanya Chae Yong polos sambil memandang ke minuman kaleng di hadapannya. Namun sepertinya pertanyaan itu membuat bocah lelaki di hadapannya itu jadi gugup. Ia mencoba mencerna apa yang dimaksudkan oleh Chae Yong.

"A..apa maksudmu? Kenapa tiba-tiba menanyakan hal seperti ini?"

"Aku belum pernah mengalaminya! Ini tentang perasaan!" ujar Chae Yong lagi. "Apa aku harus merasa senang.. atau aku harus sedih dan marah?" lanjutnya. Ia kemudian memandang Hyun Seung serius. "Kalau kau? Apa yang harus kau lakukan?"

"N..nan? Ah.. umh.." Hyun Seung gugup. Ia memutar matanya ke segala arah mengahadapi perasaan gugup bercampur bingungnya. "Ini.. tergantung padamu! Kau bisa saja senang saat seseorang yang menyukaimu adalah orang yang kau sukai juga! Tapi kalau tidak.." Hyun Seung menghentikan kata-katanya, dan memandang Chae Yong dengan wajah bertanya-tanya. "Tapi.. kenapa kau menanyakan ini? Kau.. menyukai seseorang?"

"Ahm.. umh.. ahniya~!" jawab Chae Yong sok tidak apa-apa. Namun Hyun Seung bisa tahu sedang ada sesuatu dengan kawannya itu.

***

"Aku pulang!" Ji Yong berteriak. Setelah semalam ia tidak pulang, akhirnya kini ia masuk juga kedalam rumahnya. Ia berpapasan dengan Chae Yong yang baru saja keluar dari kamarnya. Dan sepertinya ia akan pergi lagi. Namun tidak seperti biasanya, Chae Yong tidak mengatakan apapun pada kakak lelakinya itu. Bahkan sekedar menyapanya. "Yongie-a? Mau kemana?" tanya Ji Yong dengan gaya sok ramahnya seperti biasa. Namun Chae Yong tidak meresponnya, tapi malah mempercepat langkahnya keluar rumah. Ji Yong menggaruk kepalanya sebentar. "Dia kenapa sih?"

"Ya! Dari mana saja kau?" seseorang memanggilnya, dan membuatnya mengalihkan perhatian.

"Hyung? Tidak shooting?" Ji Yong malah balik tanya.

"Baru pulang!" jawab Seung Hyun pendek.

"Hyung! Apa aku membuat kesalahan?" tanya Ji Yong frontal dan membuat kakak pertamanya itu mengernyitkan kening. "Kenapa Yongie begitu dingin hari ini? Bahkan kemarin pun ia meminta kau yang mengantarkan CD itu! Apa ada yang tidak beres saat aku tidak dirumah kemarin?" tanya Ji Yong lagi.

Seung Hyun tampak berpikir sejenak. "Molla.. tapi anak itu memang agak aneh akhir-akhir ini! Aku tidak tahu kenapa. Tapi semoga saja bukan seperti apa yang aku pikirkan!" jawabnya.

"Maksud hyung?"

"Ahni! Cepat mandi sana! Aku tahu kemarin kau tidak sempat mandi seharian!" ujar Seung Hyun dengan senyum tipis seraya mendorong Ji Yong ke arah kamar mandi. Ji Yong hanya tersenyum kecil menanggapi ulah kakaknya itu, dan bergegas masuk kedalam kamarnya.

Ji Yong berkacak pinggang sambil memandang sekeliling kamarnya. Berantakan sekali! Benar-benar tidak ada yang menyentuh kamarnya sejak kemarin? Sambil mendengus kesal entah pada siapa, ia mulai membereskan kamarnya. Namun saat membereskan meja belajar ia merasa aneh sesaat. Posisi buku-bukunya sebelumnya tidak se berantakan ini. Ia suka menumpuk bukunya menjadi satu tumpukan sebelum ia pergi, namun kini ada beberapa buku tergeletak tidak di tumpukan yang sama, dan salah satu buku catatannya terbuka di halaman yang tidak seharusnya seorangpun, kecuali dirinya membaca halaman itu.

"Kenapa..?" gumamnya. Namun sesaat ia mengingat sesuatu. "A..ah.. jeongmal paboya, Ji Yong-a!"

***

"Ya! Ayo kita pulang! Kedainya sudah hampir tutup!" Hyun Seung mengguncang-guncangkan tubuh kecil Chae Yong yang tergolek lemas di atas meja kedai. Bukan.. dia tidak sedang sekarat, tapi dia mabuk. "Ah! Padahal salah minum satu teguk saja kau sudah mabuk seperti habis minum lima botol!" keluh Hyun Seung. Ini sebenarnya juga ketidak sengajaan pelayan yang salah mengantarkan pesanan minuman, dan pada akhirnya Chae Yong meminum minuman yang sebenarnya mengandung alkohol itu. Hanya satu teguk. Namun beberapa menit kemudian ia langsung mabuk. "Ya! Yongie-a!" teriak anak laki-laki itu lagi.

Hyun Seung kembali duduk di kursinya sambil memperhatikan gadis yang sudah kepayahan gara-gara satu teguk arak itu. "Maaf, mohon segera pulang, kedai kami akan tutup sebentar lagi!" ujar si pemilik kedai dengan sopan pada Hyun Seung.

"Ne!" jawab Hyun Seung lemas. Dia merasa tak ada pilihan lain, ia harus menggendongnya pulang.

Sepertinya sih kecil, tapi seperti memikul karung beras, ternyata gadis itu berat sekali. Hyun Seung sampai harus berhenti sejenak saat ia merasa tidak kuat lagi untuk berjalan. Dan setelah beberapa detik ia mengumpulkan tenaga, ia kembali berjalan lagi. "Haish.. aku tidak mungkin mengantarmu dalam keadaan seperti ini~" gumamnya sambil sesekali mencoba bernafas.

"Kalau begitu~.. tinggalkan saja aku disini~.. aku..~ aku~ juga tidak mau pulang~.." ujar Chae Yong pelan dengan nada ngelantur. Ia sudah bangun, tapi masih mabuk. "Turunkan aku disini saja..~"

"W..wae? Paboya! Mana mungkin aku meninggalkanmu di sembarang tempat!" jawab Hyun Seung. Namun Chae Yong tidak meresponnya lagi. Hyun Seung membenarkan posisi Chae Yong yang ia gendong di punggungnya, kemudian berjalan lagi. "Kau benar-benar punya masalah di rumah? Sampai kau tidak mau pulang?" tanya Hyun Seung asal.

"Mwo~? Kenapa kau bertanya~~?" tanya Chae Yong. "Masalah yang memalukan~~.. bocah itu..~! Kenapa ia harus datang ke rumahku~??" ia mulai ngelantur. Hyun Seung tidak menanggapi. Ia hanya mendengarkan ocehan gadis yang ia gendong di punggungnya itu. Ia pikir, mempercayai omongan orang mabuk itu sama saja percaya pada pembohong. "Napeun!" gumam Chae Yong sambil memukul pundak Hyun Seung pelan. "Kalau bukan kakakku..~" gadis itu menghentikan ocehannya. Ia mengehela nafas pelan. "Bagaimana oppa bisa punya perasaan seperti itu~~.. oppa~.. otteokhe~? otteokhajo~??" dan tiba-tiba gadis itu menangis.

"Y.. Yongie-a? W..wae? Oppa..?" Hyun Seung merasa janggal. "Kau.. kenapa..?" wajah Hyun Seung jadi lebih khawatir dari sebelumnya. "A..andwe~" gumamnya sambil terus melanjutkan langkahnya. Namun sesaat ia merasa hampa.

***

"Aku pulang~!" seru Seung Hyun saat ia masuk kedalam rumah. Ia baru saja keluar sebentar mengurusi sesuatu dengan agensinya. Karena ia tidak tingga di asrama, dia jadi harus bolak-balik ke kantor managemennya yang jaraknya cukup jauh dari rumahnya. Namun meski begitu, ia tetap tidak mau meninggalkan rumahnya.

"Seung Hyun, kau bersama Yongie?" tanya ibu segera seraya keluar dari dapur sambil me-lap tangannya dengan bagian bawah celemek yang dipakainya. Seung Hyun menaikkan kedua alisnya tanda tidak mengerti. "Anak itu belum pulang sejak pergi tadi sore. Dia juga tidak mengatakan tujuannya mau kemana, kau tahu dimana dia?"

Seung Hyun melihat arlojinya. Sudah hampir tengah malam. "Ibu tenang saja, aku akan mencarinya!" katanya. "Ibu istirahat saja!"

Ia beranjak untuk kembali ke kamarnya, bersiap-siap untuk mencari Chae Yong malam itu juga, namun niatnya ia urungkan saat seseorang muncul dari pintu salah satu kamar dengan wajah bingung. "Hyung..~" panggilnya. "Aku mungkin tahu dimana Chae Yong berada.."

***

Di sebuah ruangan dimana banyak poster anime tertempel di sekelilingnya, juga beberapa lembar komik strip yang baru diselesaikan di tempel pada salah satu dinding, dan terdapat sebuah meja di cukup besar dengan banyak peralatan gambar dan cat untuk mewarnai, Chae Yong mendapati dirinya tengah tidur disana. Ia langsung membangunkan diri, meski merasakan sedikit pusing di kepalanya. Ia melihat sekeliling. Ia belum pernah melihat tempat ini. Seperti ruangan seorang mangaka terkenal yang sudah banyak menghasilkan karya. Ia sangat terkesan.

Namun sesaat matanya tertuju pada seseorang dengan hoodie coklat tengah meringkuk di depan meja dengan memeluk sebuah bantal, dan hanya beralaskan karpet. Tak lama kemudian orang itu juga bangun dari tidurnya dan menoleh kearah Chae Yong. "Ya.. sudah bangun?" ujarnya dengan nada masih mengantuk. Ia kemudian beranjak bangun dan mengusap matanya beberapa kali. "Biar aku ambilkan minum sebentar!" katanya lagi kemudian keluar dari ruangan itu.

Jadi ini kamar Hyun Seung. Setelah pulang dari kedai, bukannya mengantar Chae Yong pulang, Hyun Seung malah membawa Chae Yong ke rumahnya. Ia takut akan di marahi jika mengantar temannya pulang dalam keadaan seperti itu. Tak lama Hyun Seung kembali dengan segelas air putih ditangannya. "Minumlah!" katanya seraya memberikannya pada Chae Yong.

"Kenapa kau membawaku kemari? Ini kamarmu ya?" tanya Chae Yong kemudian meminum beberapa teguk air putih itu dan meletakkan gelasnya di atas meja yang ada di sebelah tempat tidurnya.

"Aku tidak mungkin mengantarmu pulang dalam keadaan mabuk!" jawab Hyun Seung jujur. "Aku baru tahu ada yang bisa mabuk hanya karena satu teguk arak!" komentarnya kemudian. Namun Chae Yong seperti tidak mendengar. Ia malah berlari melihat gambar-gambar yang ada diatas meja besar itu. Sebut saja meja kerja Hyun Seung.

"Waahh~ keren~! Kenapa kau tidak bilang kalau kau menghasilkan karya yang keren seperti ini? Sebenarnya sejak kapan sih kau suka komik?" katanya sambil melihat semua hasil kerja Hyun Seung. Selama ini di club Hyun Seung bekerja sebagai asistennya, bocah itu tidak pernah memperlihatkan potensi sebenarnya. "Kalau begini mulai sekarang aku saja yang jadi asistenmu! Hasil karyamu jauh lebih baik dariku!"

"Ya! Sudahlah~! Kau kan ketua clubnya!" Hyun Seung merebut semua gambar yang ada ditangan Chae Yong, kemudian menyatukan dengan yang ada di atas meja dan merapikannya. Chae Yong melengos, kemudian melihat kearah lain. Hyun Seung yang sedang merapikan mejanya, sejenak diam dan melirik ke arah Chae Yong. "Y.. Yongie-a.." katanya pelan.

"Hmmh?"

Hyun Seung meletakkan kertas-kertas itu kemudian duduk bersila di sebelah Chae Yong. "Maaf sebelumnya kalau aku terlalu lancang menanyakan ini, tapi.." Hyun Seung menggantung pertanyaannya sejenak. "Emh.. ada apa dengan kau dan Ji Yong hyungnim?"

Dan sontak Chae Yong menoleh ke arah Hyun Seung. "Apa maksudmu?"

"Semalam.. saat mabuk kau selalu mengomel ..oppa~ oppa~ eottokhe~.. entah kenapa pikiranku jadi tertuju pada kakakmu! Entah apa aku salah dengar atau.." Hyun Seung menghela nafas sebentar. "Sudahlah, jangan dipikirkan!"

"Seungi-a!" Chae Yong menarik lengan hoodie Hyun Seung saat bocah itu hendak beranjak pergi, dan membuat Hyun Seung kembali ke posisinya semula.

***

"Dia di rumahku, Seung Hyun hyungnim.. aku tidak tahu harus melakukan apa saat kemarin ia bilang tidak mau pulang. Makanya aku bawa saja ke rumahku!" jawab Hyun Seung jujur pada Seung Hyun yang menemuinya di sebuah taman bermain tak jauh dari rumahnya. Ia datang tanpa diketahui Chae Yong setelah Seung Hyun menghubunginya melalui ponsel.

"Dia menceritakan sesuatu padamu?" tanya Seung Hyun dengan wajah tenangnya.

Hyun Seung mengangguk kecil. "Aku tidak memintanya, tapi ia memang tipe orang yang tidak suka menyimpan masalahnya. Jadi dia katakan semuanya." jawab Hyun Seung, kemudian tersenyum kecil. "Aku tidak tahu hubungan mereka seperti itu!"

"Tidak kok! Mereka tidak seperti itu!" ujar Seung Hyun. "Tidak bagi Chae Yong. Aku sangat mengerti karena dia adiku sendiri. Begitu juga dengan Ji Yong. Tapi aku tidak tahu bocah itu ternyata menyimpan perasaan yang dalam. Hmhh.. seharusnya aku sudah mengetahuinya sejak lama!"

Hyun Seung menoleh ke arah Seung Hyun yang duduk di sebelahnya. "Ji Yong bukanlah saudara kandung kami. Itulah kenapa Chae Yong memanggilnya tuan Kwon, bukannya oppa! Tapi dibandingkan denganku, Chae Yong lebih dekat dengan Ji Yong dan mereka memiliki hubungan persaudaraan yang sangat akrab!" jelas Seung Hyun. Ia menghela nafas sejenak sebelum meneruskan ceritanya. "Tapi mungkin karena orang tua kami tidak pernah merahasiakan bahwa ia bukanlah saudara kandung, dan hubungan baiknya dengan Chae Yong, membuatnya memiliki perasaan lain. Sebenarnya aku sudah was was sejak awal. Tapi aku tidak tahu ini akan benar-benar terjadi!" Seung Hyun tersenyum kecil, kemudian menoleh ke arah Hyun Seung. "Seperti cerita drama ya?"

Hyun Seung tersenyum kecil dan menyembunyikan wajah cemasnya. Namun hal itu terbaca oleh Seung Hyun. "Lalu kau?" katanya singkat.

"A..aku?" Hyun Seung tiba-tiba gugup, dan membuat Seung Hyun terkekeh dan menepuk bahu bocah itu pelan.

"Tolong bujuk ia pulang! Bilang padanya semuanya akan baik-baik saja!" ujar Seung Hyun pada bocah lelaki di sebelahnya itu. Hyun Seung mengangguk kecil, namun wajahnya nampak sedikit ragu-ragu.

***

"Kau benar-benar sudah tidak apa-apa?" tanya Hyun Seung pada Chae Yong saat bocah perempuan itu tengah mengenakan sepatunya setelah ia memutuskan untuk pulang.

Chae Yong mengangguk kecil, kemudian bangkit setelah mengenakan sepatu keds nya. "Iya! Aku tidak akan mungkin merepotkanmu terus seperti ini kan!" ujar gadis itu sok ceria, dan membuat Hyun Seung tambah khawatir. "Baiklah, aku akan pergi! Sampai jumpa besok!" katanya dan bergegas keluar pintu.

Namun Hyun Seung menahannya dengan menarik lengannya dan membuat Chae Yong membalikkan badan lagi ke arah Hyun Seung. "Wae?"

"Kau.. benar-benar baik-baik saja kan?" Hyun Seung bertanya lagi.

Chae Yong tersenyum dan menepuk-nepuk bahu Hyun Seung. "Gwaenchanayo! Jeongmal gwaenchana!" jawabnya, dan kini ia benar-benar pergi. Ia merasa, meski dengan hati berat, ia harus kembali ke rumah dan menghadapi apapun yang terjadi.

---

Chae Yong berjalan pulang dengan menghilangkan pikiran-pikiran buruk soal Ji Yong dan bertekad saat sampai di rumah nanti ia harus berakting seakan tidak terjadi apa-apa. Namun sebelum tekadnya itu tertanam dengan kuat, seseorang yang baru saja dipikirkannya kini sudah berada di hadapannya dengan tampang khawatir, dan sepertinya ia mencari-cari Chae Yong sejak tadi.

"Y..Yongie-a..~" panggilnya pelan saat melihat gadis itu tepat di hadapannya.

"Op.." Chae Yong bergumam kecil. Namun sesaat kemudian ia tersenyum kecil dan menghampiri bocah lelaki berkepala pirang itu sok akrab. "Tuan Kwon! Sedang apa kau disini?" ujarnya.

Namun bukan dibalas dengan sapaan akrab, Ji Yong malah memeluknya erat, dan raut wajah khawatirnya masih belum berubah. "K..Kwon-ssi~?" gumam Chae Yong. Ia pikir Ji Yong belum tahu masalahnya, tapi melihat sikapnya kali ini, sepertinya kakaknya itu sudah tahu semuanya.

"Mianhada.." katanya pelan. Ji Yong masih memeluk adik bungsunya itu erat. "Aku seharusnya tidak menyuruhmu mengambilkan CD.. ah.. bukan.. aku seharusnya tidak menuliskan itu! Atau.. aku seharusnya tidak datang sebelas tahun yang lalu.. mianhada..~"

"Oppa.." gumam Chae Yong, dan membuat Ji Yong melepaskan pelukannya.

"Kau.. kau panggil aku oppa?" Ji Yong berteriak. "Coba katakan sekali lagi!"

"Kwon Ji Yong!" Chae Yong tidak mau mengulang kata-katanya tadi.

"YA!!" Ji Yong berteriak. Namun setelahnya ia hanya tersenyum kecil dan mengacak rambut adiknya itu. "Tapi sebelum kita pulang, aku punya satu permintaan untukmu!" katanya kembali serius pada Chae Yong. Gadis itu tidak menjawab, ia hanya memandang kakaknya itu dengan tatapan polosnya. "Jadilah jhagi ku.. sehari ini saja!" pintanya.

"Eh..?"

"Aku mohon! Aku ingin mengatakan ini sejak lama.. tolong, untuk sehari ini saja jangan berpikir aku adalah kakakmu!" pintanya lagi. Chae Yong tidak menjawab. Ia bingung harus mengatakan apa, namun dengan asal dan tanpa mendengar jawabannya, Ji Yong menggandeng tangan kanan Chae Yong dan menariknya pergi. "Kajja! Kalau tidak cepat nanti kita ketinggalan bus!" ajaknya dan membuat Chae Yong tidak bisa melakukan apa-apa selain menuruti kakaknya.

***

Nonton film, makan, dan berjalan-jalan mengitari tempat-tempat terkenal di Seoul, itu yang mereka berdua lakukan di kencan mereka. Kencan untuk yang pertama dan terakhir. Namun meski begitu, keduanya tampak begitu senang. Mereka benar-benar terhibur sampai melupakan masalah yang mereka alami sebelumnya. Ke akraban mereka terjalin kembali, meski kali ini Ji Yong meminta adiknya untuk mengilangkan status adik kakak mereka. Meski pada awalnya sulit, tapi ia berusaha melakukan sesuatu untuk kakaknya itu hanya sehari ini saja.

Dan terakhir, mereka mengambil foto di sebuah fotobox di pinggi jalan. Dengan pose-pose wajah yang aneh, mereka mengambil beberapa foto, dan mereka tertawakan sendiri setelah melihat hasilnya. "Wajahmu benar-benar terlihat bodoh!" Chae Yong tertawa terbahak-bahak setelah mengatakannya, dan membuat Ji Yong menempeleng kepalanya kedepan. Namun Chae Yong tetap terbahak.

"Kau senang? HA?? Menyebalkan sekali!" ujar Ji Yong dan kembali menempeleng Chae Yong. Namun sesaat kemudian ia merangkulnya akrab dengan senyum tersungging di bibirnya. "Gamsahaeyo~!" ujarnya.

"Hmm?" tanya Chae Yong yang masih melihat semua foto mereka.

"Sudah menyanggupi permintaanku hari ini, gomapda!" katanya lagi.

Chae Yong tersenyum kecil, kemudian memberikan foto-foto itu pada Ji Yong. Ia menarik nafas pelan, seakan ingin menanyakan sesuatu pada Ji Yong. Namun ia hanya berakhir dengan menganggukkan kepalanya dengan senyum kecil untuk mengiyakan ucapan terima kasih dari kakaknya itu.

Tak lama bus mereka datang, dan setelah seharian main-main, mereka berniat untuk pulang. Bus ini sudah sepi. Hanya ada beberapa orang didalamnya, dan kedua kakak beradik itu duduk di barisan ketiga dari belakang. Chae Yong terus memandang keluar jendela. Lampu-lampu jalan itu menarik perhatiannya sejak tadi.

"Yongie-a!" panggil Ji Yong, dan membuat Chae Yong mengalihkan perhatiannya. Ia kemudian mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya. "Untukmu!" katanya sambil menyodorkan sebuah pena khusus untuk menggambar manga. "Mungkin tidak terlalu mahal, tapi aku pikir itu akan berguna! Chukkae~! Maaf aku telah mengucapkannya!"

Chae Yong menerima pena itu dan mengamatinya sejenak. "Omo~ gomapda! Ini benar-benar akan sangat berguna!" ujar Chae Yong dengan senyum lebar. Ji Yong tersenyum kecil.

Mereka berdua terdiam setelahnya, sampai Ji Yong angkat bicara lagi. "Yongie-a.. jhoayo~!" gumamnya. Namun gumaman itu bisa terdengar jelas oleh Chae Yong. Tapi setelah mengatakan itu, Ji Yong belagak biasa saja. "Setelah turun dari bus ini, aku akan kembali menjadi kakakmu! Dan kau kembali jadi anak buahku! Arraseo? Jadi jangan khawatir!"

Chae Yong tersenyum dan mengangguk, "Ne arrata!"

Tak lama bus pun berhenti di halte dimana seharusnya mereka turun. Ji Yong turun duluan, diikuti Chae Yong turun di belakangnya. Dan benar saja, keduanya kembali lagi seperti biasanya. Ji Yong merangkul leher adiknya itu dan mengacak rambutnya semangat sambil berjalan pulang menjauhi halte ke arah rumah mereka.

"Omo! Oppa sms! Kau belum bilang Seung Hyun oppa kalau kita akan pergi?" tanya Chae Yong dalam perjalanan pulang.

Ji Yong merebut ponsel Chae Yong dengan tangan kirinya. "Sudah, hapus saja! Pura-pura saja kau tidak dapat sms dari Hyung!" katanya kemudian mengembalikan ponselnya lagi setelah benar-benar menghapus pesan itu.

'sepertinya aku akan menyesal memutuskan untuk turun dari bus.. seharusnya aku tetap berada disana bersamanya..' batin Ji Yong.

***

"Yaa.. aku pulang sendiri saja! Masih banyak yang harus aku kerjakan!" ujar Chae Yong pada seseorang melalui ponselnya. Kemudian segera menutupnya setelah pembicaraan mereka selesai. Chae Yong membereskan barang-barang yang berserakan di atas meja kerjanya di ruang clubnya. Namun ia tidak langsung pulang. Ia masih mengecek pekerjaan teman-temannya yang besok sudah harus di finishing sebelum akhirnya akan diikutkan kedalam lomba. "Ah.. ini punya Seungi.." gumamnya. Ia membaca komik strip 4 lembar itu dan terpukau.

"Kau menyukainya?" seseorang tiba-tiba datang dan membuat Chae Yong berteriak kaget hingga ia melompat dan kakinya terantuk meja.

"Aish..~ datang pake tanda-tanda donk!" keluh Chae Yong sambil mengusap kakinya. Rasanya lumayan untuk sekedar terantuk.

Hyun Seung yang baru datang langsung menuju ke mejanya dan mengambil sesuatu dari laci mejanya dan memasukannya kedalam tas. "Bagaimana.. kau dan hyungnim?" tanya Hyun Seung gugup. Ia tetap berdiri didepan mejanya tanpa berani berbalik dan memandang kearah Chae Yong.

"Hyungnim? Tuan Kwon maksudmu?" tanya Chae Yong. "Kami baik-baik saja! Memangnya kenapa?"

"A..ahni.." Hyun Seung kembali mengambil beberapa barang di atas mejanya dan memasukannya kedalam tas.

Chae Yong tersenyum kecil, kemudian mengembalikan komik strip 4 lembar yang semua ditempel di dinding, dan berlari mendekati Hyun Seung. "Kau cemburu?" tanya Chae Yong menggodanya. "Ha? Yeppo?"

"YA!!" Hyun Seung berteriak, dan membuat Chae Yong mundur beberapa langkah dan berbalik ke mejanya.

"Arraseo! Arraseo!" katanya, kemudian mengambil ranselnya. "Aku pulang dulu ya!" katanya dan bergegas pergi.

"Jamkanman!" tiba-tiba Hyun Seung berteriak, dan membuat Chae Yong menghentikan langkahnya kemudian berbalik.

"Mwo? Yeppo namja?" katanya.

"Jhoayo~ Yongie-a..~" ujar Hyun Seung gugup. "Aku.. tidak tahu harus mengatakan apa lagi.. Jhoayo!"

"Arra~!"

"He??" Hyun Seung kaget. Ia memandang Chae Yong dengan wajah shock nya.

"Kau pikir kenapa aku bersedia pulang hari itu? Aku sudah memutuskan sesuatu sebelum kau pulang dari menemui kakakku! Tanpa kau suruh pulang pun aku sudah berniat untuk pulang! Karena aku sudah tahu jawabannya!" ujar Chae Yong panjang. Ia kemudian mengeluarkan sesuatu dari saku jas seragamnya. "Aku menemukan gambar ini di laci meja belajarmu!" katanya lagi.

Hyun Seung mengamati gambar yang ada ditangan Chae Yong itu sejenak. Sebuah sketch yang dibuatnya dengan pensil warna dengan beberapa tulisan sebagai tambahannya, yang menggambarkan perasaannya terhadap gadis yang ada dihadapannya sekarang. Ia segera berusaha merebut gambar itu begitu ia tahu gambar itu yang ada di tangan Chae Yong. Namun Chae Yong tidak mau memberikannya. "YA! Kembalikan!!" Hyun Seung berteriak.

"Andwe~!" goda Chae Yong. Namun pada akhirnya gambar itu berhasil di rebut kembali oleh Hyun Seung.

"Lalu bagaimana denganmu?" tanya Hyun Seung kemudian.

Chae Yong tersenyum lebar. "Masa kau tidak bisa menyimpulkan sendiri dari penjelasanku tadi? Jeongmal paboya!" jawabnya. Hyun Seung memandang Chae Yong dengan tatapan bingung, namun sesaat kemudian ia memperlihatkan wajah kaget. Tampaknya ia mengerti apa maksud Chae Yong.

"Tapi.."

"Mungkin tahun depan aku juga akan ikut club theater! Aku merasa cukup pintar berakting!" katanya dengan tampang sombong. Namun sesaat kemudian ia tersenyum lebar. Hyun Seung juga membalas senyumnya. Mereka merasa hal yang baru saja terjadi itu sangat lucu. Dan sedikit bodoh.

***THE END***

Thanks for reading and don't forget to leave a coment!^^
Sankyuuh~!!

-Keep Shine Like HIKARI-

7 comments:

  1. AKHIRNYA SAYA BACA JUGA YANG INI -____-

    aaaaaa *acak2 rambut sendiri* yadeh author itu dewa (?) hahaha

    ih Sidi bagus2 deh ah ceritanya! XD gabakal ada yang kepikiran bikin cerita begini selain Sidi XDD

    saya mau daftar fanclub nya Sidiii *hands up* (?) #lebay

    ReplyDelete
  2. kkk makasi~ xD
    bikinin nama fandomnya sekalian bang.. *WAHAHA* /plak/

    ReplyDelete
  3. ^^ im spechless . kerja sama yukk ? kkkk ~

    ReplyDelete
  4. yang sabar bang jidi... masih ada si Dara kkkk

    part mereka yang naik bus kaya si si gominam sama si hongki :D

    daaaannnn pada akhirnya jiyong dan chae yong tidak bersama sebagai kekasih, gppla toh keluarga kan selama2 nya :D dan sepertinya akan tumbuh benih2 cinta antar chae yong dengan hyunseung swit swit..

    -sequel!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. emang ak dapet idenya dari gominam itu.. ak lagi seneng2nya sama scene itu jaman bikin ini~ hhe..

      hahaha..

      waa.. di mintain sekuel terus~ ><

      thx btw^^

      Delete
    2. di banding minta makan mending minta sequel kan? hahaha

      Delete