Oke, gw akui kali ini gw agak berlebihan.. tapi ya gimana, ini jujur dari dalem hati *apaan sih?*
Kejadian kecil yang begitu menyentakkan *tapi berakhir cukup melegakan ini* bikin gw dapet sedikit inspirasi di pagi harinya..
Gw bikin drabble yang sori kalo kalian rada aneh pas bacanya, ini cuma ungkapan ide yang ada di otak gw saat ini.. #ehem.. *sedot ingus*
Baca deh~ :p
[DRABBLE] One Night in February
"Pasti terjadi sesuatu pada onew oppa"
"Aku pikira dia tidak sedang baik-aik saja.."
"Tidak bisakah sekali saja SM tidak membuat kita khawatir?"
Kalimat-kalimat
yang baru dibacanya dari internet itu terus berputar di kepalanya.
Bagaimana tidak, ia baru saja pulang dan istirahat dari rutinitasnya.
Sehari ini tak sekalipun Onew memberikan kabarnya baik melalui pesan
ataupun telepon. Dan saat membuka internet, rumor ini sudah merebak di
antara Shawol dan MVP di seantero dunia. Sebab mengapa Onew tidak bisa
datang di MNET Prancis. Manajemen tidak memberikan statmen yang pasti
tentang ini, entah kenapa ia berpikir manajemen ini memang suka mencari
sensasi. Salah satunya dengan mempermainkan perasaan fans seperti ini.
Ia
berlari menerjang dinginnya sisa salju di kegelapan malam itu. Ini
masih Februari, masih musim dingin. Tapi ia hanya melesat menggunakan
jeans, selembar kaos, jaket dan sepatu keds. Bahkan ia lupa membawa syal
dan sarung tangan. Ia tidak berpikir untuk membawanya, yang ia pikir
harus ia lakukan sekarang adalah berlari menuju dorm pacarnya dan
melihat apakah orang itu sedang baik-baik saja sekarang. Tangannya terus
memijit-mijit tombol di ponselnya, ia berharap Onew mengangkat teleponnya sekali
saja dan mengatakan 'aku baik-baik saja' padanya. Tapi entah, tak
sekalipun telepon itu di angkatnya. Membuat ia semakin panik dan berlari
lebih kencang.
BRUAKK!
Sisa salju yang
mencair itu licin dan sukses membuat gadis itu jatuh tersungkur karena
terpeleset. Dagunya terluka dan sedikit mengeluarkan darah, kedua
telapak tangannya yang tergesek tanah dengan keras pun tampak luka
gesekan berwarna merah dan sedikit lebam. Namun hal itu tak
menyurutkannya. Ia bangkit, mengambil ponselnya yang terjatuh, dan
kembali berlari ke arah dorm SHINee. Ia hanya ingin memastikan pacarnya
itu baik-baik saja.
Bel tiba-tiba berbunyi di dorm SHINee,
membuat satu-satunya penghuni yang sedang ada disana (karena yang lain
ada di Prancis), dengan langkah yang sedikit terseok, menghampiri pintu
untuk membukanya. "Sebentar~!" serunya. Kakinya yang mengalami cedera
ankle, masih sedikit kesulitan untuk bergerak. Daerah di sekitar mata
kakinya sedikit membengkak, dan dia harus menggerakkannya dengan
hati-hati agar tidak membuat keadaan kakinya lebih buruk.
Onew menekan tombol kombinasi angka pengunci pintunya, dan sesaat kemudian pintu pun terbuka. "Nuguse.. Yongi-a?" ujarnya terkejut.
"Chicken-ya! Neon gwaenchana?
Apa sesuatu terjadi padamu? Apa yang mereka lakukan padamu, ha? Apa kau
sehat-sehat saja?" Yong atau Chaeyong, gadis itu, mencecarnya dengan
banyak pertanyaan. Ia tak menghiraukan dirinya masih lelah berlari. Ia
segera masuk mengecek keadaan pria itu. Meraba pipinya, memegang
bahunya, memeriksa panas tubuhnya, melihat apakah terdapat luka atau
lebam di badannya. Ia terus melakukannya sambil terus melangkah maju
kedalam dorm, karena Onew yang kaget malah terus berjalan mundur sejak
tadi. "Kau benar-benar tidak terluka?"
"Ya~! Kau
kenapa?" tanya Onew sedikit berteriak, membuat gadis dihadapannya itu
berhenti bertanya. Ia menatap Onew tepat di matanya, begitu juga
sebaliknya. Chaeyong menurunkan tangannya, ia memandang ke seluruh badan
Onew, dan matanya menemukan kaki Onew mengenakan deker yang menutupi
separuh belakang telapak kaki hingga beberapa centi di atas tumitnya.
"Aku cuma cedera ankle! Selebihnya aku baik-baik saja.."
"Jeongmalyo?"
mata Chaeyong masih belum meninggalkan pandangannya pada kaki Onew yang
berbalut deker warna coklat itu. Nafasnya masih sedikit terengah. Dan
ia masih belum yakin Onew benar-benar baik-baik saja, hatinya seperti
jatuh ketika ia mendengar rumor yang berhembus soal ketidak munculan Onew selama beberapa bulan ini, mengingat intensitas pertemuan mereka
yang juga rendah.
Onew mengangguk, ia mengerti perasaan Chaeyong dan berusaha menenangkannya. "Nan jeongmal gwaenchana.."
Chaeyong
mendongak. Didapati wajah Onew yang kini tengah tersenyum padanya.
Dengan dada yang masih naik-turun karena ngos-ngos-an, Chaeyong ikut
tersenyum kecil. "Keurae.." katanya pendek.
BRUKK!
Sedetik
kemudian, ia terjatuh di hadapan Onew. Pikiran dan fisiknya bekerja
terlalu lelah akhir-akhir ini, ditambah dengan shock yang baru ia
dapatkan dan berlari sejauh beberapa kilo meter dari rumahnya dalam
cuaca dingin ini, akhirnya fisiknya tak kuat lagi. Chaeyong pingsan.
"Yongi~! Gwaenchana??"
Onew panik, segera memeriksa keadaan gadis itu. Tubuhnya sangat dingin,
dagunya terluka, kedua tangannya pun tampak luka gesekan dan sedikit
lebam. Celananya sedikit basah karena lelehan salju, keningnya
berkeringat dan wajahnya benar-benar kuyu.
Onew mengangkat
Chaeyong dan menidurkannya di atas sofa panjang di ruang tengah. Ia
kemudian mengambil selimut dan memakaikannya, menjerang air panas
sebentar, kemudian membawanya dengan baskom kecil bersama dengan lipatan
handuk putih yang diambilnya dari lemari. Ia basahi handuk itu sedikit,
dan ia basuhkan pada wajah dan tangan Chaeyong agar suhu tubuhnya
sedikit menghangat.
Ia tidak pernah melihat wajah gadis
itu dengan seksama. Wajahnya mungil dan tembam, ia tidak cantik,
hidungnya tidak mancung, namun saat ia melihatnya, aura kedamaian seolah
muncul dari sana. Onew menyeka kening Chaeyong yang berkeringat. Sudah
berapa lama ia tidak melihat wajah ini, ia begitu merindukannya, tapi
rutinitas keduanya membuat mereka sangat jarang untuk bisa bertemu.
Untung saja keduanya sama-sama bisa mengerti, dan tidak terjadi masalah
serius di antara mereka. Onew menyeka dagunya yang luka, kemudian meraih
kedua lengan Chaeyong dan menyeka telapak tangannya satu persatu. Ia
berpikir apa yang dilakukan gadis ini sampai ia babak belur begini?
Hanya demi meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja. Kenapa ia tidak
menghubungi melalui ponsel? (Tapi dia nggak ingat kalau ponselnya mati
gara-gara lupa di charge -__-)
"Ughh.." tiba-tiba Chaeyong
menggeliat. Ia mulai sadar. Ia buka matanya sedikit demi sedikit, dan
ia menemukan wajah itu disana. Wajah seseorang yang tengah ia
khawatirkan setengah mati.
Chaeyong terduduk, memandang
wajah Onew takjub, ia merabanya lagi. Benar Onew, dan dia tidak apa-apa.
Jantungnya berdegub kencang, antara senang karena ia sudah tahu orang
itu baik-baik saja, dan luapan perasaannya yang membuncah ketika
akhirnya hari ini ia bisa menemuinya. Dan tanpa sadar ia sudah
memeluknya, menyandarkan kepalanya di pundak depan Onew, tangannya
melingkar di pinggang Onew erat.
"Waeyo~?" Onew
yang heran karena tak pernah menyangka gadis itu akan melakukan hal ini
tersentak, juga senang. Sebelumnya, bahkan untuk mendapatkan satu
pelukan saja ia sangat susah, dan kini gadis itu sudah memeluknya sangat
erat. Ia segera menyadarkan diri dari keterketjutannya, ia balas
pelukan itu seraya mengusap lembut rambut Chaeyong dan sesekali menepuk
punggungnya. "Aku nggak apa-apa.." katanya berbisik.
Chaeyong
melepaskan pelukannya, ia tersenyum dengan mata berkaca-kaca menahan
air mata. Ia tidak mau menangis di hadapan Onew, setitik air matapun,
hingga sekarang ia tak pernah menjatuhkannya, dan ia tidak mau hari ini
jadi yang pertama kalinya. "Aku pikir kau kenapa-napa.. hatiku habis
rasanya waktu melihat berita itu di internet! Dan kau nggak bisa di
hubungi sama sekali.." terangnya, sambil sesekali menyedot ingus di
hidungnya.
Onew tersenyum lebar, matanya berkaca-kaca,
terharu. Ia mengacak rambut Chaeyong pelan. "Kalau kamu kayak gini, aku
juga jadi khawatir! Percaya sama aku, kalau aku ada apa-apa aku pasti
kasih kabar.." Onew tersenyum. "Ini cuma cedera ankle yang aku dapet
waktu latihan.. sajangnim memang suka gitu, hobinya bikin panik orang!
Tenang aja, aku benar-benar baik-baik aja kok! Makasih udah
mengkahwatirkanku!" Onew mengakhiri dengan mengacak pelan rambut
Chaeyong lagi. Chaeyong tersenyum kecil, kemudian mengangguk.
Onew
meraih bagian belakang kepala Chaeyong, mendekatkannya pada wajahnya,
dan ia kecup kening gadis itu lembut, kemudian memeluknya. Ia harus
belajar, ia tidak mau lagi membuat gadis itu dan siapa saja yang ia
sayangi khawatir. Cukup sekali saja. Ia tidak mau mengulangi kesalahan
yang sama. Dan sesaat, tanpa sadar air mata sudah meleleh di pipinya.
***END***
HAHAHAHA..
Sudahlah, makasih udah baca dan silakan komen~^^
-Keep Shine Like HIKARI-
yg ini bener-bener full jin-yong kople, ga ada pengganggu satupun bahkan si eomma itu yg biasa jedal-jedul juga ga ada..
ReplyDeletebisa juga ternyata bikin FF genre ginian hahaha
yaa masih dengan alasan karena efek semalem~ kkk
Deletepadahal pas bikin udah cengar cengir sendiri di bagian bawah2nya.. gakuat bayangin doank~ >_<
kalo bukan krn efek semalem ga jd kaya gini ya??
Deletetapi beneran semalem luar biasa sekaliii >,<
aku aja ikut deg2an baca yg bagian bawahnya, kirain #ehem kkk
hahaha.. sm-nim bisa yaa.. -__-
Deletehahaha.. ak gaberani pake adegan lift mu itu~ masih terlalu cepat untuk saya~ *mah dadi mrinding dewe ak ._.a
hehehe yong-i ... cieh so sweet neee imajinasi nya kirrr kirrr >_< pas gw baca gw bayangin diri sndiri ama Ah In Oppa :p
ReplyDeletegegara gw kalut semalem ini.. *setres*
Deletemakasi dah baca^^