Wednesday, February 29, 2012

Pen Friend [FANFIC]

Sebuah cerita aneh tapi nggak nyata..
Ya sudahlah, baca aja.. dan saya harap anda terkejut~kkk

Pen Friend


Cast:
Lee Jinki/Onew (SHINee)
Choi Chaeyong
Choi Dongwook (Se7en)
Choi Seunghyun (TOP BIGBANG)
Park Sandara (2NE1)
Park Sanghyun (Thunder MBLAQ)

Genre: Romance, Friendship, Comedy (dikit), Family

========================

Pen friend, sahabat pena.. entah sejak kapan istilah itu hilang. Mungkin sejak globalisasi melanda dunia. Muncul internet dan social media bertebar didalamnya. Facebook, Twitter, Cyworld, Me2day, E-mail, Omlege.. apa lagi? Terlalu banyak sampai kita tak dapat mengingat semuanya. Dan kemudian, pos pun terlupakan. Tinggal segelintir orang terutama orang-orang tua yang masih menggunakan pos dan surat untuk berkirim pesan dengan orang lain. Dan gadis ini adalah salah satu orang yang melakukannya. Chaeyong. Rutin, 4 kali dalam 1 bulan ia berkirim surat. Dengan seorang sahabat pena yang didapatnya dari perkumpulan pecinta surat menyurat di sebuah blog, dan hingga kini mereka masih rutin berkirim surat sejak 5 tahun yang lalu saat ia masih duduk di bangku SMA. Dan hari ini, surat darinya datang lagi.

"Buatmu!" Dongwook melemparkan selembar amplop warna kuning susu pada adiknya yang tengah duduk menghadap ke televisi yang menayangkan anime Jepang, kemudian berlalu ke dapur untuk mengambil sesuatu di kulkas sambil masih memeriksa surat-surat yang ada di tangannya yang baru di ambilnya dari kotak surat di depan. Chaeyong menangkap surat itu, membaca alamatnya terlebih dahulu, kemudian menyobek tepi kiri amplop itu dan mengeluarkan isinya. Kertas, dan selembar foto.

"Chh.. dia lagi liburan.." katanya dengan senyum tipis tersungging di sudut bibirnya. Kemudian membuka suratnya. Ia baca beberapa baris, dan mendadak tersenyum lebar. Ia tak bisa menahannya, padahal tak ada yang lucu disini. Tapi ia hanya merasa harus tersenyum saat membaca tulisan-tulisan ini. Tanpa tahu apa alasannya.

"Aku harap kamu bisa ikut.. disini asik sekali~" seseorang bergumam di belakangnya. Ia tarik segera kertas itu ke lebih dekat ke dadanya untuk menutupi isi suratnya, dan menoleh. Abangnya yang satu lagi baru muncul dan mengganggunya. Seperti biasa. "Yah, pelit banget sih.. aku kan juga mau baca!" protesnya sambil memanyunkan bibirnya dan menggembungkan kedua pipinya, sok imut.

"Ka~!" sergah Chaeyong setelah terlebih dulu menoyor keningnya dengan jari telunjuk dan segera berpindah ke sofa yang satunya berharap abangnya itu tak mengikutinya lagi. Tapi yang dilakukannya malah melompat ke pegangan sofa yang di duduki Chaeyong dan menempel dengan manja di lengan Chaeyong agar ia diperbolehkan membaca suratnya. Tapi gadis itu tetap keukeuh tidak mamu memperlihatkannya. "Pergilah!" Serunya lagi sambil mendorong tubuh besar kakaknya itu.

"Jangan ganggu dia Seunghyun-a~! Kamu kesini! Kita perlu membicarakan sesuatu!" Dongwook melambaikan tangannya dari balik bar di dapur yang satu ruangan dengan ruang tengah rumah ini. Jadi ruang tengah ini tampak begitu besar. Menjadi ruangan paling besar di rumah itu.

"Mwohae?" kakaknya itu, Seunghyun, menoleh dengan wajah polosnya setelah berdiri dari bawah sofa itu pada Dongwook yang menatapnya dengan mimik wajah sebal.

"Kartu kredit! Sepertinya aku perlu membekukan punyamu!" Dongwook menjawab sambil menunjukkan selembar kertas dengan deretan tulisan kecil-kecil yang tidak bisa dibacanya dari jauh. Bisa ditebak, itu daftar pemakaian kartu kredit Seunghyun. Chaeyong terkekeh sambil melirik kakaknya itu. 

"Ancaman lagi dari Dongwook oppa!" bisiknya geli.

Seunghyun berlari ke arah Dongwook sambil berteriak untuk menolaknya. Ia memeluk Dongwook dan bicara penuh aegyo untuk merayu abang tertua mereka itu agar sekali lagi ia tak membekukan kartu kreditnya. Sekali lagi? Yah, tentu saja. Karena setiap bulan selalu terjadi sitcom seperti ini di rumah mereka. Tepatnya saat tagihan kartu kredit itu datang ke rumah, dan lagi-lagi Seunghyun menjadi makhluk paling boros di rumah itu. Menggunakan kartu kredit untuk berbelanja banyak hal sampai batas limit pemakaian.

Chaeyong segera mengacuhkan mereka sesaat kemudian, kembali pada surat yang baru ia baca satu paragraf itu, ia meneruskannya. Kekeke.. dan gadis itu kembali tak bisa menolak untuk tersenyum semakin lebar lagi setiap menyelesaikan satu kalimat.

annYONG~! hahaha..

Aku baru pulang dari Barcelona! Maaf baru membalas suratmu, habisnya suratmu sampai waktu aku lagi liburan sih, jadi aku baru bisa balas setelah pulang! Gimana kuliahmu? Akhir-akhir ini kamu udah nggak pernah mengeluh lagi ya? Aku senang.. hahaha.. kuharap itu pertanda baik untuk studimu!^^

Oh ya, aku dapat pengalaman bagus di Barcelona! Aku mendatangi tempat-tempat yang sebelumnya membayangkanpun aku nggak pernah! Dan satu yang paling aku suka, sebuah pancuran, dimana kalau kita minum air itu, katanya kita akan bisa balik lagi kesana nantinya. Dan aku minum air itu! Rasanya seperti.. air.. hahahaha.. kupikir rasanya akan berbeda, lebih manis mungkin. tapi ternyata sama saja~ hahaha..

Aku kesana sama Taemin sama Kibum. Sebenarnya manajemen yang merencanakan ini semua. Lumayan bisa punya pengalaman jalan-jalan di Barcelona. Tempatnya bagus, aku suka disini, bangunannya unik, sangat berbeda dengan di Korea.. yah, tentu saja! hehe.. aku harap kamu bisa ikut, disini asik sekali! Kamu pasti suka! Sekali-sekali kamu main, aku tahu kerjaanmu di rumah terus nggak ngapa-ngapain! Hahaha.. i know you, because you tell me all.. kkk

Oke, sebelum Ki cerewet lagi menyuruhku mandi, aku harus mandi sekarang! Jangan lupa balas lagi suratku! Senang berbalas surat denganmu! Maaf kali ini suratku pendek sekali, lain kali akan kutulis seperti novel! Hahaha..^^

The Smooth Chicken King
Lee Onew

"Kutunggu, 500 halaman.." gumamnya pada suratnya, kemudian terkekeh sendiri menyadari bahwa tentu saja si penulis surat tak akan mendengar apa yang dikatakannya.

Ia tutup surat itu, kemudian memasukkannya kembali kedalam amplop. Juga foto yang sejak tadi dilihatnya. Chaeyong berjalan ke kamarnya untuk menyimpan suratnya didalam kotak tempatnya menyimpan berpuluh-puluh, atau mungkin beratus-ratus surat yang pernah dikirim si penulis surat untuknya. Lee Onew itu. Hingga gadis itu berada didalam kamar, ia masih bisa mendengar suara dua orang pria dewasa di dapur sedang berseteru. Sebenarnya nggak berseteru juga. Karena yang satu ngamuk-ngamuk satunya lagi merayu sok imut. Aigoo~

***

2 weeks later, after Yong sent a reply mail

Hei~! Aku sudah menerima surat balasanmu kemarin! Maaf jadi membuatmu iri dengan liburanku~ kkk.. kapan-kapan akan kuajak kau pergi! ^^

Aku nggak bisa mengirimu 'novel' kali ini, aku akan benar-benar sibuk di jepang setelah ini! Mungkin saat surat ini sampai ke rumahmu, aku sedang ada disana dan sibuk dengan promosi dan sebagainya~ kuharap kau bisa menontonnya.. hehe..

aku menulis ini dalam perjalananku pulang show. lelah sekali, sekarang jadi aku yang mengeluh! Haha.. hidungku sudah mulai mampet, semoga saja besok nggak sakit! haha.. aku kan harus muncul untuk MVP dan Shawol.. doakan aku ya! Aku tidak ingin mengecewakan mereka~!^^

Kau sudah dengar lagu baru kami di album jepang? Akan kukirimkan satu untukmu kalau belum! Memang nggak seperti One For Me (Lagu SHINee di album The SHINee World).. tapi aku yakin kamu suka lagu baru kami.. hahaha, taruhan ayam deh~! Kekeke..

Lagi ujian sekarang? Semangat ya! Jangan malas-malas nanti ayamnya pada mati aku minta pertanggung jawabannya! hahaha.. oke, van nya sudah sampai dorm. Aku akan balas suratmu lebih panjang lagi nanti..^^

Lee Onew

Chaeyong menghela nafasnya panjang. Setelah membaca surat itu, bukannya tersenyum seperti biasa, tapi raut wajahnya menandakan kalau ia tidak sedang senang. Ia letakkan lembaran surat itu di sebelah kiri keyboard komputernya, dan kembali memandang layar komputernya. Tampilan blog memenuhi seluruh layar, namun di sebelah kanan terlihat sebuah bar yang menampilkan Tweetlist teman-temannya. Ia membaca salah satu tweet yang menarik perhatiannya sejak tadi dan tak lepas membacanya.

Yondaime Onew tidak dapat menghadiri acara Athena di Jepang dikarenakan sakit demam tinggi *post link*

Sekali lagi gadis itu menghela nafasnya. "Kutebak sehari setelah menulis kamu nggak bisa bangun dari tempat tidur.." katanya pada entah siapa. Chaeyong menatap kembali surat itu, bukan membacanya, hanya menatap. Teman pena nya itu sakit, dan kini ia merasa khawatir setengah mati. Ia juga tidak tahu kenapa ia jadi khawatir seperti itu.

Dengan cepat Chaeyong meraih selembar HVS dari laci bawah meja belajarnya, mengambil salah satu spidolnya asal dari tempat pensil berbentuk silinder bergambar abstraknya, kemudian menuliskan sesuatu..

Dan ternyata kau sakit, jadi setelah ini aku yakin kau tak bias mengirimi ku novel lagi.. sudahlah, lupakan novelnya, sembuhkan saja sakitmu! Aku tidak berharap kau mengirimiku setumpuk kertas dengan banyak guyonan garing khas mu, yang penting kau sembuh dulu, itu lebih bagus..

Chaeyong menghentikan tulisannya, ia menggaruk-garuk kepalanya dengan ujung tutup spidol yang ia tancapkan di bagian belakang spidolnya. Ia baca lagi, kemudian meremas kertas itu dan membuangnya. Ia tidak tahu harus membalas apa kali ini..

***

2 Months later

Hidup Chaeyong makin sibuk semakin lama. Sudah pertengahan semester. Tugas menumpuk, kuliah praktek menghujani gadis itu sepanjang minggu, beserta paper laporan yang harus dikerjakannya dalam waktu satu minggu untuk setiap paper. Kertas-kertas dan buku menumpuk di samping komputer di meja belajarnya, lingkar mata nya makin menghitam. Tak membuatku makin berkarisma seperti kakak keduanya, Seunghyun, tapi membuatnya tampak lebih mirip panda. Berkali-kali ia menguap dimanapun ia berada. Di kelas, laboratorium, perpustakaan, dan terakhir, kini ia memilih duduk di kafetaria. Memesan secangkir kopi hitam dengan sedikit gula, memilih tempat di ruangan paling pojok, dan memeriksa twitternya dari ponsel.

"Aigoo~ konser.. asik ya yang bisa nonton.." gumamnya, kemudian tersenyum kecil. Ia menscroll layar ponselnya turun untuk melihat tweet-an di bagian bawah. "Apa ini..?" gumamnya saat menemukan satu tweet yang menarik perhatiannya.

Yondaime [FANCAM] Onew seen at a family restaurant with a middle aged woman at 7:34 PM KST. *photo*

"Heung~?" Chaeyong tertegun, kemudian membuka link yang tertera pada bagian akhir posting tersebut. Tampak seseorang dengan jaket tebal hitam dan kupluk warna abu-abu tengah duduk dengan wajah lelah di salah satu meja di restoran yang di sebutkan. "Geu namja.." gadis itu menggumam lirih.

Ia baru sadar, kalau teman surat menyuratnya itu sudah cukup lama tidak mengirimkan surat padanya. Hanya mengirimkan e-mail beberapa kali dan pendek. Seperti "Apa kabar?" atau "Bagaimana kuliahmu?" dan yang terakhir dikirim bocah itu sekitar satu minggu yang lalu adalah "Aku terlalu lama vakum.." namun terasa menggantung karena setelah itu ia tidak pernah memberikan kabar lagi.

Akhir-akhir ini bocah itu memang sedang dilanda banyak rumor setelah ke vakumannya akibat sakit. Yah, setelah info sakit 2 minggu yang lalu, hingga 2 bulan ini Onew sama sekali tak menampakkan batang hidungnya di hadapan publik. Hanya sesekali ia tertangkap kamera fans sedang berada di beberapa tempat dengan teman-temannya yang entah siapa saja, dan terakhir dengan seorang ahjumma yang mereka tidak tahu siapa itu.

Yang membuat Chaeyong resah adalah wajah Onew yang sedikit lelah dan tampaknya sama sekali tidak bahagia. Seperti sedang ada masalah yang ia alami, dan ia hanya ingin menyimpannya sendiri. Chaeyong menyangka seperti itu, karena sudah dua bulan Onew tidak mengirimkan surat padanya untuk menceritakan berbagai masalah yang di alaminya. Biasanya saat bocah itu stress ia akan mengirimkan surat untuk membuang kekesalannya meski ia tidak berharap Chaeyong akan membalasnya. Tapi sampai sekarang masih banyak hal yang ada pada Onew yang belum Chaeyong ketahui. Ia tahu bocah itu penuh dengan rahasia.

Chaeyong menghirup kopinya, meletakkan ponselnya dan mengambil sesuatu di ranselnya. Selembar kertas file dari dalam bindernya, juga pulpen yang ia sematkan di tengah spiralnya. Ia pun mulai menulis..

Aku melihat berita tentangmu di internet, kenapa kau jadi makin misterius saja? Gara-gara kelakuanmu itu jadi banyak rumor yang simpang siur tentangmu. Kau masih sakit? Atau sedang ada masalah dengan pekerjaanmu? Kenapa tidak membalas suratku? Sudah 2 bulan yang lalu aku mengirimnya, dan sama sekali tak ada balasan darimu! E-mail pun sepertinya kau mengirimnya karena iseng.. Aigoo~ aku tidak tahu kenapa aku jadi se-khawatir ini padamu!

Kuharap kau mau menceritakan semuanya. Soal masalahmu itu padaku! Aku akan berusaha membantumu jika aku mampu! Arraseo~? Jangan simpan semuanya sendiri!

Chaeyong

***

1 week later

Hyeong~ aku mohon, jangan di bekuin donk~! Nanti aku nraktir ceweku gimana~?” Seunghyun merajuk, ia memeluk kaki Dongwook sambil mewek-mewek memohon agar kartu kreditnya tidak dibekukan.

“Pokoknya bulan ini kamu nggak pakai kartu kredit! Titik!” Dongwoon ngamuk. Ia berusaha melepaskan kakinya dari jeratan tangan adiknya yang posturnya sedikit lebih besar darinya itu. “Lepasin kaki gue!” Dongwoon menendang Seunghyun, hingga bocah besar itu tersungkur, bagaikan anak tiri yang di tendang oleh ibu tirinya yang kejam.

Hyeong~” Seunghyun memohon.

“No protes!” Dongwook keukeuh.

Eomma~~” Seunghyun bangkit, kemudian berlari pergi mencari ibunya di bagian rumah yang lain. Dongwook menghela nafas, akhirnya ia bias tegas dengan persoalan kartu kredit itu.

Oppa! Dia kenapa?” dari ujung ruangan, dekat pintu, tiba-tiba seorang gadis dengan baju khas mahasiswa berdiri sambil melepas sepatunya asal. Dongwook menoleh.

“Biasa, kartu kredit!” Chaeyong mengangguk saja. “Oh ya, ada surat lagi buat kamu! Tumben, padahal udah lama berhenti ya kayaknya?” Dongwook mendekati adiknya itu dan menyodorkan selembar amplop biru muda dengan tulisan alamat tertuju ke rumah mereka di bagian depan amplop itu. Juga sebuah bungkusan berlapis kertas kado berwarna sama.

“Makasih oppa! Kemaren aku kirim lagi sih, jadi mungkin ini balesannya..” jawab Chaeyong jujur sambil menerima amplop itu.

Nugu?” Dongwook tiba-tiba penasaran.

“Apanya?”

“Temen penamu.. aku heran, jaman internet kayak gini kalian masih aja hobi surat-suratan!” katanya. “Siapa sih?”

Chaeyong tersenyum kecil. “Ada deh oppa!” katanya, kemudian berlalu ke kamarnya. Dongwook tertegun sebentar, namun sesaat tersenyum kecil. Ia mencoba menebak siapa orang yang hobi surat-menyurat dengan adiknya itu. Tebakan seorang kakak.. yah~ kalian tahu lah..kkk

Chaeyong melemparkan tas dan bungkusan yang didapatnya tadi dengan asal di atas ranjang, kemudian menghempaskan tubuhnya di samping back pack nya itu. Ia memandang amplop di tangannya, lebih mirip seperti menerawang. Segera ia sobek tepi amplopnya, mengambil suratnya, dan membacanya.

Hai, sudah lama ya.. haha..

Aku sudah sembuh kok, jadi nggak perlu khawatir. Tapi terima kasih udah mau mengkhawatirkanku! Aku jadi nggak enak.. hehe..

Sebenarnya nggak ada masalah yang terlalu serius yang aku alami saat ini, cuma kelelahan karena terlalu banyak aktifitas yang memforsir tenagaku, jadi aku butuh istirahat sedikit lebih lama. Tapi mungkin banyak orang menyangka aku sedang menyembunyikan sesuatu. Engga kok, aku baik-baik saja.. ehm.. yah, mungkin begitu.

Maaf suratmu yang 2 bulan lalu itu, sebenarnya aku sudah menulis balasannya, tapi aku tidak sempat mengirimkannya karena tidak bisa bangun dari tempat tidur sama sekali. T_T. Dan sekarang suratnya malah hilang. Hehe.. tapi aku masih menyimpan suratmu. Terima kasih lagi karena kamu udah menegurku. Haha, aku memang terlalu suka bekerja sampai sakit begini.

Apa kuliahmu masih lancar? Semoga saja.. aku rasanya jadi seperi mengganggu perhatian mu dari studi ya? Maaf, tapi rasanya mengobrol denganmu lewat surat begini asik sih.

Umh.. tapi kali ini aku mau minta satu hal, mungkin ini cuma bisa aku beritahukan padamu..

Lusa, bisakah kau temui aku di stasiun subway? Aku akan menemuimu jam 3 sore setelah aku latihan vocal! Kalau bisa, kirim email ke nomorku *nomor ponsel* ..aku akan menunggumu! Aku ingin memperlihatkan sesuatu padamu.. tapi jangan kaget ya.. sebenarnya aku sendiri juga belum siap untuk mengatakan ini tapi.. aku rasa aku harus..

Oke, sampai disini dulu.. sekali lagi aku belum bias mengirimkan novel padamu! Hahaha.. tapi aku kirim CD yang aku janjikan padamu! The First kami, semoga kau suka!^^

Lee Onew


Sesaat degub jantung Chaeyong semakin cepat membaca bagian akhir surat itu. Apakah ini sebuah pernyataan tentang.. “Tidak mungkin..” gumam Chaeyong sendiri. Ia berusaha mengulum senyumnya. Pikirannya sudah penuh dengan imajinasi menyenangkan. Ia tidak mau lebih jauh berimajinasi lagi, dan segera ia alihkan perhatiannya pada bungkusan yang tergeletak di sampingnya. Ia ambil bungkusan itu dan menyobeknya dengan asal. Sebuah CD album jepang SHINee.

Chaeyong membukanya, mengambil CD nya dan memainkannya menggunakan player. Lagu pada Track list 1 pun mengalun. Chaeyong kembali merebahkan diri di atas kasurnya, menumpukkan kedua tangannya di atas matanya, “Lusa jam 3..” ia bergumam. Dan sebentar kemudian, ia tertidur, dengan speaker playernya memutar music dengan cukup keras.

***

2 days later, 2.30PM KST

Seorang laki-laki dengan kemeja kotak-kotak coklat, jeans hitam, dan sneaker high warna putih duduk di salah satu bangku di stasiun subway. Di wajahnya tampak selembar masker warna putih menutupi wajahnya. Di sampingnya tampak ransel hitam cukup besar, dan tangannya tak henti-hentinya memainkan ponselnya, sampai ia berhenti di sebuah pesan yang baru terkirim kemarin dari seseorang yang nomornya tak dikenalnya.

Oke, stasiun subway, jam 3 sore! -Chaeyong-

Ia menghela nafas pendek, kemudian mengantongi ponselnya. Janjian jam 3, tapi kenapa setengah jam sebelumnya ia sudah datang?

Orang itu memandang ke sepanjang peron, dan sesaat kemudian kereta yang baru saja dipenuhi oleh penumpang itu berlalu dari hadapannya, membawa orang-orang itu untuk sampai ke tujuan mereka. Pandangannya seperti sedang menunggu seseorang yang akan datang. Ya memang ia sedang menunggu seseorang. Tapi kenapa harus di stasiun jika mereka tinggal di kota yang sama?

“O..Onew-ssi?” tiba-tiba ia merasa seseorang memanggilnya. Laki-laki itu menoleh. Didapatinya seorang gadis dengan kaos warna ungu dengan gambar bercak warna hitam yang terhias asal di bagian tengah baju itu. Rambut pendeknya yang tak beraturan, poninya dibiarkan menutupi sebagian matanya, ransel besar bertengger di punggungnya, ponsel warna putih dengan gantungan mirip marshmallow berada di tangannya. “C..Chaeyong imnida..” katanya dengan senyum kecil. Di wajahnya.

“Oh.. Chaeyong-i?” Onew menarik maskernya turun hingga menutupi dagu, dan senyumnya mendadak muncul. Gadis itu mengangguk. “K..kau sudah datang?”

“Aku baru dari lab, dari pada pulang dulu, aku langsung kesini saja..” jelas Chaeyong.

Keurae~?” Chaeyong mengangguk. “Duduklah!” Onew bergeser setelah memindahkan tasnya, kemudian menepuk bangku di sampingnya, mengisyaratkan agar Chaeyong duduk disana. Tanpa perlu aba kedua, gadis itu sudah menghempaskan pantatnya di sana dan duduk dengan canggung.

Ini kali pertama mereka bertemu, setelah cukup lama mereka berteman hanya melalui surat-menyurat. Makanya kini keduanya sama-sama canggung dan hanya duduk diam. Chaeyong tidak tahu harus mulai bertanya dari mana, dan Onew malah tampak seperti sedang menunggu sesuatu.

"O..Onew-ssi.. sebenarnya apa yang mau kau tunjukkan?" tanya Chaeyong canggung, namun penuh dengan rasa ingin tahu. Meski ia merasa sangat deg deg an, tapi ia mencoba untuk menekannya.

Onew melirik arloji di tangan kirinya. "Kita berangkat sekarang saja.." katanya, kemudian menoleh dan tersenyum pada Chaeyong.

"B..berangkat?" Onew mengangguk. Ia berdiri, memakai kembali maskernya dan mengenakan ransel besarnya.

"Kajja!" ajaknya, kemudian berjalan mendahului Chaeyong. Gadis itu mengikutinya, masuk kedalam subway yang baru saja sampai di hadapan mereka. Keduanya duduk di salah satu sudut gerbong. "Tapi.. lain kali jangan panggil aku Onew-ssi, rasanya kaku tahu! Panggil seperti di surat saja!" katanya.

"A..ah ne~" jawab Chaeyong dengan senyum tipis. Namun kepalanya masih bertanya-tanya, kemana mereka akan turun nantinya.

*

Tak lama, dan akhirnya mereka sampai. Di Anyang, sebuah kota di selatan kota Seoul. Onew mendahului keluar dari subway, di susul Chaeyong yang masih bingung, untuk apa dia sampai di Anyang? Namun ia tidak bertanya sedikitpun sejak tadi. Bahkan keduanya terus diam didalam subway.

Keluar dari stasiun, mereka menuju ke sebuah halte bus, menaikinya sekitar 15 menit, kemudian turun dan berjalan sebentar hingga mereka berhenti di sebuah family restaurant. Tidak langsung masuk, Onew malah berhenti di depan restaurant itu mendadak, membuat Chaeyong yang berjalan sambil melihat ke segala arah itu menabrak punggungnya.

"Aih~" serunya. Ia mundur beberapa langkah, memegangi keningnya. "Kenapa berhenti?"

"Kita sampai.." jawab Onew pendek, tanpa menoleh sedikitpun.

"Ha?"

Onew berbalik dan tersenyum tipis. "Kita sudah sampai!" katanya mengulang.

Chaeyong memandang ke bangunan besar khas restauran di hadapannya. Mereka ke Anyang hanya untuk ini? Di Seoul juga ada! Ia mengembalikan pandangannya pada Onew. "Cuma mau ke family resto?"

"Kita masuk!" ajaknya, tanpa menjawab kebingungan Chaeyong sedikitpun. Makin membuat Chaeyong tak mengerti.

"Ya! Apa maksudnya??" Chaeyong tertegun. Sementara Onew sudah masuk terlebih dahulu, meninggalkannya yang masih berdiri dengan tampang kebingungan di depan tempat makan itu. Hingga akhirnya ia memilih mengikuti laki-laki itu masuk kedalam restaurant.

Chaeyong berjalan tepat dibelakang laki-laki itu, mereka menuju ke suatu tempat, meja paling pojok, dengan kapasitas 4 orang. Dan disana sudah duduk dua orang, seorang wanita berambut panjang dengan kemeja putih dan anak kecil yang tengah makan sambil bercakap-cakap dengan wanita di hadapannya.

"Sanghyunie~!" Onew menyapa seseorang, membuat mereka menoleh, dan senyum mereka pun semakin lebar.

"Appa~!!" anak kecil itu berteriak riang. Dia yang bernama Sanghyun. Ia turun dari kursinya, masih memegangi sendoknya. Berlari ke arah Onew yang segera berjongkok, dan mereka berpelukan.

"Appa?" gumam Chaeyong bingung.

"Kangen sama appa?" tanya Onew pada Sanghyun tak kalah riangnya. Bocah itu mengiyakan. Dan membuat Chaeyong lebih kaget lagi. Tiba-tiba ada perasaan tidak senang memenuhi relung hatinya. Mendadak otot-otot wajah yang menghendakinya untuk tersenyum, mulai menolak untuk bekerja. Matanya terus tertuju pada dua orang ayah-anak itu. Dan semakin lama hatinya makin hancur. Ia hanya bisa diam, tak berkutik. Bukannya mendapatkan apa yang ia pikirkan, ia malah diberi kejutan yang kepikiranpun ia sama sekali tidak penah.

"Jogiyo.. apa kau teman penanya Jinki?" tanya wanita itu dengan senyum ramah, membuyarkan lamunan Chaeyong.

Chaeyong mendongak, terbengong sebentar, kemudian memaksakan senyumnya. "Ah, ne.. nan Choi Chaeyong imnida!" jawabnya. Wanita itu mengangguk mengerti.

"Sandara Park imnida~! Bangapseumnida~!" wanita itu menjawab dengan sopan. Chaeyong mengangguk. 'Nona ini cantik sekali..~' pikirnya.

Sejurus kemudian, mereka semua sudah duduk di meja yang sama. Wanita muda bernama Sandara yang diketahui sebagai ibu dari Sanghyun, si bocah laki-laki itu, duduk di sebelah anaknya, dan Onew yang berhadapan dengan Sandara, duduk di sebelah Chaeyong. Mereka mengobrol sedikit. Sandara menegur Onew yang masih belum bisa menggendong bocah kecil itu, dan sesekali mereka tertawa melihat tingkah lucu bocah 5 tahun yang tengah berjuang untuk bisa makan sendiri dengan rapi. Hingga saatnya Sandara pergi untuk kembali bekerja.

"Aku titipkan ia padamu!" Sandara menyerahkan anaknya pada Onew di depan restauran itu. Onew mengangguk mengerti. Ia menggandeng anaknya itu dan tersenyum lebar. "Hyun-ie~ jangan nakal sama appa!" Sandara memperingatkan.

"Ne eomma~!" katanya menggemaskan.

"Jangan bekerja terlalu keras, nanti kamu sakit.." Onew mengusap pipi wanita itu lembut. Sandara mengangguk kecil seraya melepaskan tangan Onew dari wajahnya.

"Aku harus segera berangkat! Meeting di mulai 10 menit lagi!" katanya. "Maaf merepotkan kalian! Sampai jumpa!" lanjutnya, dan bergegas pergi. Ia berlari di atas sepatu hitam ber-hak tingginya, rambutnya yang terurai bergoyang-goyang asal. Seorang staff di sebuah perusahaan, sudah punya anak, dan dia.. istri Onew? Onew sudah punya istri?? Satu hal yang tidak pernah ia pikirkan sama sekali. Seseorang yang dikaguminya ternyata sudah punya anak-istri.. Mendadak tengkuk Chaeyong kaku.

"Appa~! gendong!" Sanghyun merengek sambil menarik-narik celana Onew. Memecahkan lamunan Chaeyong, dan membuatnya mengurungkan diri untuk memegangi tengkuknya.

"Ah.. eottokhe? Appa nggak bisa gendong kamu, sayang~" Onew bingung sendiri.

Melihat hal aneh di hadapannya, Chaeyong yang sebenarnya adalah pecinta anak-anak (bukan pedofil!), tak bisa tinggal diam. Ia berjongkok di depan Sanghyun dan membuka tangannya. "Sini sama noona! Kita ke taman yuuk!" katanya manis.

Wajah Sanghyun cukup cerah untuk mengiyakan ajakan Chaeyong. Ia mengangguk senang, kemudian berlari ke pelukan gadis itu, dan sesaat kemudian Chaeyong sudah menggendongnya. Onew menatap gadis itu cukup takjub. Ia tersenyum lebar. "Akan kuajarkan kau cara untuk membuat seorang anak senang!" katanya, kemudian berlalu mendahului Onew. Onew terkekeh, ia bergegas menyamai langkah Chaeyong. Ketiganya menuju ke taman bermain anak-anak.

*

Sudah sekitar satu jam, dan akhirnya Chaeyong kelelahan untuk mengikuti anak itu mencoba segala permainan, dan kini berakhir di bak pasir. Membuat istana pasir bersama beberapa anak lain yang baru dikenalnya di taman itu. Sedangkan Chaeyong dan si Onew 'appa' duduk di atas ayunan sambil sedikit menggoyangkan ayunannya.

"Tidak kusangka kamu seorang ayah.. aku tidak tahu kau sudah menikah dan punya anak!" ujar Chaeyong. Terdengar seperti menyesali ia sudah menyanggupi ajakan Onew untuk bertemu di stasiun subway sore ini. Tapi.. tidak sepenuhnya menyesali juga, karena akhirnya terkuak satu rahasia Onew yang tidak ia ketahui. Meski ia masih berusaha untuk tidak mempercayainya, namun ia sudah melihat buktinya dengan mata kepalanya sendiri. Lee Jinki benar-benar penuh dengan rahasia!

"Mwo? Apa aku pernah bilang aku sudah menikah?" tanya Onew bernada tidak terima. "Dia memang anakku.. tapi itu karena ibunya adalah calon tunanganku!"

"Eh?" Chaeyong menoleh. Memandang laki-laki yang lebih tua darinya itu, yang tengah melihat anaknya yang bermain dengan riang bersama teman-teman barunya.

"Kami akan bertunangan sebentar lagi.. ibuku yang menyarankannya! Itulah kenapa aku jadi stress akhir-akhir ini, dan memilih vakum sebentar untuk menyembunyikan diri, mengurus soal ini semua! Tapi sepertinya aku harus menundanya! Sandara noona sibuk sekali akhir-akhir ini!" Onew menghembuskan nafas dari mulutnya. "Boleh aku menceritakannya?" katanya lagi.

"Mwohae?"

"Bagaimana aku bertemu dengan kedua orang itu.." Onew menoleh pada Chaeyong yang tersentak kaget sesaat, saat melihat wajah dengan sorot mata sangat tulus itu memandang ke arahnya. Chaeyong hanya bisa mengangguk. Lagi pula ia juga penasaran dengan ceritanya. Onew mengembalikan pandangannya pada Sanghyun, dan memulai ceritanya.

#FLASHBACK#

"Ahh.. dowajuseyo~!!" malam hari, sekitar pukul 8.30, seorang wanita berteriak-teriak di sebuah halte yang cukup sepi. Ia baru turun dari bus, dan tepat setelah bus meninggalkan tempat itu, wanita itu terjatuh. Ia memegangi perutnya yang besar. Wajahnya penuh dengan keringat, tas besar yang ia bawa pun tergeletak dan ia sudah tak peduli lagi. Yang ia pedulikan hanyalah perutnya. Bayinya, yang ia rasa sudah akan keluar sebentar lagi. "Dowajuse.. ahh.." ia berteriak lagi.

Saat itu, Onew baru keluar dari sebuah store 24 jam untuk membeli beberapa keperluan, dan menemukan wanita muda yang tengah hamil besar itu berteriak-teriak di depan halte. Tanpa berpikir panjang, ia menghampirinya.

"Bayinya.. bayinya sudah mau.. k..keluar~!!" wanita itu berteriak kesakitan.

"A..arraseo~ jamkanmanyo~!" Onew melompat ke jalan, menoleh ke segala arah, dimana ia bisa menemukan taksi. Dan tak lama kemudian sebuah taksi melintas. Ia mencegatnya, meskipun tanda di bawah bar tulisan TAXI itu menunjukkan bahwa sudah berisi penumpang.

Taksi itu berhenti, kaca depannya terbuka, dan kepala supirnya pun menyembul dari dalam. "KAU BODOH HA?? TAKSI KU SUDAH ISI TAU!!" ia berteriak.

"Tolong ahjussi, ada wanita mau melahirkan disini! Bolehkah kami numpang sebentar?" Onew memohon. Ia menunjuk ke arah wanita yang masih terduduk di tanah dengan tangan memegangi perut besarnya itu.

"Ahh.. ketubannya pecah~!" wanita itu berteriak lagi.

"Aigoo.. ya~ ahjussi~! Jebalyo~!" Onew memohon dengan setengah berteriak karena sudah tak sabar, sementara wanita itu masih berteriak kesakitan di depan halte.

*

Setelah menunggu cukup lama, suara bayi pun mulai memenuhi ruang bersalin. Bayinya sudah lahir. Onew tampak lega setelah cukup lama berdoa didepan ruangan itu, bagai sedang menunggu anaknya sendiri lahir dari rahim istrinya. Tak lama, dokter yang menangani pun keluar, Onew segera menghampirinya dengan wajah cemas.

"Bayinya laki-laki!" dokter wanita yang baru keluar dari ruang bersalin itu menceritakan pada Onew tanpa diminta. Hanya dengan melihat ekspresi Onew saja ia sudah tahu apa yang ingin anak laki-laki itu tanyakan. "Sehat dan normal!"

"Bagaimana dengan ibunya?" tanya Onew antusias.

"Ia selamat! Dan sekarang sedang beristirahat didalam!" jawab Dokter itu dengan senyum lebar. "Apa kau ayahnya?"

"Ne?"

"Makin banyak saja pasangan muda sekarang!" Dokter itu terkekeh, kemudian menepuk bahu Onew pelan. "Jaga baik-baik anak istrimu ya! Hidup ini susah lho!" nasehatnya, kemudian pergi dengan senyum lebar. Meninggalkan Onew yang terbengong tidak mengerti.

*

Onew menjenguk wanita itu keesokan harinya. Ia membawa bunga, dan makanan sehat untuk ibu melahirkan yang resepnya ia dapat dari Kibum (entah bagaimana bocah laki-laki itu bisa tahu soal yang seperti itu~!). Setelah masuk dan menyapa wanita itu, Onew meletakkan bawaannya di atas meja dan menaruh bunganya didalm vas yang kosong.

"Gomawoyo~!" wanita itu berkata lirih. Onew hanya tersenyum mengiyakan.

"Noona ingin melihat bayinya?" tanya Onew segera. "Setelah noona makan, aku antar kesana! Bayimu sangat tampan!" katanya lagi.

Wanita itu tersenyum lebar, kemudian mengangguk mengiyakan.

Setelah Onew menyuapinya, ia mengantarkan wanita muda yang memang lebih tua darinya itu ke ruang bayi, dan melihat bayinya itu dari balik kaca. Sesaat air mata meleleh di pipi wanita muda cantik itu, namun ia segera menyekanya. Ia terlalu bahagia melihat anugrahnya yang didapat dari Tuhan itu, kini tengah tertidur dengan nyaman di dalam salah satu box bayi itu.

"Dokter bilang, aku ini ayahnya.." gumam Onew asal saat melihat betapa lucunya bocah itu. Ia menyukainya.

"Ne?"

Onew mengalihkan pandangannya pada wanita itu. "Dokter kira, aku ini ayahnya..haha.."

Wanita itu tersenyum lebar. "Kalau kau mau, kau boleh jadi ayahnya!" katanya bercanda. Keduanya tertawa.

"Boleh aku tahu nama noona?" tanya Onew.

"Kau tidak melihatnya di papan nama pasien?" wanita itu tertawa kecil. "Nan Park Sandara ieyo~! Neo?"

Onew tersenyum kecil sambil mengangguk-anggukan kepalanya. "Lee Jinki imnida!" katanya, kemudian kembali memandang ke arah bocah kecil yang kini menggeliat itu. Menggemaskan. "Semoga dia tumbuh besar dengan baik.." Onew berkata penuh harap.

"Terima kasih! Karena kau, dia jadi mendapat kesempatan untuk hidup.." ujar Sandara berterima kasih. Onew hanya mengangguk, dan tersenyum.

#FLASHBACK END#

Onew menghela nafas setelah ceritanya usai. Rasanya baru kemarin ia menolong Sandara, tapi kini Sanghyun sudah sebesar itu. Jadi seperti inilah perasaan seorang ayah. Melihat anaknya semakin hari tumbuh semakin besar. Meski ia tidak begitu mengikuti dengan benar perkembangan anaknya itu. "Dan beberapa bulan setelahnya, akhirnya kami berdua berkomitmen untuk pacaran demi Sanghyun! Dan aku benar-benar akan menjadi appanya. Kurasa dokter itu cenayang! Haha.." lanjutnya, kemudian tertawa geli sendiri. Sedangkan  Chaeyong hanya menyunggingkan cengiran kecil di sudut bibirnya.

"Lalu, apa sebelumnya Sandara-ssi punya suami?" tanya Chaeyong mencari tahu.

Onew menggeleng. "Ahniyo.. dia single parent! Temannya yang membuatnya harus memiliki anak di usia yang semuda itu! Kejadiannya panjang, aku tidak bisa menceritakannya sekarang!" jelas Onew.

"Kalau begitu kau jadikan itu sebagai bahan novel yang akan kau kirimkan padaku nanti!" canda Chaeyong getir. Onew tersenyum, kemudian mengangguk.

"Bisa di pikirkan.." katanya.

Mereka terdiam. Mata Onew masih memperhatikan Sanghyun, begitu juga dengan Chaeyong. Namun pikiran gadis itu berada di tempat lain. Berusaha memendam betapa remuk hatinya saat itu. Padahal ia berharap sesuatu yang membahagiakannya akan terjadi, tapi ternyata.. yah, tapi setidaknya, dia bahagia untuk Onew. Jika temannya itu bahagia, ia juga akan merasakan kebahagiaan itu untuknya.

***

1 week later

Sanghyun terus menanyakan tentangmu! Kau tahu, katanya kau adalah noona favoritnya! Dan saat bertemu denganku, ia terus meminta untuk bertemu denganmu! Kapan kau punya waktu luang lagi, bisakah kau menyanggupi untuk bertemu Sanghyun? Bahkan hari ini ia merengek sampai menangis untuk bertemu denganmu! Kirim pesan padaku kalau kau sempat ya!

Sepertinya memang benar pertunangan kami sebentar lagi akan dibatalkan! Sandara noona sedang sibuk dengan proyek barunya, entah apa itu! Yang jelas setiap hari ia menitipkan Sanghyun ke TPA, makanya aku sering ke Anyang untuk menemuinya. Ku harap kau ada disini untuk mengajariku lebih banyak tentang mengurus anak! Hehe..

Novelnya tidak bisa ku kirimkan, akhirnya aku mengatakannya juga! Haha.. tanganku pegal harus menulis beratus-ratus halaman untukmu! Aku akan menceritakan banyak hal soal kami! Aku senang akhirnya punya teman untuk berbagi. Rasanya sesak menyimpan ini semua untukku sendiri. Sekarang aku bisa tersenyum sedikit lebih lega! Kurasa tepat pilihanku untuk mencari sahabat pena 5 tahun yang lalu, dan aku menemukanmu sebagai teman! Manhi gamsahaeyo, Yong-a!^^

Kau tidak perlu mengkhawatirkanku lagi sekarang. Aku sudah merasa lebih baik, karena dukungan eomma, teman-temanku, Dara noona, dan juga kau! Sekali lagi aku sangat berterima kasih padamu.. haha..

Ah, aku menulis ini di taman yang kemarin, mengantar Sanghyun main dengan temannya. Sudah senja, aku harus pulang! Nanti aku kirim surat lagi padamu yang sedikit lebih panjang! Aku harus mengantar Sanghyun ke eommanya! Kalau tidak bisa-bisa aku kena semprot! kkk..

Sampai jumpa!^^

Lee Onew

"Dari sahabat penamu lagi?" Dongwook bertanya saat Chaeyong melipat suratnya dan kembali memasukkannya kedalam amplop. Chaeyong mengangguk, kemudian mengantongi suratnya, dan kembali menatap layar TV yang menayangkan acara drama. "Kamu nggak terlihat begitu senang?"

"Ternyata dia udah punya anak.." gumam Chaeyong asal.

"Ha?"

"Nevermind!" jawab Chaeyong, kemudian melempar bantal ke manusia yang duduk di depannya mengganggu penglihatan. "Ya, oppa!! Bisa menyingkir sedikit?? Badanmu itu gede, nutupin TV nya tau!!" teriaknya, terdengar seperti tengah menumpahkan kekesalannya pada orang lain. Tapi Seunghyun yang di lempar malah semakin menjadi dan menutupi TV dengan badannya. Ia juga menumpahkan kekesalannya akan pembekuan kartu kredit, pada Chaeyong.

Dongwook mengerti, ia mengacak rambut Chaeyong pelan. Berharap adiknya merasa baik-baik saja.

***

Anyang, 3 days ago.

"Eomma, Sanghyun pulang~!!" seru anak kecil itu setelah masuk kedalam apartemen ibunya bersama Onew. Mereka melepas alas kaki dan bergegas masuk kedalam ruang tengah.

"Ohh.. Sanghyunie sudah datang? Senang main sama appa?" tanya Sandara lembut. Sanghyun mengangguk senang. "Sekarang Sanghyun ke kamar kandi, cuci tangan! Kita makan malam!" katanya kemudian. Sanghyun menyanggupi, dan bergegas berlalu ke kamar mandi.

Onew duduk di meja makan tanpa di persilakan. Ia mengambil kertas bersisi beberapa paragraf tulisan itu dan melipatnya menjadi seukuran amplop ukuran sedang. "Kau punya amplop?" katanya pada Sandara yang tengah menuangkan sup kedalam mangkuk besar.

"Ada, nanti ku ambilkan!" jawabnya tanpa berhenti bekerja. "Kau menulis surat lagi untuk gadis itu?" Onew mengangguk. Sandara tersenyum tipis. "Kulihat dia sepertinya suka padamu!" katanya lagi.

"Aku tahu.." Onew mendengus.

"Eh?" Sandara tiba-tiba mengangkat kembali pancinya, dan memandang Onew kaget. Ia tidak tahu ternyata Onew menyadarinya. Dan niat bercandanya malah membuatnya merasa tidak enak hari. "Jinki-a.."

"Sudahlah noona.. jangan bahas ini! Dia kan hanya teman penaku, nggak lebih.." Onew tersenyum kecil. "Aku ada disini untuk noona dan Sanghyun.. aku tidak akan menghianati kalian!" Onew tersenyum lebih lebar. Ia memandang ke Sanghyun yang sudah kembali dari kamar mandi dan bergabung dengan mereka. Bagaimana bisa ia meninggalkan anak selucu ini. Meski bukan ayah kandungnya, saat melihat wajah Sanghyun, ia merasa sangat bertanggung jawab dengan anak ini. Ia harus bisa menjadi ayah yang baik untuknya.

"Jinki-a.. gomawoyo~!" ujar Sandara penuh haru. Onew tersenyum, mengangguk pelan menjawab ucapan Dara sambil membelai kepala anak laki-lakinya yang duduk di sampingnya itu.

***END***

etteokhe~?? *aegyo* .. oke, ngga pantes.. sori~ ._.
ini ide tiba-tiba nongol tadi siang dalam perjalanan pulang dari kampus, inget sama foto onyu yang semalem di kirim temen..haha..
comment please~! and thx for reading~!^^

-Keep Shine Like HIKARI-

9 comments:

  1. yakin lo bukan pedofil ?
    hahahaha , cerita lo bagus bagus semua gw bingung mo komen apa ....
    cuma kasian bang tabi , dongwook pelit deh .....

    ha kan gw jadi inget hello baby lagi nih

    ReplyDelete
    Replies
    1. bukanlah~ enak aj..
      biarin, gw pengen bikin image nya tabi biar ga galak2 amat.. penuh dengan aegyo.. kkkk
      good bro bang dongwook! xppp

      gw jadi inget onyu nih.. *apaan lagi yang diinget kalo bukan itu~?? ._.*

      makasi udah baca~!^^

      Delete
  2. tak relaa tak relaa
    tapi setiap cerita ga mesti berakhir seperti yg author mau kan ya??kayak ini...hehehe

    bikin makin kngen onew deh >_<

    ReplyDelete
    Replies
    1. gimana kalo ternyata beneran kayak gini kejadiannya??
      *ngerendem kepala di tumpukan cucian* ._.
      abisnya inget onyu sama ahjumma itu, jadi idenya adalah onyu lagi ngomongin soal calon istrinya sama emaknya..
      ih wow sekali.. kkk -__-a

      makasi udah baca~!^^

      Delete
    2. enggak..ga mau jangan dulu
      aku belum siap punya eonni >,< *ngerendem kepala didada jjong(?)*

      sipp sipp...ditunggu lagi ya ^^

      Delete
    3. hahahaha..
      abis jadi orang sok misterius gitu, kebanyakan rahasia~ -__-

      ok..^^b

      Delete
  3. dowo men! nganti sayah aku sing ngunggah2ke layar (???)

    sidi kagol xD

    onew x dara............. darimananya qaqah ah -_-

    tp critanya aku suka xD

    dan..... SEKUELKU DAN BEBEK KECILKU MANA?! #alaiklan xD

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha.. aku juga gatau dari mananya.. waktu nyari cast cewe yang nyantol di kepalaku entak kenapa malah dara.. sekalian aja deh cheondong di pake jadi anaknya~ -__-a

      kkk.. makasi bang~! xDDDD

      zudah~ makan dulu zanah~ ada mie baekkie spesial tuh(?)
      hh.. malah ampir lupa bang.. iya deh~ ntar ak bikinin.. lg ngumpulin ide~ :DD

      Delete
  4. Kirain bakalan ada hubungan + happy ending. Tryata enggak dan nyesek banget udah punya anak. Tapi nggak papa deh. Ceritanya bagus kok. Aku suka yg satu ini.

    Keep writing ya eonni

    ReplyDelete