It's War [전쟁이야]
Written by
LIGHT
Cast
Detective Lee Jinki (SHINee Onew) , Kim Kibeom (SHINee Key)
Genre
Shonen, Action
Rate
15
Lenght
ONESHOT
Author Note
Yang pernah baca a Fool, mungkin pernah ketemu(?) tokoh Detektif Lee ya? Oke, bisa dibilang ini side story. Jadi cerita lain yang tokohnya ngambil dari situ. Aku pusatkan di tokoh Detektif Lee dan ditambah satu tokoh lagi, Key. Sebenernya sih, ide ini tergagas(halah) berkat foto yang ada di posternya itu. Tampang seriusnya Jinki yang udah kayak mau ngebunuh orang! HAHAHA..
Dan jujur aku suka liat kibeom di poster itu. Gatau kenapa. Keren aja gitu :p
Umh.. satu lagi, jangan protes kenapa judulnya It's War. Karena ide judulnya cuma ada itu -____-
“Berhenti disana! Jangan kabur kau!”
Terdengar sebuah seruan dari satu tempat di sebuah gang yang sempit di perkampungan kecil dipinggiran kota itu. Di sertai derap langkah kaki cepat yang menandakan bahwa orang tersebut sedang berlari mengejar sesuatu.
Detektif Lee Jinki, pria dengan baju serba hitam dan jaket kulit khas anggota polisi bagian kriminal itu tampak berlari dengan wajah serius mengejar seorang pemuda berambut warna-warni yang mengenakan topi hitam yang menutupi sebagian rambutnya dan hanya menampakkan poninya saja, tanpa berhenti. Rambut pendek dan tebal milik polisi itu berkibar-kibar terkena udara yang berhembus di sekitarnya saat ia berlari menyusuri sepanjang gang sempit yang berkelok itu.
“Berhenti disitu! Napeun saekki!!!”
Ia berteriak lagi dengan suara yang melengking, sementara pemuda yang hanya berjarak beberapa meter saja di depannya itu tetap tidak mau berhenti. Sesekali ia menoleh ke belakang untuk memeriksa apakah polisi yang mengejarnya itu masih berlari di belakangnya atau sudah menghilang tertinggal olehnya.
Seperti rutinitas dalam kehidupannya, pemuda bernama Kim Kibeom ini selalu kejar-kejaran dengan polisi tanpa seragam itu setiap malam. Ia belum pernah benar-benar tertangkap olehnya. Sejauh ini. Tapi entah malam ini, ia tidak tahu. Yang jelas yang harus ia lakukan adalah tetap berlari menjauhi polisi itu sampai ia yakin pria itu tidak lagi mengejarnya dan ia bias pulang dengan tenang.
Sudah cukup jauh sepertinya. Sudah dekat dengan tempat ia biasa sembunyi dari kejaran polisi yang sepertinya sudah menjadikannya buronan itu. Ia menoleh ke belakang, masih dengan langkah seribunya yang meninggalkan suara derap langkah kaki yang cukup keras ditengah suasana malam yang sangat sepi di perkampungan itu. Tidak terlihat lagi tanda-tanda polisi itu mengejarnya. Ia menolehkan lagi kepalanya ke segala arah, mengawasi kalau-kalau polisi itu muncul dari salah satu arah. Namun ia tidak merasakan adanya tanda-tanda kehidupan di sekitarnya. Sepertinya polisi itu memang tidak ada disana. Ia sudah tertinggal jauh.
Kibeom menghentikan langkahnya di tengah jalan itu. Salah satu tangannya yang bebas tidak membawa tas plastik warna putih, memegangi perutnya yang terasa sakit setelah ia berlari cukup jauh. Nafasanya terengah-engah. Sesekali ia terbatuk setelah nafasnya tersengal. Ia mencoba mengatur nafasnya yang memburu itu setelah sekian lama ia berlari sampai sejauh ini. Ia jadi sedikit menyesal karena tidak pernah benar-benar mau mengikuti pelajaran olah raga di SMA nya.
“Saatnya pulang..” gumamnya ditengah nafasnya yang sulit.
Setelah sekali lagi ia mengawasi sekitarnya, ia akhirnya berjalan pelan ke satu arah untuk kembali ke tempat persembunyiannya.
Namun ia masih tidak berhak untuk tenang saat ia menyadari seseorang menunggu didepan bangunan kecil yang bergaya tradisional yang sudah sedikit rusak itu. Yang ia cap sebagai tempat persembunyiaannya selama ini. Polisi yang semula berdiri dengan tangan berada di kantong celananya itu, segera merubah pose berdirinya setelah ia menyadari bocah yang ditunggunya sudah datang. Tatapannya tajam memandang lurus ke arah mata Kibeom dengan ekspresi wajah tersenyum penuh kemenangan. Tangannya terlipat didepan dadanya. Ia berdiri dengan tegas, dan yakin bahwa mala mini adalah waktunya ia untuk menang.
“Sial!”
Kibeom mundur beberapa langkah. Sesekali ia hampir terjungkal karena terjegal kakinya sendiri, namun ia bisa menahannya dan tetap berdiri tegak. Ia gugup. Bagaimana bisa orang itu menemukan tempat yang sejauh ini menjadi zona amannya. Ia tidak pernah berpikir bahwa polisi itu tahu tempat ini.
“Itulah kenapa aku bisa menjadi detektif selama ini! Cukup mudah buatku mendapatkan tempat persembunyianmu, kau tau?”
Ujarnya sombong sambil memperhatikan kuku-kuku di tangan kanannya. Ia menaikkan salah satu sudut bibirnya, membentuk senyuman, sambil memandang ke arah Kibeom, kemudian berjalan mendekati Kibeom yang masih berjalan mundur pelan-pelan, menjauhi polisi di hadapannya itu. Sampai jarak mereka benar-benar dekat.
“Sekarang aku yang menang!” katanya dengan seringai lebar di wajahnya.
“A-ahjeossi.. tidak bisakah memberiku satu kesempatan lagi?” Kibeom memohon setelah ia berhenti melangkah mundur. Percuma baginya untuk melarikan diri sekarang. Mungkin detektif ini sudah tahu tempat lain yang biasa ia gunakan untuk bersembunyi darinya.
Jinki berdecak. Ia memandang ke arah sekitar dengan wajah remehnya, kemudian kembali memandang Kibeom dengan tampang serius. Perubahanan ekspresi yang bedanya seratus delapanpuluh derajat, ciri khasnya.
“Kau berharap aku mengiyakan permintaanmu?”
Kibeom mengangguk. Ia berusaha memperlihatkan kespresi yang patut di kasihani untuk membuat polisi itu melepaskannya lagi.
Jinki meniup poni yang berserakan di keningnya sendiri sehingga beberapa bagian rambutnya itu terbang ke atas. Dengan cepat ia merebut tas plastik di tangan Kibeom tanpa peduli protes yang dilayangkan bocah SMA itu padanya.
“Dengan perut lapar seperti ini, aku tidak peduli apa kau mau melaporkanku pada kepala polisi karena merebut makanan seorang siswa SMA yang mewarnai rambutnya seperti arum manis! Jangan berharap aku merelakan makanan ini untukmu malam ini!” ujarnya panjang, kemudian meninggalkan Kibeom yang masih berdiri di tempat yang sama dengan ekspresi wajah sebal.
Jinki membuka bagian atas tas plastiknya, kemudian memandang makanan di dalamnya dengan wajah puas yang lagi-lagi sangat berbeda dengan beberapa ekspresinya sebelumnya.
Kibeom berjalan mengejar Jinki yang meninggalkannya dengan kesal. “Ahjeossi! Kau tega melakukannya padaku? Kau tega melihatku kelaparan??” bocah SMA itu melayangkan protes, sementara Jinki tampak tidak terlalu memperdulikannya.
“Kau sudah tega membuatku kelaparan seminggu ini! Jadi aku sangat tega sekali membuatmu kelaparan malam ini!” Jinki menjawab sekenanya tanpa peduli protes Kibeom yang terus berusaha menyamai langkahnya.
“Aku akan melaporkanmu pada Inspektur Choi!”
“Aku tidak harus berakting ketakutan untuk memuaskanmu kan? Inspektur Choi tahu semua hal yang kulakukan untukmu, Kim Kibeom! Ia mungkin akan menganggap ini sebegai bayaranmu padaku!”
“Detektif Lee!!”
“Berhenti protes, atau aku akan mengembalikanmu pada pamanmu yang psikopat itu!!” Jinki berteriak, membuat Kibeom berhenti dan membatu, tidak mampu menjawab ancaman yang dilayangkan Jinki padanya. Jinki yang telah berjasa menjadi walinya selama dua tahun ini karena pamannya, orang satu-satunya yang ia tahu sebagai keluarganya, masuk penjara karena membunuh limabelas teman kerjanya.
Jinki menyunggingkan senyumnya. “Malam ini kau makan roti saja ya! Aku akan membelikanmu sebagai ganti ayam goreng ini! Kajja!” katanya ramah dan mendahului Kibeom pergi ke minimart untuk membeli roti sebagai makan malam Kibeom. Meski dengan perasaan yang masih sangat kesal, ia hanya bisa mengiyakan apa yang diucapkan Detektif Lee padanya. Lebih baik dari pada ia harus kelaparan.
-END-
Comment Juseyo~ :D
-Keep Shine Like HIKARI-
Daebak eonn!
ReplyDeletegambar poster sm jln cerita.a cucok..
si Kibeom miris banget wajah.a xD hhh~
yg sabar oppa.. *nepuk pundak key*
jadi yang cucok mirisnya kibeomie nih? hahahaha
Deletesangkyuu btw~ xDD
SUKAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
ReplyDelete(maaf aku menggerecoki blogmu, kekekek)
Awalnya aku nggak ngerti, kirain mereka ga saling kenal dan si Kibeom tuh penjahat tingkat apa yang udah nyuri berbagai maca benda penting, macam Kaito Kid gitu.
Tapi mulai berasa aneh pas ternyata si Jinki bisa nemuin tempat persembunyiannya dengan gampang, masa kaito kid bisa lengah gitu sih. Dan ternyataa...
Di Kibeom masih SMA, masih bocah toh, ya pantes aja gabisa ngalahin Jinki, wkwkwk... Lagi yang dicurinya makanan toh, halah halah Kibeom-ahhh~
Nice story loh, aku suka karakter keduanya disini. Dan terutama aku suka posternya ituuuwwhhhh. Jinki sama Kibeomnya cakep baneeeeut :*
Seperti biasa saranku beberapa kalimat yang tidak terlalu dibutuhkan diapus aja, tapi disini ga terlalu banyak kok yang musti diedit ^^
Hwaiting untuk selanjutnyaaaa :D
aaaaaaaaaaaaa.. xDD
Deletegomawo~!! xDD
jadi dapet yaa? dapet yaa? alhamdulillah~!! :DD
aku juga suka posternya.. haha.. sebenernya berkat pose mereka yang pas itu bikin posternya jadi keren :D
neomu neomu gamsahamnida~!! xDD
uhug uhug.. Ith posterny buat sndiri? Ith ky cover2 film bioskop gt lho.. Keren.. Mari kt mulai komen sadis (?) ny..
ReplyDelete1. Msh aj typo bisa yg d tulis jd 'bias'.. Ini bukan kali pertama km nulis bisa jd bias.. What happened with ur finger? U.u
2. Cerita d awal agak 'plain' ak udh bca ampe bbrapa paragraf cuma lum faham jd guw ulang lg bc dri awal.. Agak kurang makgrenyem <~ keluar lg istilah lama guweh..
3. Ceritany rada serem masa om ny bantai 15 org? O.o
4. Ada tulisan nappeun saekki yah.. Ini rada janggal d guw.. Nappeun saekki jarang d pake ama org korea deh kykny.. Yg ada tuh nappeun nom, geu-saekki (letak objek jauh) ato i-saekki (letak objek dekat/terlihat oleh mata)..
eh kunjung2 k blog guw donk.. Msh sepi neh.. Xp ya walau isiny msh dikit n gaje haha.. Reiyparadise.blogspot.com .. D pollow jg boleh.. Xp
there is nothing wrong with my finger.. ms word gw yang suka usil ganti2 kata seenak jidat sendiri,, -____-
Deleteoke dah~ thx btw^^