Tuesday, April 26, 2011

Oh My Friend [FIVE]

Haduu..karena jadwal ga kalah padatnya ama BIGBANG..jadi ga bisa update selalu~*bahkan bikin ucapan buat DaeSeong aja sekedarnya~* Minanhada~
Jadi ff pun jadi dikerjakan (agak) sekedarnya..MIAN (lagi)
ok..this is the 5th! selamat membaca!!^^

Oh My Friend (five)


"D..DaeSeong-a? Apa yang kau lakukan?" Tabi terperangah menatap hoobaenya yang baru saja memukuli seseorang. Ditangannya sudah dilumuri noda darah yang muncul dari wajah anak laki-laki dengan seragam basket hitam tersebut.

"H..hyeong?" DaeSeong kaget dan bingung harus melakukan apa. Ia merasa bodoh. Hukuman skorsingnya belum habis, dan tinggal sehari saja. Tapi ia baru ketahuan memukuli orang lagi sampai babak belur, bahkan darah sampai bercucuran dari hidung dan bibir anak laki-laki itu.

"YONGBAE HYEONG!!!" tiba-tiba terdengar teriakan dari dalam toilet. HyunSeung baru saja masuk untuk melihat keadaan didalam. Tepatnya mencari YongBae yang semula ijin ke toilet. Tabi bergegas membuka pintu toilet, tampak YongBae tengah meringis kesakitan sambil memegangi kaki kirinya, sedangkan HyunSeung hanya berjongkok dengan panik tanpa dapat melakukan apapun.

"YongBae-a??" teriak Tabi. Ia masuk dan melihat keadaan hoobaenya tanpa menutup pintu toilet. "Gwaenchana??"

"Sakit, hyeong~" rintihnya. Tabi melepas sepatu basket YongBae dan betapa terkejutnya ia mendapati tulang ankle YongBae retak dan keluar sedikit melewati kulitnya. Darah keluar meski tidak banyak, namun ia tahu ini pasti sakit sekali.

"Bagaimana ini??" HyunSeung panik. Tabi berpikir sejenak.

"Bawa dia ke ruang kesehatan atau ke rumah sakit! Cepat beri tahu coach! Oke? aku akan menyusul segera setelah menyelesaikan yang itu!" ujarnya bijaksana pada HyunSeung. HyunSeung menyanggupi, kemudian menggendong YongBae di punggungnya dan membawanya pergi dari sana. Sementara itu, Tabi masih tidak tahu apa sebenarnya yang membuat DaeSeong memukuli anak laki-laki yang kini tergolek lemah didepan pintu toilet pria itu.

"Hyeong.." DaeSeong kembali pada dirinya yang biasanya. Kini ia bingung dan tidak tahu harus berbuat apa setelah menyadari bahwa dirinya baru saja menghabisi seseorang.

"Kau pergi!" kata Tabi singkat pada DaeSeong.

"Eh..kenapa hyeong?" tanya DaeSeong bingung.

"Tidak usah tanya! Pergi saja dari sini!" teriak Tabi, membuat DaeSeong kaget hingga mundur beberapa langkah. Sekali lagi Tabi menginstruksikan DaeSeong untuk pergi, hingga akhirnya anak itu benar-benar pergi. Sementara anak laki-laki yang sudah lemah itu mulai merintih lagi. "G..gwaenchana?" tanya Tabi cepat.

"E..eh.." hanya itu yang keluar dari mulut anak laki-laki itu.

Tabi mengambil ponsel dari saku celananya, kemudian menuliskan sesuatu. Setelahnya ia kembali memperhatikan anak laki-laki dengan seragam basket itu. "Kau boleh dendam padanya! Tapi jangan laporkan anak itu! Kau boleh jadikan aku sebagai tersangkanya! Jebal.." ujar Tabi pada anak itu. Anak laki-laki itu hanya meliriknya sambil merintih sedikit. "Ah..jeongmal~.." desahnya putus asa.

***

"Hyeong! Kau tidak apa-apa??" HyunSeung berteriak setelah mencari pertolongan. YongBae sudah sampai di ruang pemain beberapa saat yang lalu, dan HyunSeung menidurkannya di bangku kayu panjang yang ada diruangan tersebut. Setelahnya, anak laki-laki dengan seragam basket nomor 8 tersebut mencari pertolongan, dan ia baru saja kembali untuk mengecek keadaan seonbaenimnya.

YongBae tidak menjawab, ia terus mengerang. Pantas saja ia tidak bisa berkonsentrasi selain pada kakinya yang terluka parah itu. Tak lama banyak suara langkah kaki menuju ke ruangan tersebut, dan segera tampak coach masuk kedalam ruangan itu dan menghampiri YongBae. "Kau kenapa?" tanya coach segera. HyunSeung yang panik langsung menunjukan luka YongBae yang sangat parah, dan membuat beberapa anggota tim yang datang merinding dan seperti ikut merasakan sakitnya. "Kenapa bisa begini??"

"Bagaimana ini coach??" tanya yang lain panik.

"Panggil ambulan! Kita harus cepat membawanya ke rumah sakit!" teriak coach pada semuanya.

"Tapi coach, pertandingannya?"

"Ini lebih penting! Panggil ambulan!"

"N..ne, araseo!" jawabnya, kemudian segera pergi keluar untuk menelpon ambulan.

***

Rumah sakit.

"Hyeong!!" SeungRi berteriak begitu melihat orang yang dikenalnya sedang duduk di salah satu bangku di ruang tunggu rumah sakit itu. Tabi, yang sudah dipenuhi dengan noda darah di baju seragamnya. "Tabi, hyeong? Gwaenchana? Kau terluka?"

Tabi tidak menjawab, ia melirik sedikit ke arah dua orang yang baru datang itu. "DaeSeong ga?" ujarnya mengalihkan pembicaraan.

"Molla.. kami langsung kesini begitu mendapat pesan darimu kalo YongBae dibawa ke rumah sakit! Dan pertandingan juga dihentikan karena ada satu pemain lawan yang terluka!" jawab JiYong jujur. "Tapi, kenapa Hyeong bisa ada disini?"

Tabi menggeleng. Ia lalu menyandarkan punggungnya pada punggung kursi, kemudian terus memandangi sepatunya. "Hyeong? Gwaenchana?" tanya SeungRi antusias. Tabi menganggguk pelan. Tapi SeungRi merasa ada yang tidak beres dengan ini.

***

Keadaannya menjadi sangat buruk setelah ini. Selain keadaan YongBae yang tidak juga membaik, ditambah tim basket mereka terancam di diskualifikasi karena pemukulan yang di lakukan oleh siswa SMA mereka terhadap siswa sekolah lawan pada hari pertandingan yang membuat pertandingan dihentikan akibat insiden yang tidak diketahui akar penyebabnya tersebut. Terpaksa mereka harus menyelidiki apakah akar penyebab semua ini, juga siapa yang melakukan pemukulan.

Hari ini sangat cerah, bahkan sepertinya menjadi hari paling hangat dalam musim gugur tahun ini, karena matahari bersinar sangat terik di atas sana. Namun tidak begitu bagi DaeSeong, karena entah bagaimana tuduhan ditunjukan pada DaeSeong. Kabarnya ada saksi lain selain Tabi saat kejadian berlangsung. DaeSeong dicurigai sebagai tersangka pemukulan tersebut. Ia sampai dipanggil ke ruang kepala sekolah setelah pulang sekolah untuk melakukan pengakuan, padahal hari itu adalah hari pertamanya menginjakkan kaki di sekolah setelah skorsing 3 hari yang telah dijalaninya.

"Maaf..bapak tidak bisa memberikan keringanan lagi padamu kali ini. Kau sudah keterlaluan, Kang DaeSeong!" ujar kepala sekolah dengan tampang miris. Terang saja salah satu anak didiknya yang berprestasi dan tukang juara olimpiade matematika itu baru saja membuat kesalahan besar. DaeSeong hanya bisa tertunduk didepan kepala sekolah. "Bapak tahu, kau sangat berprestasi. Bapak juga berat jika harus mengatakan ini padamu..kau harus dikeluarkan!"

"Andwe! Kepala sekolah! Jangan lakukan itu!" seseorang berteriak mengikuti suara gebrakan pintu ruang kepala sekolah sebelum DaeSeong sendiri yang sebenarnya hendak memohon untuk tidak dikeluarkan dari sekolah. "Dia tidak bersalah!" lanjutnya dengan tampang khawatir.

"T..Tabi hyeong..?" gumam DaeSeong setelah melihat siapa yang baru datang. Ya, si Tabi itu. Ia masuk kedalam ruang kepala sekolah. Ia merapikan sedikit jas seragamnya, kemudian menghadap kepala sekolah, berusaha sopan.

"Kau siapa?" tanya Kepala sekolah setengah kaget.

"Saya Choi SeungHyun kelas 3-4!" jawabnya sopan.

"Choi SeungHyun? Kau tidak tahu bapak sedang.."

"Saya mohon, jangan keluarkan dia dari sekolah, kepala sekolah! Dia masih punya harapan besar di sekolah ini!" potong SeungHyun memohon dengan jujur. Sedangkan DaeSeong hanya bisa memandangi seonbaenimnya yang selalu berusaha membelanya meskipun kesalahannya sudah tak termaafkan.

Kepala Sekolah mendengus. "Bapak tahu DaeSeong adalah anak yang berprestasi di sekolah, tapi sekolah benar-benar tidak bisa memaafkan kesalahannya! Makanya bapak memanggilnya kemari, besok kau harus beritahukan orang tuamu untuk menghadap bapak, Kang DaeSeong!"

"Tunggu! Kepala sekolah, sebenarnya.." SeungHyun ragu. Ia tampak memutar bola matanya, seolah mencari jawaban yang ia harap akan muncul di salah satu sudut ruangan tersebut. "Sebenarnya..saya yang salah, kepala sekolah!" lanjutnya tanpa berpikir.

"Mwo..mworago?"

"Tabi Hyeong.." DaeSeong hendak mencegah seonbaenimnya itu untuk meneruskan kebohongannya yang bisa saja merugikan dirinya sendiri.

"Saya yang bersalah atas semua insiden itu! Dan DaeSeong berusaha menutupinya untuk saya!" jawab Tabi berbohong. Ia kemudian berlutut didepan kepala sekolah. "Saya mohon kepala sekolah, DaeSeong tidak pernah bersalah selama ini! Ia juga masih punya mimpi untuk menjadi guru seperti kepala sekolah, jadi saya mohon, biarkan ia tetap berada di sekolah!" jawabnya, Tabi masih menunduk memohon.

Kepala sekolah tidak bisa langsung mempercayai ucapan Tabi. Ia merasa ada yang aneh. Ia tahu DaeSeong yang selama ini membuat onar, memang baru akhir-akhir ini ia terus diawasi sekolah karena perbuatannya hingga batas akhir sekolah harus bertindak. Namun kenapa tiba-tiba ada yang datang dan mengakui kesalahan yang seharusnya menjadi milik DaeSeong. "Benar kau yang melakukannya?" tanya kepala sekolah ragu.

"Y..ye sonsengnim!" Tabi masih menunduk. Kepala Sekolah masih belum bisa percaya, dan DaeSeong masih ketakutan atas pengakuan Tabi. Ia ingin mengatakan yang sebenarnya, tapi entah mengapa ia merasa tidak bisa melakukannya.

***

Rumah sakit.

JiYong baru saja kembali dari membeli beberapa makanan kecil di minimart tak jauh dari rumah sakit, untuknya dan SeungRi yang menunggui YongBae yang keadaannya masih belum pulih. Karena selain kakinya, ternyata ada beberapa bagian lain yang cedera dan harus mendapat perawatan intensif. JiYong masuk ke sebuah ruangan dengan kapasitas 4 orang, dan YongBae salah satu pasien yang terbaring disana. Di depannya, seseorang tengah duduk sambil memainkan beberapa trik sulap dan sedikit pantomim hingga menarik perhatian pasien yang lain.

"Jhoa! Jhoa! Tapi sekarang makan dulu! Aku beli ramen cup!" ujar JiYong memotong pertunjukan SeungRi. Ia meletakkan kantong plastik berisi makanan itu diatas meja di sebelah ranjang YongBae. Mereka segera mengambil makanan masing-masing. "Kau mau?" JiYong menawari YongBae.

"Ahni! Aku sudah makan!" jawab YongBae singkat.

SeungRi memakan bakpao yang dibeli JiYong, sedangkan JiYong masih menyeduh ramen cupnya. "Hahh..kalau mengingat kejadian kemarin..untung hyeong masih bisa tertolong!" ujar SeungRi setelah menelan gigitan pertamanya. YongBae tersenyum tipis mendengarnya. "Tapi..apa benar kau terlika karena lawan basket mu itu?"

"Lawan basket?" tanya YongBae heran.

"Iya..aku dengar rumor yang beredar, kau dilukai oleh lawan basketmu di toilet, kemudian seseorang yang melihatnya memukuli lawan basketmu itu sampai berdarah-darah di seluruh wajahnya! Aku harap sih bukan DaeSeong hyeong lagi yang memukulnya!" jawab SeungRi. YongBae terduduk kemudian, meski kaki dan beberapa bagian badannya masih sakit, ia lansung terbangun dari ranjangnya begitu mendengar apa yang SeungRi katakan, dan membuatnya mengingat kembali kejadian sehari yang lalu.

~FLASHBACK~

YongBae berjalan kearah toilet, di tengah-tengah pertandingan ia tidak tahan kebelet, makanya ia bergegas ke toilet untuk melakukan tugas suci. Buang air kecil. Ia masuk, dan berpapasan dengan cleaning service yang baru keluar dengan membawa alat pel dan ember air di tangannya. YongBae langsung masuk tanpa perduli, ia kemudian melakukan tugas sucinya didalam. Tak lama kemudian, seseorang masuk. Tanpa menyapa, ia juga melakukan tugas sucinya sendiri. Dan sedetik kemudian, YongBae selesai. Ia kemudian hendak berjalan ke wastafel. Namun sial, ternyata lantai toilet tersebut baru saja di pel dan masih mengandung sabun. YongBae terpeleset dan jatuh, dan entah bagaimana kejadiannya, ia terjengkakng, angkle nya langsung cedera, bahkan hingga tulangnya keluar sedikit. Tangan kanannya yang berusaha menopang badannya yang jatuh, ikut retak.

YongBae berteriak kesakitan, dan anak-laki-laki yang baru saja masuk, anak laki-laki yang mengenakan baju seragam basket lawan YongBae tentu tidak bisa diam saja melihat YongBae berteriak kesakitan seperti itu. Ia segera berlari kearah YongBae dan berusaha menolongnya. Namun sepertinya posisinya yang salah membuat satu lagi anak laki-laki yang baru saja masuk salah paham. Karena ia sudah teracuni pikiran buruknya setelah mendengar percakapan dua orang di toilet sebelum pertandingan tadi, tanpa berpikir panjang, ia menarik anak laki-laki itu keluar toilet dan menghajarnya habis-habisan, sedangkan YongBae yang kesakitan, tidak tahu dan tidak mau tahu siapa yang baru datang dan menghabisi bocah yang ingin menolongnya tadi.

~FLASHBACK END~

"Jadi..itu DaeSeong??" YongBae bergumam sambil memandang kedepan dengan tatapan kosong.

"Hmm? Kau mengatakan sesuatu?" tanya JiYong sambil mengunyah mie nya yang sudah jadi.

"Ah..ahni~!" jawab YongBae sambil tersenyum kecil.

"Hahh..DaeSeong hyeong itu..kenapa ya? Padahal dia orang yang baik.." SeungRi bergumam, kemudian menenggak jus kalengnya. "Kita harus jadi detektif hyeong!" katanya lagi pada JiYong. Tapi JiYong tidak menanggapinya, dan membuat SeungRi kembali tidak mood bercanda dengan JiYong.

***

"Ne! Tenang saja, akan aku kembalikan bukumu besok! Bawel kau!" teriak SeungRi pada ponsel yang menempel di telinganya. "Iya! Iya!" teriaknya lagi kesal, kemudian menutup ponselnya. Tak lama JiYong keluar dari kamar tempat YongBae dirawat, menyusul SeungRi yang sudah keluar duluan untuk menerima telepon.

"Dari siapa?" tanya JiYong seraya menyodorkan ransel sekolah SeungRi.

"Miss Choi!" pekiknya kesal. JiYong tertawa kecil. Mereka kemudian bergegas keluar rumah sakit untuk pulang. "Aigoo~!" seru SeungRi kaget begitu mereka keluar dari pintu rumah sakit itu. "Padahal barusan cerah sekali! Kenapa sekarang hujan deras?" tanya SeungRi pelan.

JiYong mengedarkan pandangannya kesekeliling. "Benar juga.." gumamnya. Karena tidak membawa payung, mereka hanya bisa menunggu disana hingga hujan agak reda untuk pulang.

*** To Be Continue ***

Thanks for reading! dan selalu mengingatkan.. don't forget to leave a coment! Karena komentar, saran dan kritik teman-teman itu sangat dibutuhkan!^^
Sankyuuh!Gomawo!Makasih!
dan sekali lagi .. Kang DaeSeong, Happy B'day!!^0^v

-Keep Shine Like Hikari-

6 comments:

  1. komen apa yaa???
    kayaknya aku ga perlu mengkritik apapun,,,spt biasa aja 'baguusss'
    la la la la (づ ̄ ³ ̄)づ

    ReplyDelete
  2. ini ceritanya apaaa deh -_____-

    ckckck kasian dae aaaa *jitak yebe* (?)

    lanjut deh!

    ReplyDelete
  3. @hyunri : gomawo!^^

    @T.E.N : yahh??kenapa YB yang dijitak?? o.oa
    udah apdet tuh part lanjutannya~moga belon bosen..hahaha =p

    ReplyDelete
  4. lah kok saya dipanggil TEN jadinya wahahaha lol (?)

    udah bacaaa udah bacaaa XDDD

    ReplyDelete
  5. issh.. Serem amat patah tulang ampe tulangny kluar.. Masa iya kepleset doang bsa sgitu parahny patah kaki? Kalo retak yg d tangan masih msuk akal.. Nah kalo yg kaki? Absurd bgt.. Kcuali kalo pas jatoh kakiny kepentok wc bru mungkin bsa parah gt.. Hoho *sherlock holmes mode on*

    ReplyDelete
    Replies
    1. di ff itu smuanya bisa terjadi jika author menghendaki.. sudahlah~ *ngeles*
      kalo ga gini ntar yebe gabisa mandeg maen basket.. hahaha

      Delete