Thursday, June 16, 2011

My Brother [PART 3]

annyeong!^^
gw sedang bersemangat sekarang! itulah kenapa gw bisa selesain tiap part dengan cepat!
biar kalo ujian gw ga pernah semangat, tapi kalo urusan nulis dan gambar saya langsung semangat asalkan ada ide!hahaha xp
oke, ini part 3 FF b2st gw! selamat membaca!!^^ 

My Brother "Confession 2"


"Saranghanda, Min Yeon-ssi" ujar Gi Kwang, dan aku mendengarnya dengan telingaku sendiri. Aku sudah menyangka ini akan terjadi, tapi tidak menyangka akan terjadi secepat ini. Anak bodoh itu sudah membuatku kaget seminggu ini.

Aku masih terbelalak kaget dan tidak sadar sudah menahan nafasku hingga beberapa detik. Aku pikir Min Yeon juga bereaksi sama denganku. Dilihat dari wajahnya yang benar-benar kaget, mungkin ia lebih kaget dari yang aku pikirkan. Dan aku butuh tabung oksigen sekarang.

***

Sudah malam, aku berada di rumah sejak pulang sekolah tadi. Bahkan aku sampai melupakan janjiku dengan Min Yeon. Baru ingat setelah aku terbangun. Baru saja. Sudah saatnya aku berangkat part time demi hidupku. Aku mengambil hoodie yang tergantung di gantungan baju dan memakainya. Kemudian segera berangkat setelah meminum beberapa teguk air putih.

"Ah.. Min Yeon-a??" aku berteriak kaget saat tiba-tiba melihat seorang gadis berdiri didepan pintu kamar sewaku. Min Yeon, sepertinya ia baru saja akan mengetuk pintu kamar sewaku ini.

"A..annyeong, oppa!" sapanya padaku gugup. Oke, sejak kapan hubungan kami begitu canggung? Aku tidak mengerti~!

"Annyeong! Waeyo? Tumben kau datang?" tanyaku sambil menutup pintu kamar sewaku, kemudian mengunci pintunya.

Aku lihat Min Yeon memperhatikan ke arah kenop pintu dan hendak menjawab pertanyaanku dengan gugup. "Mianhae, oppa! Aku lupa janji kita hari ini, aku malah langsung pulang dan tidak datang ke sekolah mu! Mianhada!" ujarnya tanpa melihat ke arahku.

Sebenarnya aku juga ingin bilang aku juga lupa kalau aku janjian dengannya karena kejadian tadi siang. Tapi kenapa ia mengaku kalau ia tidak datang ke sekolahku? Jelas-jelas aku melihatnya mengobrol dengan Gi Kwang di depan sekolah siang tadi. Apa mungkin ia ingin menutupi kejadian siang tadi dariku? Kalau memang begitu, aku hanya bisa menurutinya. "Ahni, gwaenchanayo!" jawabku dengan senyum tipis, kemudian mengantongi kunci kamarku di saku celana. "Aku mau ke minimart. Kau mau ikut denganku?" tanyaku kemudian pada Min Yeon, berpura-pura menjadi biasa.

Min Yeon tidak menjawab, tapi aku bisa tahu dia pasti mengiyakan ajakanku. "Kajja!" ajaku padanya dan berjalan mendahuluinya. Min Yeon mengikuti di belakangku, namun kemudian ia berlari sedikit agar ia bisa berjalan di sebelahku.

Canggung. Aish.. sejak kapan hubungan kami jadi seperti ini?? Min Yeon tidak bicara apapun selama kami berjalan ke mini mart, dan otakku tidak dapat menghasilkan ide apapun untuk diobrolkan dengannya. Sampai akhirnya Min Yeon mengatakan sesuatu padaku. "Oppa.. sebenarnya tadi siang.."

Aku menghentikan langkahku dan memotong pembicaraannya. "Sudahlah! Aku tahu!" ujarku padanya. Aku seperti tidak mau mendengar pengakuannya. Makanya aku menghentikannya. "Gwaenchana! Sekarang pulanglah dan belajar! Aku harus part time sampai larut!" lanjutku dan berusaha mengembangkan senyum tipis di wajahku.

"Oppa.." bisiknya. Aku tersenyum sedikit lebih lebar, kemudian mengacak rambutnya pelan. Min Yeon ikut mengembangkan senyumnya padaku. "Kalau begitu, aku pulang dulu! Sampai jumpa, oppa!" ujarnya kemudian berjalan mundur pelan ke arah berlawanan dengan tujuanku.

Aku melihat ke arahnya tanpa menanggalkan senyumku. "Ne! Annyeong!" ujarku sambil sekali melambaikan tangan padanya, kemudian melanjutkan perjalananku ke minimart untuk part time.

***

Istirahat sekolah. Aku berada di atap sekolah sekarang. Jarang sekali ada siswa yang datang kemari, makanya kadang-kadang aku suka menyendiri disana saat aku rasa sedang tidak ingin menyapa yang lain. Namun aku tahu satu orang dari beratus-ratus siswa di sekolah ini tahu kebiasaanku yang satu ini. Makanya ia kini sudah duduk di sebelahku, sedangkan aku tiduran dengan menumpukan kedua tangaku di belakang kepalaku sebagai bantal.

"Wae?" akhirnya aku berhenti berpura-pura tidak tahu ada yang datang menyusulku kemari, namun tanpa membuka mataku. Aku dengar ia melepas nafasnya sejenak. Aku sedikit membuka mataku dan melirik ke arahnya, dan sesaat kemudian bangun dalam posisi duduk dan sedikit membersihkan jas seragamku. "Kau baru salah makan?" tanyaku padanya.

Dia, Gi Kwang, melirikku dengan senyum kecil. "Hyung!" tiba-tiba ia berteriak sambil memelukku dan menempelkan kepalanya di pundakku. "Jhoa~!" katanya lagi dan membuatku cepat-cepat melepaskan pelukannya. Aku takut seseorang melihat kami dan akan tersebar rumor nantinya.

"Yah! Gila kau!" aku berteriak padanya. Namun seperti biasa, Gi Kwang cuma nyengir menanggapinya. "Wae? Ada sesuatu yang ingin kau laporkan?"

Gi Kwang nyengir lebar ke arahku. Pasti berita soal kemarin. "Hahh!! Aku malu hyung~!! Aku sudah mengatakannya pada Min Yeon-ssi~!!" ujarnya sambil menutup wajahnya dengan gaya sok imut. Hahh.. benar kan, dia pasti laporan soal kemarin.

"Trus?" tanyaku tanpa memandang ke arahnya.

"Mollayo.. dia tidak mengatakan apapun setelahnya, kemudian pulang. Aku takut aku mengatakan hal yang salah padanya! Makanya sekarang aku ingin konsultasi padamu, yang sudah kenal dengan Min Yeon-ssi cukup lama!" jawabnya. Ia kemudian menatapku serius. "Apa Min Yeon-ssi punya orang yang dia sukai?" Dan entah kenapa aku bisa tersedak ludahku sendiri. Aku terbatuk-batuk sampai Gi Kwang menepuk-nepuk punggungku untuk meredakan batukku. Walaupun sebenarnya itu tidak membantu juga. "Hyung gwaenchanayo?" ujarnya menghawatirkanku.

"Gwaenchana!" jawabku setelah batukku mereda. Aku menepuk-nepuk sedikit dadaku, kemudian menenangkan diri.

Gi Kwang kembali ke posisinya semula, namun matanya tidak beralih dariku. "Aku pikir, Min Yeon-ssi sudah punya pacar. Karena wajahnya yang sekaget itu saat aku menyatakannya!" ujarnya lagi padaku. Aku tidak menjawab apapun. Gi Kwang tersenyum kecil, memeluk kakinya dan memandang kearahku dengan smile eyesnya. "Hyung merestuiku kan?" tanya bocah itu padaku.

Aku hanya tersenyum tipis tanpa menjawab. Ini bukanlah pertanyaan yang bisa aku jawab dengan mudah. Gi Kwang adalah adiku, aku tidak bisa berbohong padanya. Dan Min Yeon.. masalah ini benar-benar menyebalkan!

***

"Apa mau kalian? Aku sudah tidak tertarik dengan urusan kalian lagi!" ujarku pada keempat pria didepanku itu. Mereka mencegatku saat aku berjalan pulang dari sekolah. Mereka hanya sebagian kecil dari kelompok, anak buah yang bekerja untuk mereka masih banyak. Mungkin perusahaan ilegal mereka sudah besar sekarang.

Salah satu dari mereka yang aku kenal sebagai ketua kelompok itu tersenyum lebar. "Kembalikan hutangmu, dan aku tidak akan mengganggumu lagi!" jawabnya mencoba bernegosiasi padaku.

Aku tersenyum kecil. "Jadi kalian kekurangan uang sekarang? Kasian sekali!" kataku pada mereka. "Lupakan saja! Aku tidak mau terlibat di bisnis haram kalian lagi!" jawabku, kemudian beranjak pergi.

Si ketua grup itu memandang tajam padaku. "Keurae? Jhoa! Lihat saja apa yang akan aku lakukan padamu! Atau.. gadis itu! Apa dia sudah jadi pacarmu sekarang?" ancamnya padaku. Aku tahu ia pasti akan mengucapkan ini suatu hari nanti. "Tunggu saja! Hidupmu dan gadis itu tidak akan aman kalau kau tidak kembali pada kami! Arachi?" lanjutnya, kemudian pergi meninggalkanku. Cara mereka mengajaku kembali cukup halus bagi gangster. Tapi bagaimanapun cara mereka, aku tidak akan pernah mau! Namun sepertinya aku harus mengawasi Min Yeon mulai saat ini.

***

(esok pagi)

"Aku pergi!" terdengar seorang gadis berteriak disertai suara pintu menutup. Dan tak lama seseorang muncul dari balik pintu pagar rumah berwarna coklat tua itu. "Hahh.. ehh.. Jun Hyung oppa?" ujar Min Yeon dengan wajah kaget setelah melihatku yang tengah berdiri didepan pintu pagar rumahnya. Sepertinya ia terkejut melihatku pagi-pagi muncul di depan rumahnya. Tapi aku hanya menanggapinya dengan senyum tipis. "Wae yo? Kenapa pagi-pagi sudah datang ke rumah?" tanya Min Yeon.

"Ahni! Cuma mumpung aku bangun pagi, aku ingin berangkat sama-sama! Sudah lama sejak kita lulus SMP kita jarang ke sekolah sama-sama lagi!" ujarku basa-basi. Padahal bukan itu maksudku sebenarnya. "Boleh kan?"

Min Yeon tersenyum lebar. "Tentu saja! Aku juga jadi punya teman ngobrol!" jawabnya, kemudian menutup pintu pagar rumahnya itu. "Kajja! Nanti kita bisa terlambat kalau tidak cepat-cepat!" ajaknya dan mendahuluiku berangkat. Aku menarik nafas sejenak, kemudian melepasnya lewat mulut dengan sedikit menggembungkan pipiku, dan segera berlari untuk menyamai langkahnya berangkat ke sekolah.

---

"Terima kasih sudah mengantarku oppa! Kita berpisah disini!" ujar Min Yeon padaku saat kami sampai di perempatan. Aku harus berbelok ke kiri menuju sekolah, sedangkan Min Yeon menyebrang jalan dan melewati satu blok lagi untuk sampai di sekolahnya.

"Kau bilang apa? Aku tidak mau berbelok disini!" jawabku padanya dengan wajah datar.

"Tapi sekolahmu kan ke arah sana!" ujar Min Yeon sambil menunjuk kearah jalan menuju sekolahku.

"Aku ingin melihat sekolahmu! Sampai hari ini aku belum pernah melihat sekolahmu!" jawabku tidak mengindahkan jawabannya. Sepertinya jawabanku membuatnya bingung. Min Yeon menatapku penuh pertanyaan. "M..mwo?" tanyaku padanya, dan ekspresiku tidak berubah.

"Kenapa oppa tiba-tiba.." ujarnya, namun segera ku potong dengan membalikkan badannya dan mendorongnya ke arah sekolahnya.

"Kajja! Nanti kau bisa telat!" ujarku seraya mendorong Min Yeon menyeberang jalan. Aku tidak mengatakan alasan yang jelas kenapa aku mengantarnya ke sekolah hari ini, dan sepulangnya, aku menjemputnya tanpa mengatakan dulu padanya kalau aku akan menjemputnya. Dan hal ini aku lakukan hingga seminggu penuh. Aku mengantarnya kemanapun ia pergi. Sekali dua kali Min Yeon bertanya padaku. Katanya aku belagak aneh akhir-akhir ini. Tidak biasanya aku seperti ini, tapi aku tidak menjawabnya dan terus mengalihkan arah pembicaraan kami.

***

"Jadi itu kenapa hyung tidak pernah memperdulikanku akhir-akhir ini?" tiba-tiba Gi Kwang muncul dihadapanku saat aku sedang part time di mini mart. Aku kaget hingga mundur beberapa langkah dan membuatku hampir jatuh karena menabrak kursi yang ada di belakangku. Bukannya kaget karena pertanyaannya, tapi aku kaget karena ia muncul tiba-tiba tanpa pertanda sedikitpun.

"W..wae?" tanyaku seraya mengembalikan posisi ku yang hampir terjatuh.

"Min Yeon-ssi! Aku melihat kalian berduaan terus sepanjang hari seminggu ini hyung!" jawab Gi Kwang. Ah.. dia tahu ya? Padahal aku sudah berusaha agar tidak ketahuan olehnya. Apa dia terus membuntuti Min Yeon sampai ia tahu akhir-akhir ini kami sering pergi sama-sama? "Sebenarnya ada apa diantara kalian? Kalian pacaran di belakangku? Atau jangan-jangan kalian sudah pacaran sejak sebelum mengenalku?" tanya Gi Kwang padaku tanpa memberiku kesempatan menjawab.

"Ahniyo!" jawabku tegas padanya. "Ada alasan tertentu kenapa kami sering sama-sama akhir-akhir ini! Jangan khawatir!" jawabku sedikit gugup.

Gi Kwang menatapku tajam, namun sesaat senyum lebar terkembang di wajahnya. "Kenapa hyung jadi tegang?? Aku kan cuma bercanda! Aku percaya padamu hyung!" jawabnya dengan senyum lebar, kemudian menepuk pundakku. Ia membuatku sedikit lega, entah kenapa. Tapi aku takut kekhawatiran baru akan dimulai nanti. "Tapi ngomong-ngomong, apa Min Yeon-ssi menyinggung sesuatu tentangku? Sudah seminggu tapi ia tidak menjawab pernyataanku waktu itu~! Ahh..~ Jincha~!!" katanya dengan tampang sok memelas.

Aku tidak menjawab. Bukannya tidak mau menjawab, tapi memang Min Yeon tidak pernah menyinggung tentang ini. Bahkan ia sudah tidak pernah bertanya tentang Gi Kwang lagi. Apa dia berniat membatalkan pembuatan novelnya karena pernyataannya seminggu yang lalu?

***

"Kenapa Oppa bertanya tentang itu?" tanya Min Yeon dengan wajah tegang setengah malu-malu. Aku tersenyum tipis, kemudian menyandarkan punggungku pada punggung kursi taman yang kami duduki. Pulang kerja part time, Min Yeon mengajaku bertemu. Entah untuk apa, aku ikut saja. Yang jelas jangan sampai ia tertangkap gerombolan si berat itu.

"Bukan apa-apa! Kau keberatan?" tanyaku padanya. Min Yeon menggeleng, namun tidak melihat ke arahku. Ia terus menatap sepatunya. Ada apa sih? "Aku tahu Gi Kwang bertemu denganmu seminggu yang lalu, aku tahu apa yang di katakannya saat itu! Dan.."

"Oppa.." Min Yeon memotong pembicaraanku.

"Ne?" tanyaku sambil mengangkat alisku sedikit.

"A..ahni.. teruskan saja!" ujarnya.

"Sebenarnya aku tidak mau mencampuri tentang ini, tapi.. aku kasihan padanya! Ia menunggu jawabanmu, Min Yeon-a. Apapun keputusanmu, jangan biarkan dia menunggu! Arachi?" ujarku peduli. Min Yeon mengangguk. Aku tersenyum kecil, kemudian mengacak rambutnya pelan. "Sudah malam, aku akan mengantarmu pulang! Anak perempuan tidak boleh pulang terlalu larut!" kataku, kemudian beranjak dan mendahuluinya pergi, dengan maksud agar ia mengikutiku. "Kajja!" ajakku. Tidak terdengar jawaban darinya. Aku pikir ia akan mengikutiku.

"Jun Hyung oppa!" sesaat kemudian aku mendengar suaranya memanggilku. Aku menghentikan langkahku.

"Ne?" tanyaku, kemudian berbalik.

GRAB! Aku merasa seseorang memelukku, dan sepertinya bau wangi shampoo baru saja menghampiri hidungku. Aku melirik ke bawah, Min Yeon memelukku. Kepalanya bersandar di dadaku, dan tangannya melingkar di badanku sampai kepunggung, erat. "Min Yeon-a?"

"Aku pikir oppa juga merasakan hal yang sama..! Jun Hyung Oppa.. Jhoayo~!" ujarnya lirih, namun aku bisa mendengar suara kecilnya itu. Seharusnya aku tidak kaget mendengar ini, aku sudah tahu jika membaca gerak-geriknya saat bersamaku. Namun degub jantungku tidak bisa dipelankan. Ia pasti bisa mendengarnya. Cepat sekali. Aku hendak membalas pelukannya, tapi untuk menyentuh pundaknya saja, rasanya aku tak mampu. Dan aku membiarkannya memelukku erat tanpa membalasnya, hingga aku rasakan kaos di bagian dada basah terkena air matanya. Min Yeon menangis.

 (karna gadapet piku yang pas..jadi pake ini aja lah~ xp)

***To Be Continue***

thx for reading and don't forget to leave a coment!
gw sangat membutuhkan komentar kalian demi kemajuan FF dan fic gw yang selanjutnya!^^ gomawo~!^^

-Keep Shine Like HIKARI-

3 comments:

  1. sial knapa motong ceritany pas d situ sih.. @@ lanjuuuttttt... @@

    karakterny sih makin dapet.. Xp daebak!

    ReplyDelete
  2. emang maunya motongnya dimana?? xp
    haik! sankyuu!^^

    ReplyDelete
  3. part 4 scepatny ye.. Xp cant wait.. Xp

    ReplyDelete