Sunday, March 25, 2012

CREW 1 -INTRO-

Iman ku ga kuat!
I don't understand masih kurang 1 chapter lagi, tapi crew ini menggodaku~
telat sebulan dari rencana posting semula karena masih kehambat FF itu.. jadi yah.. hehe :p

CREW
-INTRO-



Story by : LIGHT a.k.a C Dragon (UUUUYEAH!!)

Cast : Woo Jiho, Song Joongki, Choi Seunghyun, Jang Hyunseung, Yong Junhyung, Lee Jinki, Kwon Jiyong, Kim Soohyun, Kim Kibum

Rate : tebak sendiri (alibi ga ngerti gituan)

Genre : Shonen (pokoknya gaada tokoh utama cewe disini..)

Length : Nan Molla~~~ *tereak kyak Yoseob di SOOM(?)*

Author Note : Akibat saya tergila-gila Crows Zero sejak nonton sekitar 1 tahun+ yang lalu.. jadi ide ini tercipta saat itu juga sebenernya, cuma yaa.. waktu itu lagi ada FF lain yang masih jalan, takut terkatung-katung, jadi baru di matengin sekarang.. *curhat*

*betewe, ijin repost boleh asal kasi sumber lengkap sama foto2 penulisnya~ [SAYA] #pedeakut ..tapi jangan di bajak! saya bisa nangis kalo itu kejadian~ T_T.. nanti pelakunya saya telen idup-idup lho~ ._.*

===============CHULBALLLLL!!!!===============

Bandara International Incheon

“I’ve got to Korea dad.. yea~ it’s really nice! Hmh.. I’ll go to school today.. Yeongang High! Hmm.. take care dad! I’ll call you later!”

Setelah menelpon seseorang, cowo dengan style rambut di iket model samurai itu tampak memincingkan matanya sambil melihat sekeliling terminal kedatangan itu. Ia menarik nafas sebentar, menghembuskannya, kemudian berjalan keluar untuk segera menuju ke Seoul, dimana ia harus tinggal dan menetap untuk beberapa tahun ini. Di salah satu kopernya tertera name tag ‘Woo Jiho’. Jadi dia orang Korea? Tentu saja. cuma karena terlalu lama tinggal di California dia jadi terbiasa ngomong bahasa inggris.

Disini tampangnya Jiko kayak gini nih~
Jiho ke Seoul menggunakan bus, ia ingin langsung menuju ke sekolah barunya. Yeongang, untuk melaksanakan obsesinya setelah nonton film Jepang favoritnya. Crows Zero. Sampai kini di bus dia senyum-senyum sendiri sambil liat mini poster Crows Zero yang dia simpen dalam tas nya dan sekarang dia keluarkan untuk di pandangi.

Sementara itu di Yeongang High School dan sekitarnya, suasana tahun ajaran baru yang di mulai di awal musim semi, dimana bunga-bunga sakura sedang cantik-cantiknya mekar itu, sangat ramai seperti biasanya. Banyak anak-anak baru dengan seragam yang masih bau Tekstil datang untuk memulai masa baru mereka di SMA. Dengan wajah berseri-seri dan kondisi yang masih rapi dan segar, mereka bersemangat layaknya anak TK yang baru saja masuk ke SD. Beda kondisinya dengan beberapa makhluk Tuhan penghuni SMA Yeongang di tahun ketiga mereka.

KLONTANG!

Terdengar suara kaleng jatuh di sebuah tempat dimana mesin penjual minuman berada. Bukan, bukan seseorang yang kini tengah membeli minuman disana. Tapi seseorang yang tengah mencongkel display kaleng minuman setelah mendapati minuman di mesin penjual tersebut habis. Salah satu siswa tahun ketiga Yeongang High School ber name-tag Jang Hyunseung itu memungut kaleng kosong yang digunakan untuk display itu, kemudian menggojoknya. Tak terdengar suara apapun dari dalamnya. “Kosong?” gumamnya. Entah dia terlalu polos atau bodoh.

Dari belakang, seseorang dengan seragam yang sama, sama bentuk-warna-dan lusuhnya, berjalan sambil melompat-lompat sedikit dengan senyum amat lebar di wajahnya. Aegyo. Benar-benar tidak cocok antara tubuh besarnya dan kelakuannya yang seperti anak TK baru dapat angpow itu. Sesaat ia terhenti, memandangi bocah dengan kaleng minuman kosong di tangan kanan dan obeng di tangan kirinya itu. Ia mendekatinya dengan senyum semakin lebar setelah menyadari siapa anak bodoh yang baru mencongkel display mesin penjual dan kini hendak mengembalikannya.

“Barhenti senyum, Seunghyun-a! Mentang-mentang trik mu berhasil!” katanya sinis tanpa berhenti membenahi mesin minuman yang baru di congkelnya itu. Sepertinya sejak tadi ia sadar seseorang baru datang dengan senyum lebar di wajahnya. Bocah laki-laki yang dipanggil Seunghyun itu tersenyum lebih lebar lagi. “Ah!! Aku haus!!” Hyunseung berteriak-teriak.

Seunghyun menyodorkan sesuatu yang baru diambilnya dari saku celananya. Minuman jus buah. “Ini bingkisan syukuran dariku!” katanya. Hyunseung melirik bocah itu, dan dia masih tersenyum lebar.

“Oke, ini cuma gara-gara aku haus ya!” Hyunseung merebut kaleng minuman itu, membukanya dan menenggaknya sampai habis.

Setelah mengembalikan display di mesin penjual itu kembali, Hyunseung mengambil tas sekolahnya, kemudian berjalan ke arah sekolah bersama anak laki-laki berbadan besar yang tadi sengaja menunggunya, si Choi Seunghyun. Yang sampai sekarang senyumnya masih lebar dari kuping ke kuping. Karena triknya berhasil membuatnya mendapat uang lebih banyak dari Hyunseung. Entah battle apa yang mereka lakukan semalam, tidak perlu tahu. Karena tak ada kaitannya dengan cerita yang sedang dimulai ini.

Ya~! Jeongsoo menghubungimu?” tanya Hyunseung sambil mengecek pesan di ponselnya. Ada dari beberapa nomor, termasuk dari orang bernama Jeongsoo itu.

“Nggak tahu! Ponselku di sita hyeong!” jawab Seunghyun enteng. Karena terlalu banyak masalah, kakaknya membatasi akses Seunghyun dengan teman-teman di luar sekolahnya dengan menyita ponselnya.

“Aku terancam di skors~!” gumam Hyunseung. Ia mengantongi ponselnya kemudian. Terancam tidak naik kelas, tapi ia masih santai begitu.

“Nggak kaget~” gumam Seunghyun. Yah, mereka pasangan tukang bolos sekolah, tak mengherankan mereka di vonis hampir di skors. Namun menjadi sangat mengherankan ketika kini mereka sudah duduk di bangku kelas 3 tanpa hambatan. Meski frekuensi masuk sekolah mereka bias dihitung dengan jari.

Ditengah obrolan mereka, tiba-tiba saja sebuah sedan mewah warna hitam mengkilat melewati mereka, memasuki kawasan sekolah yang tinggal beberapa langkah lagi dari tempat kedua anak kelas 3 itu berdiri. Mereka berhenti, begitu juga dengan siswa-siswa yang lain yang juga ingin masuk ke dalam sekolah, menunggu mobil itu masuk, dan mereka akan menyusul.

Senyum Seunghyun yang sesaat hilang karena terlalu capek mengembangkan senyum berjam-jam, kini kembali terkembang melihat sedan mewah itu berlalu di hadapannya. Harapan hidupnya baru saja lewat. Membuat Hyunseung menghela nafas dan menyadari kebodohannya bisa berteman dengan bocah mata duitan sepertinya. “Kejar sana! Aku malu liat tampang tuan crab mu itu!” keluh Hyunseung sambil mendorong bocah laki-laki plontos dengan tindik di telinga itu mendahuluinya.

Tanpa perintah yang kedua kali, Seunghyun bergegas mengejar sedan itu masuk kedalam halaman sekolahnya yang besar itu sambil berteriak, “Nae chinguya~! Jamkanmanyo~!!” dengan tampang bodoh yang seolah berkata,‘Uang adalah teman~! Uang adalah teman~!’

Sedan mengkilat itu berhenti didepan pintu masuk gedung sekolah besar itu. Seorang pria paruh baya dengan jas keluar dari kursi supir, berjalan ke belakang, kemudian membuka pintu mobil mewah itu dan mempersilakan tuannya keluar. “Tuan muda, silakan..~” katanya seraya menunduk hormat. Seorang laki-laki dengan seragam yang sama dengan siswa di sekolah itu keluar dari dalam mobil, merapikan seragamnya sejenak, kemudian mengangguk kecil pada supirnya itu, mempersilakan supirnya untuk membawa mobilnya kembali pulang.

Siswa dengan paras tampan tak tertandingi itu berjalan menuju ke pintu masuk gedung sekolah dengan tenang sampai seorang siswa dengan rambut plontos dan tampang nyengir menjijikan itu berlari dan merangkulnya sok akrab. “Nae chingu~~!!”

Siswa kaya itu nyengir kecil, kemudian menarik tangan yang menggantung di pundaknya itu, dan melepaskannya. “Kamu nggak malu diliat anak baru?” katanya, sebagai alibi untuk menghindari bocah bernama Seunghyun itu mempermalukan dirinya.

“Ah.. keurae~!” Seunghyun langsung berdiri tegap, meghilangkan tampang cengo memalukannya menjadi tampang sok cool khasnya. Ia mengulur sedikit lehernya, memasukkan salah satu tangan di saku celananya, dan satu tangan lagi menggenggam lengan ranselnya yang ia bawa di bahu kanan, kemudian berjalan masuk dengan tampang berkarisma. “Joongki-a, kajja!” katanya. Berbeda 180 derajat dari sebelumnya.

Siswa kaya dan tampan yang di panggil Joongki itu tersenyum lebar sampai menampakkan gigi depannya, disertai datangnya siswa dengan tampang hampir secantik wanita yang sebelumnya datang bersama Seunghyun, Jang Hyunseung, menghampirinya dari kejauhan. “Aku nggak tau gimana kamu bisa tahan sama dia!” ujarnya lirih, namun masih bias terdengar. Joongki hanya terkekeh, kemudian bergegas masuk diikuti Hyunseung dengan senyum pendek di bibirnya.

*

Hari ini hari pertama masuk sekolah di tahun ajaran baru. Sama seperti sekolah lainnya, sebelum pelajaran dimulai, SMA YeonGang juga melaksanakan upacara penyambutan siswa baru dan pembukaan tahun ajaran baru bagi seluruh siswa sekolah yang dilaksanakan secara sederhana di auditorium sekolah yang berukuran besar dengan kapasitar 500 orang itu.

Setelah upacara dilakukan, seluruh siswa segera menghambur di kelas masing-masing. Kecuali siswa kelas 1 yang masih sibuk dengan acara pembagian kelas. Mereka akan mendapat pengumuman kelas di auditorium, dan siswa yang namanya di sebut dalam kelas itu segera mengikuti guru wali kelas menuju ke kelas masing-masing untuk mendapatkan pengarahan sebelum acara belajar di mulai. Namun dua siswa kelas 2 ini masih tetap berada di lingkungan auditorium meski sebentar lagi kelas mereka akan dimulai. Mereka adalah Lee Jinki dan Yong Junhyung yang entah apa yang dia lakukan dengan mengintip barisan anak kelas 1 yang baru keluar itu.

Ya~! Ayo balik ke kelas! Sonsaengnim dateng bisa berabe tau!!” Jinki merajuk meminta Junhyung untuk kembali, namun ia tak bergeming, masih mengintip ke arah barisan anak kelas 1 yang baru keluar dari Auditorium itu. Jinki sebenarnya bisa saja kembali sendiri ke kelas, kalau bocah ini tidak menggenggam erat bagian belakang kerah baju seragamnya. Neraka bagi Jinki karena ia harus sekelas lagi dengan Yong Junhyung tahun ini! Padahal ia sudah berdoa ke kuil agar terpisah darinya di kelas dua. Tapi tetap saja, seperti apa yang dikatakan wali kelas mereka di kelas satu dulu, mereka berdua tak akan terpisah. “Ya~! Yong Junhyung!” Jinki berteriak lagi sambil membenahi kacamatanya.

“Diem, ayam!” bisik Junhyung sedikit keras. Matanya masih melihat ke arah siswa-siswi yang baru keluar dari auditorium. Entah ia sedang mencari siapa.

Jinki menyerah pada akhirnya, mau gimana lagi, genggamannya kuat sekali! Dari pada seragamnya sobek. Ia lalu memilih mendekat dan ikut memonitor siswa baru yang kini tengah menghambur ke kelas masing-masing bersama wali kelas mereka itu. “Kamu nyari siapa sih?” tanya bocah sipit itu pada temannya.

Tidak menjawab, matanya masih mengawasi anak-anak dengan seragam yang masih bau pabrik tekstil itu sampai seseorang akhirnya menggaet mata Junhyung. “Itu dia!” katanya, kemudian melepaskan kerah baju Jinki dan berlari ke arah bocah yang di maksud. Jinki melonggarkan kerah bajunya, namun tetap tidak pergi dari sana. Namun di tengah stretchingnya, pandangan Jinki tertuju pada seseorang. Seorang bocah dengan seragam masih rapi, berjalan di koridor didekatnya dengan ransel besar dan salah satu tangannya menyeret koper besar berwarna coklat tua.

“Ngapain ke sekolah bawa-bawa koper?” batin Jinki. Dia, sebagai salah satu pengurus osis, hatinya tergerak untuk menawarkan bantuan pada bocah itu, yang sipitnya 11-12 sama dia. Dengan cepat Jinki mendatanginya. “Hei, aku Lee Jinki, siswa kelas 2. Ada yang bisa dibantu?” katanya, tapi gayanya malah mirip tukang MLM.

“Oh..” sesaat bocah itu terlihat kaget. Namun kemudian ia juga merasa aneh sendiri kenapa ia memutuskan ke sekolah membawa seperangkat alat bepergian itu.

“Kenapa bawa-bawa koper ke sekolah?” tanya Jinki polos.

“Oh.. it’s not..” Bocah itu diam sejenak. “Aku baru datang dari California, tapi belum sempet pulang, makanya aku bawa koper ini ke sekolah!” jelas bocah itu dengan logat Korea yang bisa dibilang sudah sedikit luntur karena terlalu lama tinggal di Amerika.

“Kalo gitu masukin aja ke bekas ruang berita di ujung sana!” Jinki menunjuk ke sebuah ruangan yang memang sudah lama tak pernah di pakai, namun ia biasa berada di sana saat jam istirahat untuk belajar. “Kamu titipin di situ, nanti pulang sekolah kamu ambil lagi!”

“Oh.. keurae..” katanya. “Thanks, seonbaenim!”

Jinki mengangguk, dengan senyum di wajahnya yang membuat matanya makin ilang. “Namamu siapa betewe?” tanya Jinki kemudian.

“Woo Jiho..”

“Oh.. nice to meet you then~!” ujar Jinki, pamer kalau nilai bahasa Inggrisnya dapet bagus. Si Jiho itu mengangguk kecil, kemudian bergegas untuk menitipkan tas besar-besar itu dan menuju ke kelas yang seharusnya menjadi kelasnya mulai hari ini.

Sementara itu Jinki kembali menemui Junhyung yang baru saja mengembalikan dompet pada seorang bocah berambut blonde. Dompet yang di temukan Junhyung di depan gerbang sekolah, dan mengetahui siapa pemiliknya setelah melihat kartu pelajar bocah itu. Tapi begonya, bukannya mencari si pemilih melalui radio sekolah yang lebih gampang, malah mencarinya secara manual. Repot-repot nunggu siswa baru keluar dari gedung auditorium dan mengorbankan teman semata wayang yang mau dan dengan terpaksa menemaninya sekitar setengah jam disana. Dan sekali lagi, saat kembali ke kelas pun, Junhyung kembali menarik kerah seragam Jinki kayak ngambil anak kucing dari selokan.

“Lu ga punya hati banget sih Jun..” keluhnya.

*

Jiho duduk di salah satu bangku di kelas, tanpa membawa tas dan buku satupun. Dia malah lupa kalo ke sekolah itu harus bawa buku -___-. Jadia dia duduk diam di pojok kelas, paling belakang, dekat jendela. Diem. Dan cukup membuat teman-teman barunya di kelas takut untuk duduk dekat-dekat dengan dia. Kecuali dua orang yang sepertinya nggak punya urat takut di kepala mereka, yang satu duduk di bangku di depan Jiho sambil mendengarkan music dengan iPod nya. Yang satu lagi duduk sambil baca-baca buku pelajaran yang masih gress itu. Ketiganya diem. Sementara yang lain sibuk bisik-bisik tetangga soal siswa baru dari California yang Yakuza looks itu, dan dua orang lain yang —peduli-setan-yang-penting-dapet-tempat-duduk— itu.

Jiho mengambil mini poster Crows Zero nya. Satu-satunya barang yang tak pernah dia lupakan untuk di bawa ke sekolah. Meletakannya di atas meja, kemudian memandanginya sejenak. Tak lama, ia melayangkan pandangan ke seisi kelas. Melihat tampang ingusan bocah-bocah di hadapannya itu, seperti tak mungkin ia bisa punya teman-teman seperti di film kesukaannya itu. Ia mendengus. Membuat wajahnya makin garang, dan murid-murid di kelas itu makin takut. Jiho memasukkan posternya dengan asal kedalam laci, kemudian beranjak untuk keluar dari kelas. Bosan, guru nya juga nggak masuk-masuk dari tadi.

Saat pergi, tak sengaja ia menyenggol kursi siswa yang tengah belajar di bangku sebelahnya itu. Tapi tanpa minta maaf, Jiho langsung keluar, bahkan tanpa melihat ke arah siswa itu. Siswa itu hanya melirik Jiho sesaat, kemudian kembali lagi dengan buku nya. Dan siswa-siswa di kelas itu kembali bisik-bisik tetangga.

*

Berita tentang siswa baru asal California itu menyebar dengan cepat ke seantero sekolah. Bukan karena dia dari California, tapi juga karena Yakuza looks nya, yang membuat rumor macam-macam tentang bocah itu tersebar ke seluruh sekolah. Mulai dari sebenarnya dia adalah penerus genk mafia ayahnya, atau dia pembunuh bayaran yang menyamar jadi siswa sekolah untuk mencari korbannya, dan yang paling konyol adalah rumor tentang Jiho adalah titisan samurai yang ingin balas dendam pada salah satu siswa Yeongang untuk kakek moyang yang di bunuh oleh salah satu leluhur siswa Yeongang saat perang Korea dengan Jepang dulu, dan yang diisukan adalah si Kwon Wanbyeok, alias Kwon Jiyong, yang kini lagi asik-asikan siaran di Radio sekolah saat jam makan siang, menceritakan soal rumor aneh yang didengarnya dan menyangkut dengan dirinya itu.

“Yah~ itu cuma rumor! Haha.. ada-ada aja sih.. yang penting aku ucapin selamat datang buat seluruh siswa baru Yeongang High School! Happy studying guys!” Jiyong mengakhiri cerita soal rumornya itu. Dan tak lama, lirih-lirih terdengar suara music mengalun. “Untuk menemani makan siang teman-teman semua, dan tentunya guru-guru yang masih sibuk di kantor, saya perdengarkan sebuah lagu ..ehem.. ciptaan saya sendiri sih.. OK! Let’s check it out! Last Farewell!” dan dentum musik pun mulai membahana ke seluruh sekolah.

Termasuk di kelas 3-A, tempat dimana siswa tampan dan kaya, Song Joongki berada sekarang. Di kelasnya. Kini kelasnya terpisah dengan Seunghyun yang tahun ini berada di kelas 3-D bersama Hyunseung. Namun bukan Seunghyun kalau tidak dekat-dekat dengan Joongki. Setelah jam istirahat makan siang berdering, ia langsung terbang dari kelas 3-D ke kelas 3-A dan menemui Joongki yang kini tengah memandangi halaman sekolahnya yang luas dari jendela kelasnya. Dan seperti biasa di tahun-tahun sebelumnya, Joongki yang sedang mengawasi siswa baru di halaman sekolah, juga sedang diawasi oleh banyak mata dari pemuja-pemujanya. Yah, fans nya. Tampan dan kaya, bagaimana wanita tidak menyukainya? Tapi entah, Joongki tidak terlalu tertarik dengan hal itu. Ia lebih tertarik dengan hal menarik apa yang akan terjadi di tahun ini. Sampai ia tak menyadari Seunghyun sudah berdiri di sebelahnya dengan dagu menempel pada bibir jendela dan tangannya menggantung di luar jendela dengan wajah malas.

“Kamu di tonton tuh!” cibirnya dengan malas. Joongki hanya tersenyum kecil. Itu sudah jadi hal biasa, ia tidak terkejut. “Liat apa sih?” Seunghyun bertanya lagi, kini nadanya tampak sedikit antusias.

“Ada satu siswa yang menarik perhatianku.” Jawab Joongki tanpa ragu.

Wajah Seunghyun tampak kaget sesaat. Ia memegang bahu temannya itu agar bisa menghadap ke arahnya. “Akhirnya.. Joongki-a~ ..kamu tertarik sama cewe~!” katanya sok terharu dengan tampang mewek ala anime itu.

Joongki melepaskan tangan Seunghyun, kemudian mengarahkan kepala bocah itu ke arah yang sama dengan yang dilihatnya. “Bukan itu! Tapi dia!” Joongki menunjuk ke arah bocah seukuran semut di bawah sana, sedang duduk di tepi lapangan sekolah. Saking jauhnya, tak begitu kelihatan. Tapi yang jelas bocah itu laki-laki.

“Joongki-a~ kamu.. homo?”

Pabo!” Joongki memukul kepala Seunghyun. “Itu, si bocah dari California itu! Aku cuma ngerasa.. bakal terjadi sesuatu yang menarik dari tangannya!” lanjutnya dengan sedikit kiasan.

Seunghyun melirik Joongki heran. “Kalo nggak kaya, kamu ini cuma manusia aneh yang di anugrahi ketampanan!” lagi-lagi Seunghyun menekankan pada kata ‘kaya’ nya. Sangat terlihat Seunghyun mendekati Joongki karena kekayaannya. Tapi sejauh ini Joongki baik-baik saja. Hanya berteman dengan Seunghyun tak akan membuatnya melarat.

“Betewe Joongki-a.. itu bekal banyak banget di meja mu nggak di makan tuh?” tanya Seunghyun melihat banyak sekali kotak makanan di atas meja Joongki, semuanya adalah pemberian fans-fans sasaengnya (yaampun, sampe punya sasaeng) yang sampai sekarang masih ngintipin di jendela.

“Buat kamu aja kalo mau!” sebelum Seunghyun meminta, Joongki memberikannya.

Jincha?? Ahh.. lu emang sohib gue Joongki! Peluk ya?”

Joongki menatap Seunghyun sebal. “Pergi sono!”

“SIR YES SIR!” serunya layaknya anggota militer yang di perintah komandannya. Seunghyun bergegas pergi, mengambil beberapa kotak makanan untuk dibawanya kembali ke kelas.

“Bawain buat Hyunseung sekalian!” seru Joongki dengan senyum yang mulai tampak kembali di wajahnya.

“Request accepted!!” seru Seunghyun. Mengundang kekehan renyah dari Joongki. Membuat fansnya makin terpana.

*

“how’s ur day bro?”

“A little bit bored~”

“You still obsessed with those Japan films, Zico?” orang di telepon bertanya, kemudian tertawa.

“Shut up! What’s wrong with that??” protes Jiho. Tapi orang itu tetap tak berhenti tertawa.

“Sorry~” katanya, namun masih menyisakan tawa yang membuat Jiho sebal.

“Listen! I already have a friend here!” cerita Jiho dengan senyum di wajahnya. Senyum yang tak pernah diperlihatkannya barang sekalipun di sekolah.

“A friend? Really? But when first time you came here, no one look at you! Even that fat boy, he scared to death when seeing you come!” tawa kembali membuncah di akhir kalimatny, Jiho juga ikut tertawa. Ia ingat bagaimana pengalamannya saat pertama kali ia tinggal di California. Bahkan teman sekolah yang hobinya nge-bully anak baru itu tak berani padanya karena tampilan Jiho yang preman banget itu.

“You’re right!” Jiho menjawab pendek dengan sedikit tawa kecil keluar dari tenggorokannya. “This one.. just a senior, but I hope he’ll be my friend! He’s nice, and.. interesting.. yea.. something like that!”

“You’re still straight, aren’t you?”

“Ya~! Wanna die??” teriaknya. Teman Californianya yang masih tersambung melalui telepon itu tertawa terbahak-bahak. Sementara Jiho ngamuk-ngamuk di depan mini mart sampai membuat si pemilih mengambil sapunya untuk membela diri kalau nantinya Jiho akan menghancurkan tempat itu. Err.. berlebihan -__-.

***To be Continue***

Maap kalo bahasa inggrisnya rada acakadut~ -____-
Yang jelas belum ada konflik apapun disini, makanya judulnya intro..
Ja! COMMENT NO JUTSU!!!

*dan ga janji terusannya bakal di apdet berapa tahun kemudian~* :p

-Keep Shine Like HIKARI-

10 comments:

  1. aih ! yang terbayang pas adegan skolahan itu malah sekolahan gw . . .. lanjutih buruan ih !

    ReplyDelete
  2. cepet amat udah di baca aja?hhh
    kan udah gw tulis tuh ga janji kapan apdetnya~ :p
    biar ga cepet2 juga gapapa.. tapi cepet juga boleh.. HAHAHAHA
    makasi udah baca^^

    ReplyDelete
  3. si mpeng cuma muncul sebentar -_- lanjutin! *asah piercingnya panda*

    ReplyDelete
  4. uhmm.. I expect this would be the great one.. So dont disapoint me.. Kidarilkae..

    ReplyDelete
    Replies
    1. YOSH~!^^ hoho
      doain yang ini sukses.. :))
      makasi banyak!^^

      Delete
  5. tukang MLM apaan oen?

    feel FF ini dapet banget! apa lagi pas bayangin
    Jidi, Seunghyun, hyunseung,jinki sama junhyung..
    Kocak..anyway castnya bakal sekampung ya?
    rame kayanya ●‿●
    ini masih intro udah panjang gimana ntar
    konfliknya? ck

    next part di tunggu!

    ReplyDelete
    Replies
    1. itu lho.. yang suka nawar-nawarin kerjaan tapi suruh bayar.. *pengalaman di tawarin*

      hahaha.. iya.. emang rencananya cast nya bakal banyak dan artis semuanya~^^
      doain sukses ya.. konfliknya mau dibikin agak panjang sih~ sabar nunggu aja ya~^^

      gamsahamnida~!!^^

      Delete
    2. oh kaya penyalur gitu.
      Oke di tunggu lanjutannya!!

      Delete
  6. hello..
    aaaaa yokatta ternyata akun ku masih bisa d pake... (*´▽`*)
    *ketauan g pnh bk blog lg*
    hihi..

    btw gomen ru kument..
    *udah baca dulu tp gtw kl akun ku masih aktif*

    udah ya gt aja kument nya..
    hehe...
    *CLINK*

    ReplyDelete