Thursday, February 9, 2012

[DRABBLE] One Night in February

Oke, gw akui kali ini gw agak berlebihan.. tapi ya gimana, ini jujur dari dalem hati *apaan sih?*
Kejadian kecil yang begitu menyentakkan *tapi berakhir cukup melegakan ini* bikin gw dapet sedikit inspirasi di pagi harinya..
Gw bikin drabble yang sori kalo kalian rada aneh pas bacanya, ini cuma ungkapan ide yang ada di otak gw saat ini.. #ehem.. *sedot ingus*
Baca deh~ :p

[DRABBLE] One Night in February

 
 
"Pasti terjadi sesuatu pada onew oppa"

"Aku pikira dia tidak sedang baik-aik saja.."

"Tidak bisakah sekali saja SM tidak membuat kita khawatir?"

Kalimat-kalimat yang baru dibacanya dari internet itu terus berputar di kepalanya. Bagaimana tidak, ia baru saja pulang dan istirahat dari rutinitasnya. Sehari ini tak sekalipun Onew memberikan kabarnya baik melalui pesan ataupun telepon. Dan saat membuka internet, rumor ini sudah merebak di antara Shawol dan MVP di seantero dunia. Sebab mengapa Onew tidak bisa datang di MNET Prancis. Manajemen tidak memberikan statmen yang pasti tentang ini, entah kenapa ia berpikir manajemen ini memang suka mencari sensasi. Salah satunya dengan mempermainkan perasaan fans seperti ini.

Ia berlari menerjang dinginnya sisa salju di kegelapan malam itu. Ini masih Februari, masih musim dingin. Tapi ia hanya melesat menggunakan jeans, selembar kaos, jaket dan sepatu keds. Bahkan ia lupa membawa syal dan sarung tangan. Ia tidak berpikir untuk membawanya, yang ia pikir harus ia lakukan sekarang adalah berlari menuju dorm pacarnya dan melihat apakah orang itu sedang baik-baik saja sekarang. Tangannya terus memijit-mijit tombol di ponselnya, ia berharap Onew mengangkat teleponnya sekali saja dan mengatakan 'aku baik-baik saja' padanya. Tapi entah, tak sekalipun telepon itu di angkatnya. Membuat ia semakin panik dan berlari lebih kencang.

BRUAKK!

Sisa salju yang mencair itu licin dan sukses membuat gadis itu jatuh tersungkur karena terpeleset. Dagunya terluka dan sedikit mengeluarkan darah, kedua telapak tangannya yang tergesek tanah dengan keras pun tampak luka gesekan berwarna merah dan sedikit lebam. Namun hal itu tak menyurutkannya. Ia bangkit, mengambil ponselnya yang terjatuh, dan kembali berlari ke arah dorm SHINee. Ia hanya ingin memastikan pacarnya itu baik-baik saja.

Bel tiba-tiba berbunyi di dorm SHINee, membuat satu-satunya penghuni yang sedang ada disana (karena yang lain ada di Prancis), dengan langkah yang sedikit terseok, menghampiri pintu untuk membukanya. "Sebentar~!" serunya. Kakinya yang mengalami cedera ankle, masih sedikit kesulitan untuk bergerak. Daerah di sekitar mata kakinya sedikit membengkak, dan dia harus menggerakkannya dengan hati-hati agar tidak membuat keadaan kakinya lebih buruk.

Onew menekan tombol kombinasi angka pengunci pintunya, dan sesaat kemudian pintu pun terbuka. "Nuguse.. Yongi-a?" ujarnya terkejut.

"Chicken-ya! Neon gwaenchana? Apa sesuatu terjadi padamu? Apa yang mereka lakukan padamu, ha? Apa kau sehat-sehat saja?" Yong atau Chaeyong, gadis itu, mencecarnya dengan banyak pertanyaan. Ia tak menghiraukan dirinya masih lelah berlari. Ia segera masuk mengecek keadaan pria itu. Meraba pipinya, memegang bahunya, memeriksa panas tubuhnya, melihat apakah terdapat luka atau lebam di badannya. Ia terus melakukannya sambil terus melangkah maju kedalam dorm, karena Onew yang kaget malah terus berjalan mundur sejak tadi. "Kau benar-benar tidak terluka?"

"Ya~! Kau kenapa?" tanya Onew sedikit berteriak, membuat gadis dihadapannya itu berhenti bertanya. Ia menatap Onew tepat di matanya, begitu juga sebaliknya. Chaeyong menurunkan tangannya, ia memandang ke seluruh badan Onew, dan matanya menemukan kaki Onew mengenakan deker yang menutupi separuh belakang telapak kaki hingga beberapa centi di atas tumitnya. "Aku cuma cedera ankle! Selebihnya aku baik-baik saja.."

"Jeongmalyo?" mata Chaeyong masih belum meninggalkan pandangannya pada kaki Onew yang berbalut deker warna coklat itu. Nafasnya masih sedikit terengah. Dan ia masih belum yakin Onew benar-benar baik-baik saja, hatinya seperti jatuh ketika ia mendengar rumor yang berhembus soal ketidak munculan Onew selama beberapa bulan ini, mengingat intensitas pertemuan mereka yang juga rendah.

Onew mengangguk, ia mengerti perasaan Chaeyong dan berusaha menenangkannya. "Nan jeongmal gwaenchana.."

Chaeyong mendongak. Didapati wajah Onew yang kini tengah tersenyum padanya. Dengan dada yang masih naik-turun karena ngos-ngos-an, Chaeyong ikut tersenyum kecil. "Keurae.." katanya pendek.

BRUKK!

Sedetik kemudian, ia terjatuh di hadapan Onew. Pikiran dan fisiknya bekerja terlalu lelah akhir-akhir ini, ditambah dengan shock yang baru ia dapatkan dan berlari sejauh beberapa kilo meter dari rumahnya dalam cuaca dingin ini, akhirnya fisiknya tak kuat lagi. Chaeyong pingsan.

"Yongi~! Gwaenchana??" Onew panik, segera memeriksa keadaan gadis itu. Tubuhnya sangat dingin, dagunya terluka, kedua tangannya pun tampak luka gesekan dan sedikit lebam. Celananya sedikit basah karena lelehan salju, keningnya berkeringat dan wajahnya benar-benar kuyu.

Onew mengangkat Chaeyong dan menidurkannya di atas sofa panjang di ruang tengah. Ia kemudian mengambil selimut dan memakaikannya, menjerang air panas sebentar, kemudian membawanya dengan baskom kecil bersama dengan lipatan handuk putih yang diambilnya dari lemari. Ia basahi handuk itu sedikit, dan ia basuhkan pada wajah dan tangan Chaeyong agar suhu tubuhnya sedikit menghangat.

Ia tidak pernah melihat wajah gadis itu dengan seksama. Wajahnya mungil dan tembam, ia tidak cantik, hidungnya tidak mancung, namun saat ia melihatnya, aura kedamaian seolah muncul dari sana. Onew menyeka kening Chaeyong yang berkeringat. Sudah berapa lama ia tidak melihat wajah ini, ia begitu merindukannya, tapi rutinitas keduanya membuat mereka sangat jarang untuk bisa bertemu. Untung saja keduanya sama-sama bisa mengerti, dan tidak terjadi masalah serius di antara mereka. Onew menyeka dagunya yang luka, kemudian meraih kedua lengan Chaeyong dan menyeka telapak tangannya satu persatu. Ia berpikir apa yang dilakukan gadis ini sampai ia babak belur begini? Hanya demi meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja. Kenapa ia tidak menghubungi melalui ponsel? (Tapi dia nggak ingat kalau ponselnya mati gara-gara lupa di charge -__-)

"Ughh.." tiba-tiba Chaeyong menggeliat. Ia mulai sadar. Ia buka matanya sedikit demi sedikit, dan ia menemukan wajah itu disana. Wajah seseorang yang tengah ia khawatirkan setengah mati.

Chaeyong terduduk, memandang wajah Onew takjub, ia merabanya lagi. Benar Onew, dan dia tidak apa-apa. Jantungnya berdegub kencang, antara senang karena ia sudah tahu orang itu baik-baik saja, dan luapan perasaannya yang membuncah ketika akhirnya hari ini ia bisa menemuinya. Dan tanpa sadar ia sudah memeluknya, menyandarkan kepalanya di pundak depan Onew, tangannya melingkar di pinggang Onew erat.

"Waeyo~?" Onew yang heran karena tak pernah menyangka gadis itu akan melakukan hal ini tersentak, juga senang. Sebelumnya, bahkan untuk mendapatkan satu pelukan saja ia sangat susah, dan kini gadis itu sudah memeluknya sangat erat. Ia segera menyadarkan diri dari keterketjutannya, ia balas pelukan itu seraya mengusap lembut rambut Chaeyong dan sesekali menepuk punggungnya. "Aku nggak apa-apa.." katanya berbisik.

Chaeyong melepaskan pelukannya, ia tersenyum dengan mata berkaca-kaca menahan air mata. Ia tidak mau menangis di hadapan Onew, setitik air matapun, hingga sekarang ia tak pernah menjatuhkannya, dan ia tidak mau hari ini jadi yang pertama kalinya. "Aku pikir kau kenapa-napa.. hatiku habis rasanya waktu melihat berita itu di internet! Dan kau nggak bisa di hubungi sama sekali.." terangnya, sambil sesekali menyedot ingus di hidungnya.

Onew tersenyum lebar, matanya berkaca-kaca, terharu. Ia mengacak rambut Chaeyong pelan. "Kalau kamu kayak gini, aku juga jadi khawatir! Percaya sama aku, kalau aku ada apa-apa aku pasti kasih kabar.." Onew tersenyum. "Ini cuma cedera ankle yang aku dapet waktu latihan.. sajangnim memang suka gitu, hobinya bikin panik orang! Tenang aja, aku benar-benar baik-baik aja kok! Makasih udah mengkahwatirkanku!" Onew mengakhiri dengan mengacak pelan rambut Chaeyong lagi. Chaeyong tersenyum kecil, kemudian mengangguk.

Onew meraih bagian belakang kepala Chaeyong, mendekatkannya pada wajahnya, dan ia kecup kening gadis itu lembut, kemudian memeluknya. Ia harus belajar, ia tidak mau lagi membuat gadis itu dan siapa saja yang ia sayangi khawatir. Cukup sekali saja. Ia tidak mau mengulangi kesalahan yang sama. Dan sesaat, tanpa sadar air mata sudah meleleh di pipinya.

***END***

HAHAHAHA..
Sudahlah, makasih udah baca dan silakan komen~^^

-Keep Shine Like HIKARI-

6 comments:

  1. yg ini bener-bener full jin-yong kople, ga ada pengganggu satupun bahkan si eomma itu yg biasa jedal-jedul juga ga ada..

    bisa juga ternyata bikin FF genre ginian hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. yaa masih dengan alasan karena efek semalem~ kkk
      padahal pas bikin udah cengar cengir sendiri di bagian bawah2nya.. gakuat bayangin doank~ >_<

      Delete
    2. kalo bukan krn efek semalem ga jd kaya gini ya??
      tapi beneran semalem luar biasa sekaliii >,<

      aku aja ikut deg2an baca yg bagian bawahnya, kirain #ehem kkk

      Delete
    3. hahaha.. sm-nim bisa yaa.. -__-

      hahaha.. ak gaberani pake adegan lift mu itu~ masih terlalu cepat untuk saya~ *mah dadi mrinding dewe ak ._.a

      Delete
  2. hehehe yong-i ... cieh so sweet neee imajinasi nya kirrr kirrr >_< pas gw baca gw bayangin diri sndiri ama Ah In Oppa :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. gegara gw kalut semalem ini.. *setres*
      makasi dah baca^^

      Delete