Thursday, June 9, 2011

My Brother [PART1]

Gw dapet tantangan lagi! Bikin FF dari artis yg ga gitu gw kenal~ -_____-
jadinya gw ga ngerti personality dari masing-masing artisnya.. tapi ya.. cuma FF.. xp
yang penting, moga aja feel nya dapet~^^
Selamat membaca!!^^

My Brother "She's the Angel, My Angel"


"Hyung! Hyung! Tunggu aku!" seseorang berteriak dari belakangku. Aku tahu siapa dia, karena aku mendengar teriakan itu setiap hari. Jadi aku tahu pasti siapa pelakunya. Namun aku tidak berhenti walau ia terus berteriak memintaku untuk menunggu. "Hyung!!!"

"Jangan ikuti aku!" perintahku padanya setelah aku merasa ia cukup dekat denganku. Aku bisa mendengar suara nafasnya terengah karena berlari-lari mengejarku.

"Tapi hyung.." ia tidak mendengar ucapanku.

"AKU BILANG JANGAN IKUTI AKU! ARASEO??" aku membentaknya tanpa menatap wajah anak itu. Namun aku tahu, wajahnya pasti tegang sekarang. Aku kemudian berbalik dan menatapnya tajam. "Kau dengar ucapanku?"

Bocah dengan name tag Lee Gi Kwang di jas seragamnya itu menatapku takut-takut, sambil sesekali menelan ludahnya. Padahal mungkin sudah hal biasa aku membentaknya, namun ia masih saja terlihat takut. "Hyung.. aku hanya.." ujarnya lagi. Namun ia menghentikan ucapannya sendiri saat melihatku menunjukan raut wajah tidak suka kepadanya.

"Pulang lah! Aku tidak mau omonim melihatmu bersamaku seperti kemarin!" perintahku padanya dengan nada bicara yang lebih rendah. Aku tahu ia ingin mengatakan sesuatu. Tapi ia seperti lebih baik menelan kata-kata yang ingin diucapkannya sekarang, dan memilih mematuhiku. "Tunggu jemputanmu di depan sekolah! Aku mau pulang! Annyeong!" ujarku lagi, kemudian berbalik dan pergi pulang sendirian.

***

Setelah membuka kunci kamar sewa ku yang ukurannya cukup kecil, aku masuk kedalamnya, melempar tas ku ke sembarang tempat, kemudian merebahkan diri segera di atas kasur ku dan menghela nafas pelan. Rasanya lelah sekali. Aku kemudian melirik ke arah jam. Hahh.. sudah saatnya harus bekerja. Aku segera beranjak dan mengganti seragam ku dengan kaos dan jeans, kemudian segera pergi.

Aku harus part time untuk kehidupanku sehari-hari. Aku tidak punya orang tua, makanya sekarang aku tinggal sendirian di sebuah kamar sewa kecil didalam sebuah gang dipinggiran kota. Sebelumnya aku tinggal di sebuah panti asuhan di Seoul, namun aku memutuskan untuk hidup mandiri setelah aku lulus SMP. Dan bocah yang terus membuntutiku tadi juga salah satunya. Namun ia lebih beruntung dariku, karena ia di adopsi oleh keluarga kaya saat usianya 10 tahun. Namun ia masih sering datang menjenguk ke panti asuhan untuk bermain bersama yang lain.

Tapi aku tahu, ibu angkatnya yang benar-benar menyayanginya itu, tidak ingin Gi Kwang terluka, atau mengalami kejadian apapun yang tidak menyenangkan. Maka ia tidak diijinkan untuk dekat-dekat dengan orang sepertiku. Aku tahu itu, makanya aku tidak mau ia terlalu akrab denganku lagi. Terutama setelah kemarin ia kabur dari rumah dan bersikeras ingin menginap di rumahku, namun orang tuanya tahu dan segera menjemputnya untuk pulang. Dan pada akhirnya aku juga yang menerima sumpah serapah dari mereka karena dituduh mempengaruhi Gi Kwang. Kalau dipikir hidup ini tidak adil.. aku mungkin juga berpikir begitu.

Aku bekerja sebagi kasir disebuah minimart 24 jam tak jauh dari kamar sewaku. Karena pelanggan disana tidak banyak, aku punya lebih banyak waktu untuk bersantai dan menonton TV yang disediakan pemilik minimart sebagai fasilitas tambahan.

"Jun Hyung oppa, annyeong!" seseorang tiba-tiba memanggilku dan membuatku mengalihkan perhatian dari layar TV.

"Ah.. Min Yeon-a.. annyeong!" sapaku dan segera berdiri dari kursiku. "Kau membeli sesuatu?"

Min Yeon mengangguk kecil. "Ne. Ini saja!" katanya sambil meletakkan tas keranjang belanjanya keatas meja kasir. Aku segera mengeluarkan barang-barang yang ada didalamnya dan menghitungnya dengan masin kasir.

"6520 won!" ujarku padanya. Ia hanya membayar, kemudian pulang setelah menerima kembaliannya. Sedangkan aku masih menatapnya hingga ia sudah tidak terlihat di pandanganku lagi.

Gadis itu..apa aku harus menceritakannya juga? Dia Shin Min Yeon, gadis yang sudah lama aku kenal. Dan mungkin dia satu-satunya yang mau mengenalku. Aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya tentang gadis itu. Jangan membuatku makin tersipu, oke? Biar kalian tahu sendiri nanti!

***

(Jumat)

"Jun Hyung Hyungnim! Hari ini mau pulang bersamaku??" suara yang begitu aku kenal, Gi Kwang, segera memanggilku saat aku sedang memberesi beberapa bukuku dari atas meja dan memasukannya kedalam tas. "Bagaimana kalau aku mentraktirmu ramen?" katanya lagi membujuku untuk mau pulang bersamanya.

"Ahni.. aku tidak lapar!" jawabku singkat seraya pergi menghindarinya.

"Geojimal! Aku tahu kau lapar! Hyung tidak ada di kantin saat jam makan siang! Kau pasti lapar!" dia masih terus saja membuntutiku.

"Ahniyo.. gomawo!" jawabku pendek.

Tapi sepertinya bocah lelaki itu tidak kehabisan akal. "Kalau begitu, biarkan aku mengantarmu sampai kerumah!" usulnya sambil terus mengikutiku. Aku tidak menjawab, dan terus berjalan menyusuri lorong sekolah untuk pulang. "Aku akan langsung pulang begitu kau masuk ke rumah! Aku janji!"

"Ara!" jawabku membiarkannya mengikutiku sampai dirumah. "Tapi kau harus benar-benar langsung pulang!"

"Ne, hyungnim! Saya berjanji!" ujarnya dengan sopan kepadaku. Aku tersenyum tipis, namun berusaha agar senyumku tidak terlihat olehnya. Anak ini, tidak adakah hal lain yang bisa menyenangkan hatinya selain terus mengikutiku?

Namun belum sampai rumahku, Gi Kwang menarikku tiba-tiba memasuki sebuah kedai ramen kecil di sudut blok. Haish.. apa yang dilakukannya sih?? Aku hendak memarahinya, tapi sikapnya selalu membuatku tutup mulut dan hanya bisa memandanginya kesal. "Aku akan mentraktirmu, hyung! Jadi jangan kawatir!" katanya seraya mendorongku untuk duduk di salah satu meja, kemudian ia sendiri duduk bersebrangan denganku. "Pesan ramen 2 mangkuk!" Gi Kwang berteriak.

"Ya! Kau.."

Belum sempat aku mengatakan apapun, ia sudah memotong perkataanku. "Kita kan belum sampai di rumahmu, jadi mampir sebentar tak apa kan?" katanya dengan senyum cerah. Aku ingin memarahinya, tapi.. ya sudahlah. Lagi pula aku juga sedang lapar.

Tak lama ramen datang, dan kami berdua segera melahapnya. "Hyung, adakah seseorang yang kau suka?" tanya Gi Kwang padaku.

"Kau abnormal ya? Kenapa bertanya padaku seperti itu?" tanyaku. Gi Kwang memukulku dengan sumpitnya.

"Ya! Enak saja!" ujarnya protes. Aku tersenyum tipis menanggapinya. "Aku baru melihat gadis yang benar-benar seperti tipe idealku beberapa hari yang lalu! Aigoo~ dia itu benar-benar.. seperti malaikat~!" ujarnya kekanak-kanakan. Aku tidak begitu peduli, aku lebih peduli dengan menjejalkan ramen kedalam mulutku untuk menghilangkan rasa lapar. "Ya! Hyung! Kau mendengarku??" Gi Kwang berteriak padaku.

"Mwo? Kau bicara sesuatu padaku??" aku menggodanya. Aku tahu ia akan memukulku lagi, namun reflekku cepat untuk meraih tangannya, kemudian mengambil mangkuk ramennya yang masih setengah penuh dan memakannya.

"Ya! Hyung! Kembalikan! Haish.. Jincha! Hyung!!" Gi Kwang berteriak-teriak padaku, tapi aku terus menghalanginya mengambil ramen miliknya yang kuhabiskan.

***

"Oppa! Ke sini lagi?" seseorang menyapaku tiba-tiba, kemudian duduk disebelahku. Aku menoleh kearahnya. Shin Min Yeon. Aku tersenyum tipis padanya, kemudian mengembalikan perhatianku ke arah panggung kecil di tengah taman kota. Setiap jumat sore dan weekend, selalu ada pertunjukan di taman kota, untuk menarik wisatawan datang ke sana. "Penyanyi ini selalu menarik perhatianku! Apa oppa kemari karena penyanyi itu juga?" katanya berbasa-basi.

"Ahni.. karena hiburan gratis!" jawabku jujur, dengan sedikit senyum yang membuat seolah aku sedang bercanda. "Aku tidak punya TV, komputer, bahkan radio juga ponsel. Makanya hanya ini satu-satunya hiburan untukku." lanjutku.

"Aigoo~ jeongmal!"

"Aku serius!" jawabku padanya, namun sesaat kami tertawa kecil menanggapi jawabanku.

"Lalu, apa kabar adikmu, oppa? Yang sering kau ceritakan itu!" tanya Min Yeon. Ia suka sekali ceritaku tentang Gi Kwang. Sejak pertama kali aku menceritakan tentang persahabatan kami, ia sangat tertarik. Sepertinya ia ingin membuat sebuah novel tentang kami. Karena hampir setiap kami bertemu, Min Yeon selalu menanyakan kabar kami.

"Gi Kwang?" aku basa-basi sedikit. Min Yeon mengangguk disertai senyumnya yang mempesona. "Katanya, dia baru jatuh cinta!" jawabku asal. Hanya menjawab seperti yang baru diceritakan Gi Kwang padaku. "Dengan seorang malaikat!" tambahku ditambah tawa kecil, membayangkan bagaimana wajahnya ketika menceritakannya padaku.

"Jinchayo? Siapa malaikat itu?" Namun sepertinya Min Yeon tampak tertarik dengan ceritaku. Anak perempuan memang selalu tertarik dengan love story!

Aku menggeleng kecil. "Aku tidak tahu! Karen sebuah insiden kecil, ia tidak bicara lagi padaku sampai aku pulang!" Aku tertawa kecil lagi. Tapi entah apa bocah itu tahan diam padaku sampai kami bertemu lagi nanti. Aku tidak yakin.

"Oppa, besok weekend kan? Apa oppa mau mengantarku belanja ke departement store? Ibuku ke busan sampai senin depan, dan aku harus belanja banyak keperluan! Bisakah oppa membantuku?" katanya padaku dengan tampang memohon. "Jebal~!" Aku tampak berpikir, padahal aku bisa saja segera menyanggupinya. Namun entah, aku suka sekali menggoda MinYeon. "Aku traktir makan sepulangnya.. "

"Sebenarnya, tanpa mentraktirpun aku mau mengantarmu. Tapi kau sudah berjanji, jadi.. jangan ingkari janjimu ya!" ujarku dengan senyum mengejek, kemudian pergi meninggalkannya.

***
(esok harinya)

Benar-benar banyak. Sepertinya Min Yeon belanja keperluan musim dingin, karena musim gugur sebentar lagi habis. Kalau aku tidak membantu, ia mungkin akan benar-benar kelelahan membawa ini semua. Dan seperti janjinya yang aku tertawakan kemarin, Min Yeon mentraktirku makan disebuah kedai.

"Lain kali, sering-sering mentraktirku makan ya! Aku akan sangat senang menerimanya!" godaku pada Min Yeon setelah makanan yang kami pesan datang.

"Haish! Akal-akalannya oppa aja nih! Menyebalkan! Lain kali aku akan mengajak orang lain saja!" jawab Min Yeon kesal.

Kami menikmati makanan kami sambil mengobrol banyak. Namun sesaat kemudian, aku menyadari seseorang memperhatikanku dari kejauhan. Aku menoleh kearahnya. "Mwo?" aku berbisik sendiri. Gi Kwang duduk di salah satu meja di kedai yang sama dengan kami sendirian. Dan sesaat kemudian, ia seperti baru menyadari aku melihat kearahnya. Apa ia melihat kearah lain? Aku rasa sejak tadi ia memandangiku.

"Hyung??" wajahnya nampak gembira, kemudian berlari kearahku dan duduk disebelahku. "Ternyata kau kenal dengannya!" ujarnya padaku dengan tampang gembira.

"Kenal?" aku mengernyitkan kening, bingung. Begitu juga dengan Min Yeong.

"Annyeong haseyo! Lee Gi Kwang imnida! Aku adik laki-laki Jun Hyung hyung! Meskipun kami punya nama belakang yang berbeda, tapi ia tetap kakakku!" jelas Gi Kwang panjang lebar pada Min Yeon. Aku tidak paham dengan tingkah lakunya kali ini.

Min Yeon tersenyum lebar. "Jadi dia yang sering kau ceritakan itu?" Min Yeon berseru padaku senang.

"Jincha? Aigoo~ hyung~ aku tidak tahu kau sering membicarakanku dengannya!" Gi Kwang merangkulku sok akrab dan wajahnya benar-benar tampak berseri.

Aku melepaskan rangkulannya. "Apaan sih? Aku tidak mengerti!" ujarku padanya. Gi Kwang tersenyum lebar padaku, kemudian membisikan sesuatu di telingaku.

"Dia! Gadis ini! Malaikatku itu!" jawabnya berbisik.

"MWO???"


***To Be Continue***

Thanks for reading and don't forget to leave a coment!
dan jangan lupa tunggu part selanjutnya! gamsahaeyo! arigatou gozaimasu! thankyou!!

-Keep Shine Like HIKARI-

8 comments:

  1. yang kiri itu siapa dan yang kanan itu siapa ? yang di poster ^^
    ceritanya bagus, tapi nggak kaya FF mu yang biasanya, cerita part I kok pendek :O

    ReplyDelete
  2. kkk~ biar penasaran!hahaha.. jangan bosen nunggu yang selanjutnya~^^

    ReplyDelete
  3. ya ya ya nggak bosen , saya haus FF loh ^^b
    ayo ayo buat orang keempat, jangan segitiga terus XP

    ReplyDelete
  4. SARAN AJ NEH PAS PART --> "Ne, seonbaenim! Saya berjanji!" ujarnya dengan sopan kepadaku." [jumat paragraf 7] ini maksudny "hyungnim" kan bukan "seonbaenim".. Bentuk formalny hyung kan?? Klo adek manggil kakakny seonbaenim th agak aneh aj kykny..

    @Reiy_pop

    ReplyDelete
  5. emang ga boleh pake seonbae? ya udah ntar ak ganti dah~ makasih..

    ReplyDelete
  6. bknny ga boleh.. Tpi sebaikny jangan.. Kan jadi aneh aj klo yg biasany manggil hyung tiba" brubah jd manggil seonbae~ hhi~

    ReplyDelete
  7. font nya mbok di ganti..ngga enakk bacanya :))

    ReplyDelete
  8. oke deh.. ntar tak ganti yadi yang enak dibacanya~^^

    ReplyDelete