Karya ini sebenarnya gw buat untuk lomba FANFIC yang seharusnya paling lambat dikumpulkan 9 Mei lalu.. Tapi gw merasa engga sreg. Bukan karena sesuatu hal yang menyangkut penjurian dan yang lainnya. Tapi engga sreg karena kenapa cuma 8 halaman?? T_T
Sebenernya gw udah bikin pas 8 halaman. Dan gw berniat mengirimkannya pada malam saat gw selesai bikin ini. Tapi entah kenapa gw ragu dengan FF buatan gw itu. Gw merasa alurnya terlalu tergesa-gesa dan hati gw berkata untuk engga bisa dengan FF yang seperti ini! (ceileh)
Dan pada akhirny, gw memilih untuk mengurungkan niat, dan gw share aja FF ini di Blog tercinta gw ini, dengan sedikit editing pada alur cerita, tapi tidak mengubah isi ceritanya^^
Then, Enjoy Reading!^^
Sebenernya gw udah bikin pas 8 halaman. Dan gw berniat mengirimkannya pada malam saat gw selesai bikin ini. Tapi entah kenapa gw ragu dengan FF buatan gw itu. Gw merasa alurnya terlalu tergesa-gesa dan hati gw berkata untuk engga bisa dengan FF yang seperti ini! (ceileh)
Dan pada akhirny, gw memilih untuk mengurungkan niat, dan gw share aja FF ini di Blog tercinta gw ini, dengan sedikit editing pada alur cerita, tapi tidak mengubah isi ceritanya^^
Then, Enjoy Reading!^^
MAESTRO CHOI
Seorang bapak-bapak umur 50 tahun mengendarai sepedanya melewati sepanjang sungai Han. Sepeda itu akan mengeluarkan deritan setiap kali ahjussi itu mengayuhnya. Namun ia terus mengayuh dan mendengarkan deritan itu seperti musik di telinganya. Ia tersenyum sesekali saat orang-orang menyapanya. Sepertinya pria itu cukup terkenal, karena banyak orang yang menyapanya di sepanjang perjalanannya.
Ahjussi itu akhirnya turun dari sepedanya setelah sampai di sebuah tempat parkir sepeda, kemudian mengambil ranselnya dari dalam keranjang, dan bergegas pergi. Ia menuju ke arah gedung yang dikenal sebagai gedung tempat kursus seni terbesar di Seoul.
“Maestro Choi!” seseorang tiba-tiba berteriak dari arah lain. Ahjussi dengan rambut yang tampak rapi itu berhenti sejenak dan menoleh. “Maestro Choi! Selamat pagi!”
“Hei..selamat pagi!” balas pria yang di panggil Maestro Choi itu. Dan mereka melanjutkan obrolan sambil berjalan masuk kedalam gedung kursus yang berukuran cukup besar itu.
Yah, dialah Maestro Choi. Choi SeungHyun. Mantan rapper sebuah band hip hop papan atas, BIGBANG, dengan nama panggung TOP. Dan kini sudah bekerja sebagai direktur sebuah tempat kurusus kesenian terbesar ini. Meski kadang BIGBANG masih tampil bersama, tapi kini mereka sudah memiliki pekerjaan masing-masing.
Maestro Choi masuk kedalam sebuah ruang auditorium yang sudah penuh dengan siswa siswi. Hari ini ia ingin memberikan sedikit bimbingan pada mereka. Bukan menyangkut musik, ia hanya ingin memberikan masukkan dengan segala pengalamannya bergelut didunia entertainment selama ini. Sedangkan pria yang semula mengobrol dengannya disepanjang lorong, kini memilih duduk di antara siswa disana. Ia tersenyum melihat pria setengah baya itu selalu tampak keren dan menyenangkan. Ia masih sama seperti dulu, saat menemukannya tanpa harapan di depan asrama, tempat Maestro Choi tinggal waktu itu.
Maestro Choi masuk kedalam sebuah ruang auditorium yang sudah penuh dengan siswa siswi. Hari ini ia ingin memberikan sedikit bimbingan pada mereka. Bukan menyangkut musik, ia hanya ingin memberikan masukkan dengan segala pengalamannya bergelut didunia entertainment selama ini. Sedangkan pria yang semula mengobrol dengannya disepanjang lorong, kini memilih duduk di antara siswa disana. Ia tersenyum melihat pria setengah baya itu selalu tampak keren dan menyenangkan. Ia masih sama seperti dulu, saat menemukannya tanpa harapan di depan asrama, tempat Maestro Choi tinggal waktu itu.
♫ ♫ ♫
(21 tahun yang lalu)
“Hei!” seseorang menepuk bahu seorang anak SMA yang tengah duduk bersandar pada dinding luar asrama YGentertainment. Anak itu tidak bergeming. “Hei!” sekali lagi orang itu memanggil, dan akhirnya anak itu menoleh kearahnya. “Kau sedang apa?”
Anak SMA itu terdiam sejenak sambil memandang takjub pada laki-laki tinggi yang berjongkok dan memegang pundaknya itu. “Bukankah kau TOP? Choi TOP-ssi? BIGBANG?” anak SMA itu berteriak takjub setelah mengetahui siapa yang barusan memanggilnya.
“Tentu saja!” TOP menjawab dengan nada datar, dan matanya masih memandang anak SMA didepannya itu polos. “Kau sedang apa disini?” tanya TOP sekali lagi. Bocah itu hanya menggeleng kecil. “Mau ikut aku?”
“Eh? Kemana?” tanya anak SMA itu memastikan. TOP tidak menjawab. Ia hanya berlalu dari hadapannya. Anak SMA yang semula terdiam dengan wajah bingung itu segera mengikuti kemana TOP akan pergi.
---
(21 tahun yang lalu)
“Hei!” seseorang menepuk bahu seorang anak SMA yang tengah duduk bersandar pada dinding luar asrama YGentertainment. Anak itu tidak bergeming. “Hei!” sekali lagi orang itu memanggil, dan akhirnya anak itu menoleh kearahnya. “Kau sedang apa?”
Anak SMA itu terdiam sejenak sambil memandang takjub pada laki-laki tinggi yang berjongkok dan memegang pundaknya itu. “Bukankah kau TOP? Choi TOP-ssi? BIGBANG?” anak SMA itu berteriak takjub setelah mengetahui siapa yang barusan memanggilnya.
“Tentu saja!” TOP menjawab dengan nada datar, dan matanya masih memandang anak SMA didepannya itu polos. “Kau sedang apa disini?” tanya TOP sekali lagi. Bocah itu hanya menggeleng kecil. “Mau ikut aku?”
“Eh? Kemana?” tanya anak SMA itu memastikan. TOP tidak menjawab. Ia hanya berlalu dari hadapannya. Anak SMA yang semula terdiam dengan wajah bingung itu segera mengikuti kemana TOP akan pergi.
---
Lima belas menit kemudian, mereka sudah berada di sebuah toko musik yang penuh dengan beragam alat musik. Bocah SMA itu mengedarkan pandangannya kesegala arah, sedangkan TOP sedang meminta pelayan toko musik itu untuk menservis harmonikanya.
Bocah SMA itu mendekati sebuah gitar, dan tanpa berpikir ia mengambilnya, kemudian duduk dan memainkannya. Ia memainkan satu buah lagu, dan membuat semua yang ada diruangan itu mengalihkan pandangan padanya. Termasuk TOP. Itu lagunya, lagu BIGBANG, dinyanyikan secara akustik dengan cara dan improvisasi yang sangat baik. Tidak hanya itu, penghayatannya terhadap lagu bisa dirasakan semua yang mendengarnya.
"Dia keren! Sodaramu?" penjaga toko musik yang tengah menservis harmonikanya berujar. TOP menggeleng kecil. "Sayang sekali kalau bakatnya disia-siakan!" lanjut penjaga toko tadi.
Selesai memainkan satu lagu, anak berseragam SMA itu mengangkat gitar yang digunakannya dan melihatnya sambil tersenyum puas. Tapi setelah ia melihat label harga yang tergantung pada gitar itu, ia segera mengembalikannya dengan tampang ketakutan.
---
“Kau suka menyanyi?” tanya TOP dalam perjalanan pulang. Bocah tadi mengangguk kecil. “Siapa namamu?”
“Aku? SeungYoon! Kang SeungYoon!” jawab bocah SMA tadi.
“Kau lari dari rumah?” tanya TOP lagi.
“Bagaimana..”
“Tidak usah tanya! Banyak sekali anak sepertimu di Seoul!” jawab TOP. SeungYoon itu mengangguk-angguk kecil. Mereka tidak membicarakan apapun lagi setelahnya.Dan akhirnya berpisah didepan gedung asrama YG.
***
(Malam hari)
"Ahh..aku tidak tahu harus melakukan apa di phrase yang ini! Berulang kali aku mencoba, tidak ada yang cocok!!" JiYong berteriak-teriak setelah merasa mengalami stagnasi dengan lirik lagu terbarunya. Ia masih bingung dengan arasemen yang diinginkannya.
"Tenanglah, JiYong-a~! Sekarang kau tidur saja! Atau matamu akan jadi seperti dia!" ujar YongBae, kemudian terkekeh.
"Yah! Hyung! Apa maksudmu??" SeungRi berteriak protes. "JiYong hyung! Bagaimana kalau ditambah sedikit suara gitar? Aku lagi suka dengan lagu-lagu yang ada suara gitar akustiknya! Kedengarannya pasti keren!" usul SeungRi kemudian.
"Gitar ya? Boleh juga!" JiYong tampak berpikir. Dan tak lama TOP yang baru saja keluar dari kamar mandi, berlalu didepannya dengan tampang sok cuek. "Hyung! Bagaimana menurutmu?" tanya JiYong, kemudian menunjukkan maksudnya untuk aransemen lagu baru mereka. "Mungkin akan sedikit keren seperti itu.
TOP memutar matanya. "Suara gitar ya?" tapi bukannya memberi pendapat, ia sepertiny malah memikirkan hal lain dan memilih masuk kedalam kamarnya.
"Hyung! Dia kenapa sih?" JiYong menggaruk-garuk kepalanya dengan tampang heran. "Daemon! Kau punya usul??" JiYong berteriak pada DaeSung yang tengah membuat makan malam untuk mereka.
"Tambahkan kimchi! Pasti enak!" jawabnya asal dan membuat JiYong melemparkan piring plastik ke arahnya.
Sementara itu, TOP didalam kamarnya masih berpikir tentang suara gitar. Ia jadi mengingat anak yang tadi siang ditemuinya. Apa dia bisa membantu ya?
***
Tak lama orang yang ditunggunya datang. Anak yang kemarin ia temukan didepan gedung asramanya, kini lewat lagi. Dengan baju dan ransel yang sama, namun wajahnya tampak lebih kotor dari yang kemarin. "Kang SeungYoon!" TOP berteriak seraya berlari mendekati anak itu. SeungYoon menoleh.
"Choi TOP-ssi??"
"Untung kau belum pulang! Kau masih belum kapok kabur tanpa tujuan?" TOP basa-basi. SeungYoon tersenyum, kemudian menggeleng. Setelah basa-basi yang nggak lucu, TOP menghela nafasnya, kemudian menyatakan tujuannya. "Bisa kau bantu aku?"
"Membantu mu?" SeungYoon bertanya heran. TOP mengangguk mengiyakan.
---
Mereka masuk kedalam toko musik tempat TOP biasa menservice harmonikanya. Tempat yang kemarin mereka datangi. Penjaga toko menyambut dengan ramah pada keduanya. "Aku pinjam gitarnya yang ini!" TOP mengambil salah satu gitar yang didisplay disana. Gitar yang kemarin dipakai SeungYoon, kemudian sok-sok memainkannya dengan kunci yang asal.
"Choi TOP-ssi bisa main gitar juga?" SeungYoon tampak senang. TOP langsung menatapnya tajam.
"Kau bercanda?" Ujarnya. "Jelas nggak bisa lah! Kalau bisa kenapa aku harus membawamu kesini? Nih, kau yang pakai!" lanjutnya, kemudian menyodorkan gitarnya pada SeungYoon. "Oh ya, aku ingin kau bantu aku!" katanya lagi menyatakan maksudnya.
"Membantu apa?" tanya SeungYoon sambil memetik-metik gitarnya dengan asal, namun menghasilkan sebuah melodi yang asik didengarkan.
"Kau pernah menulis arasemen musik?" tanya TOP. SeungYoon memutar matanya.
"Yah..kadang-kadang aku melakukannya! Ada apa?" jawab SeungYoon ragu.
"Aku ingin membuat sebuah aransemen dengan gitar, dengan beat yang agak pelan, tapi tetap tidak membosankan. Kau bisa melakukannya?" jelas TOP pada SeungYoon. SeungYoon tampak berpikir, namun sejenak kemudian ia mengangguk-angguk mengerti. "Jadi, kau bisa melakukannya?"
"Aku akan mencobanya!" ujarnya. Dan mereka mulai membuatnya. TOP memberitahukan keinginannya, kemudian menyanyikan lagu yang dimaksud dengan nada yang dipikirkannya, dan SeungYoon sedikit melengkapinya dengan aransemennya menggunakan gitar. Tidak lupa TOP mencatat dan merekamnya dengan perekam di ponselnya.
"Ahh!! Ini bagus sekali! Kau benar-benar berbakat!" TOP berseru senang. Ia sudah mendapatkan apa yang diinginkannya. SeungYoon ikut senang karena TOP memujinya.
"Terima kasih, Choi TOP-ssi!"
"Aigoo~! Panggil aku hyung saja! Kita kan sudah saling kenal! Oke, SeungYoon-a?" ujar TOP sok akrab dengan tampang bersahabatnya. SeungYoon mengangguk lagi. "Oh ya, ada sesuatu yang kau inginkan? Aku akan memenuhinya. Anggap saja ucapan terima kasih!" TOP menawarkan. Tapi SeungYoon malah terlihat bingung. Ia tidak mengatakan apapun, namun matanya tertuju pada gitar yang ada ditangannya. "Kau ingin gitar ini?"
"Ah..ahniyo~ ini kan gitar mahal!" SeungYoon menolaknya karena sungkan.
"Yah! Sudahlah.. aku akan memberikannya untukmu kalau kau mau!" ujar TOP.
"Tapi hyung.." TOP beranjak, kemudian mendekat kearah kasir. "Aku mau gitar itu! Dan berikan hardcase untuknya!" ujarnya, kemudian mengeluarkan kartu kreditnya dan memberikannya pada penjaga kasir toko alat musik tersebut. Sedangkan penjaga toko yang lain mengambil hardcase dan menempatkan gitar yang dibawa SeungYoon didalamnya. Wajah SeungYoon tampak berbinar-binar. Hanya dengan membantu TOP mengaransemen lagu, ia mendapatkan gitar mahal yang diinginkannya itu.
TOP memandang SeungYoon dengan senyum lebar. Ia merasa senang bisa memberikan sesuatu untuk anak itu. Namun sedang tenang-tenangnya mereka, tiba-tiba dua orang pria setengah baya masuk kedalam toko musik tersebut dan menarik lengan SeungYoon.
"Kau disini ternyata!" salah seorang pria itu berteriak pada SeungYoon seraya menarik lengan SeungYoon. SeungYoon yang kaget menoleh seketika.
"Aboji~!?" ujarnya kaget.
"Hyung! Jangan berteriak-teriak ditempat umum! Ini memalukan!" pria yang satunya berkata pada orang yang baru saja menarik SeungYoon yang merupakan ayah SeungYoon itu.
"SeungYoon-a? Hei, ada apa ini?" TOP bertanya kebingungan. Kenapa tiba-tiba ada acara termehek-mehek disini?
"Tidak udah ikut campur! Biar aku bawa dia pulang ke Busan! Tidak tahu diri! Aku menyekolahkannya disekolah terbaik, tapi akhirnya masih kabur dan main musik juga! Apa maumu? Kau mau ayah gantung? Ha?? Ayo pulang!!" ayah SeungYoon berteriak-teriak lagi seraya menarik anaknya yang mulai mengerang menolak, keluar dari toko tersebut, sedangkan pria yang satu lagi, paman SeungYoon, sibuk meminta maaf pada semua yang ada didalam toko.
TOP berdiri terdiam sambil memandang kearah pintu masuk toko hingga mereka bertiga menghilang. Apa yang sebenarnya terjadi barusan? Tapi lamunannya terpecah setelah penjaga kasir menepuk bahunya pelan. "Kau jadi membelinya?" tanya penjaga kasir itu sopan.
"Ah..eh.. ne!" jawab TOP bingung. Pikirannya masih sedikit terpecah. Masih bingung dengan kejadian barusan.
***To Be Continue***
Thanks for reading and don't forget to leave a coment, guys!
Juga tunggu part selanjutnya!!^^
-Keep Shine Like HIKARI-
"Choi TOP-ssi??"
"Untung kau belum pulang! Kau masih belum kapok kabur tanpa tujuan?" TOP basa-basi. SeungYoon tersenyum, kemudian menggeleng. Setelah basa-basi yang nggak lucu, TOP menghela nafasnya, kemudian menyatakan tujuannya. "Bisa kau bantu aku?"
"Membantu mu?" SeungYoon bertanya heran. TOP mengangguk mengiyakan.
---
Mereka masuk kedalam toko musik tempat TOP biasa menservice harmonikanya. Tempat yang kemarin mereka datangi. Penjaga toko menyambut dengan ramah pada keduanya. "Aku pinjam gitarnya yang ini!" TOP mengambil salah satu gitar yang didisplay disana. Gitar yang kemarin dipakai SeungYoon, kemudian sok-sok memainkannya dengan kunci yang asal.
"Choi TOP-ssi bisa main gitar juga?" SeungYoon tampak senang. TOP langsung menatapnya tajam.
"Kau bercanda?" Ujarnya. "Jelas nggak bisa lah! Kalau bisa kenapa aku harus membawamu kesini? Nih, kau yang pakai!" lanjutnya, kemudian menyodorkan gitarnya pada SeungYoon. "Oh ya, aku ingin kau bantu aku!" katanya lagi menyatakan maksudnya.
"Membantu apa?" tanya SeungYoon sambil memetik-metik gitarnya dengan asal, namun menghasilkan sebuah melodi yang asik didengarkan.
"Kau pernah menulis arasemen musik?" tanya TOP. SeungYoon memutar matanya.
"Yah..kadang-kadang aku melakukannya! Ada apa?" jawab SeungYoon ragu.
"Aku ingin membuat sebuah aransemen dengan gitar, dengan beat yang agak pelan, tapi tetap tidak membosankan. Kau bisa melakukannya?" jelas TOP pada SeungYoon. SeungYoon tampak berpikir, namun sejenak kemudian ia mengangguk-angguk mengerti. "Jadi, kau bisa melakukannya?"
"Aku akan mencobanya!" ujarnya. Dan mereka mulai membuatnya. TOP memberitahukan keinginannya, kemudian menyanyikan lagu yang dimaksud dengan nada yang dipikirkannya, dan SeungYoon sedikit melengkapinya dengan aransemennya menggunakan gitar. Tidak lupa TOP mencatat dan merekamnya dengan perekam di ponselnya.
"Ahh!! Ini bagus sekali! Kau benar-benar berbakat!" TOP berseru senang. Ia sudah mendapatkan apa yang diinginkannya. SeungYoon ikut senang karena TOP memujinya.
"Terima kasih, Choi TOP-ssi!"
"Aigoo~! Panggil aku hyung saja! Kita kan sudah saling kenal! Oke, SeungYoon-a?" ujar TOP sok akrab dengan tampang bersahabatnya. SeungYoon mengangguk lagi. "Oh ya, ada sesuatu yang kau inginkan? Aku akan memenuhinya. Anggap saja ucapan terima kasih!" TOP menawarkan. Tapi SeungYoon malah terlihat bingung. Ia tidak mengatakan apapun, namun matanya tertuju pada gitar yang ada ditangannya. "Kau ingin gitar ini?"
"Ah..ahniyo~ ini kan gitar mahal!" SeungYoon menolaknya karena sungkan.
"Yah! Sudahlah.. aku akan memberikannya untukmu kalau kau mau!" ujar TOP.
"Tapi hyung.." TOP beranjak, kemudian mendekat kearah kasir. "Aku mau gitar itu! Dan berikan hardcase untuknya!" ujarnya, kemudian mengeluarkan kartu kreditnya dan memberikannya pada penjaga kasir toko alat musik tersebut. Sedangkan penjaga toko yang lain mengambil hardcase dan menempatkan gitar yang dibawa SeungYoon didalamnya. Wajah SeungYoon tampak berbinar-binar. Hanya dengan membantu TOP mengaransemen lagu, ia mendapatkan gitar mahal yang diinginkannya itu.
TOP memandang SeungYoon dengan senyum lebar. Ia merasa senang bisa memberikan sesuatu untuk anak itu. Namun sedang tenang-tenangnya mereka, tiba-tiba dua orang pria setengah baya masuk kedalam toko musik tersebut dan menarik lengan SeungYoon.
"Kau disini ternyata!" salah seorang pria itu berteriak pada SeungYoon seraya menarik lengan SeungYoon. SeungYoon yang kaget menoleh seketika.
"Aboji~!?" ujarnya kaget.
"Hyung! Jangan berteriak-teriak ditempat umum! Ini memalukan!" pria yang satunya berkata pada orang yang baru saja menarik SeungYoon yang merupakan ayah SeungYoon itu.
"SeungYoon-a? Hei, ada apa ini?" TOP bertanya kebingungan. Kenapa tiba-tiba ada acara termehek-mehek disini?
"Tidak udah ikut campur! Biar aku bawa dia pulang ke Busan! Tidak tahu diri! Aku menyekolahkannya disekolah terbaik, tapi akhirnya masih kabur dan main musik juga! Apa maumu? Kau mau ayah gantung? Ha?? Ayo pulang!!" ayah SeungYoon berteriak-teriak lagi seraya menarik anaknya yang mulai mengerang menolak, keluar dari toko tersebut, sedangkan pria yang satu lagi, paman SeungYoon, sibuk meminta maaf pada semua yang ada didalam toko.
TOP berdiri terdiam sambil memandang kearah pintu masuk toko hingga mereka bertiga menghilang. Apa yang sebenarnya terjadi barusan? Tapi lamunannya terpecah setelah penjaga kasir menepuk bahunya pelan. "Kau jadi membelinya?" tanya penjaga kasir itu sopan.
"Ah..eh.. ne!" jawab TOP bingung. Pikirannya masih sedikit terpecah. Masih bingung dengan kejadian barusan.
***To Be Continue***
Thanks for reading and don't forget to leave a coment, guys!
Juga tunggu part selanjutnya!!^^
-Keep Shine Like HIKARI-
SIDI APA APAAN INI KOK CHAPTER LAGI DX
ReplyDeletesaya mau yang one shooottt huhuh (?)
kalo chapter apdetnya harus cepet loh! (?) #dilemparsendal
bagus hoyeeee
masukin saya dongs :L
(?)
tadinya mau oneshot bang~tapi bakalan bosen ntar bacanya soale panjang banget *aku juga udah cape didepan kompi mulu dari tadi HAHAHAHA #PLAKK
ReplyDeletejadinya ya PART deh~
yah kan biar banyak gitu bang apdetnya~ xD
WEH .. Saya kira oneshoot lho ..
ReplyDeletekok cepat selesainya ..
wah bagus bagus
pemain baru ya ? itu cowok kan ?
awale mo ONESHOT..tp apa daya kepanjangan yo sudahlah~hahaha..
ReplyDeleteiyo..cowo..asal ambil nama kok~ >_<